Di Ende Soekarno Tinggal di Rumah Haji Abdullah, Ada 7 Tempat Bersejarah Tanpa Penanda &Tak; Terawat
sangat berkesan bagi mereka dan tentu seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, ia berharap Pemerintah Kabupaten Ende
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
Lalu ruang tengah tampak lengang, hanya di dinding terpampang beberapa foto aktivitas Bung Karno selama di Ende.
Sebelah kiri ruang tengah ada kamar dengan dua tempat tidur, sementara sebelah kanan merupakan kamar Bung Karno ada satu tempat tidur dan satu lemari. Lalu di belakang ada ruang semedi Bung Karno dan dapur.
Menurut Udin, setiap tanggal 1 Juni banyak pengunjung datang namun tahun ini tidak ada pengunjung kecuali POS-KUPANG.COM. "Banyak kalau tahun-tahun sebelumnya, banyak yang dari luar Ende, tapi tahun ini tidak ada karena ditutup," ujarnya.
Udin mengakui, cerita berbau mistis yang berkembang di masyarakat, benar. "Misalnya ada suara anah, suara prajurit, bunyi orang berjalan ramai-ramai, tapi saya sudah terbiasa dengan itu dan saya nyaman saja," ungkapnya.
POS-KUPANG.COM lantas bergeser ke rumah cucu Haji Abdullah, Yanto Ambuwaru. Rumah Yanto Ambuwaru persis di samping kanan atau bertentangga dengan rumah pengasingan Bung Karno.
Menurut Ambuwaru, Kakek Haji Abdullah merupakan seorang pedagang dan tokoh di Kelurahan Kotaraja. Karena Haji Abdullah seorang pedagang, kata Ambuwaru, Kakek Haji Abdullah cukup dikenal, di Ende maupun luar Ende.
Cerita tentang Soekarno, kata Ambuwaru, diwariskan turun temurun secara lisan oleh Kakeknya. "Jadi saya dapat cerita dari ayah saya Ahmad Ambuwaru, yang kala itu sering menemani kakek bertemu Bung Karno," ungkapnya.
"Orang banyak kenal beliau, dan dia juga tokoh di sini. Waktu itu, ada ketika Bung Karno tiba di Ende, ada orang yang datang menemui kakek menanyakan rumah yang mau ditempati Bung Karno," ungkapnya.
Menurut Ambuwaru, saat di Ende Soekarno mencari dan ingin tinggal di rumah yang menghadap ke Timur atau ke arah matahari terbit.
"Dan rumah kakek saya itu menghadap ke timur dan kala itu mungkin satu-satunya rumah yang cukup bagus, yah rumah kakek saya," ungkapnya.
Menurutnya, kala itu, rumah Kakek Haji Abdullah ditempati oleh kontraktor asal Pulau Jawa dari PT. Hutama Karya yang mengerjakan proyek jalan trans Flores.
"Nah karena Soekarno mau tinggal di rumah itu, kontraktor dipindahkan oleh kakek, setelah Soekarno pulang, kontraktor itu tinggal lagi di rumah itu," ungkap.
Dia menceritakan, selama berada di rumah pengasingan Bung Karno bergaul akrab dengan warga sekitar.
Lanjutnya, 31 Oktober 1938 Bung Karno bersama keluarga meninggalkan Ende dan kembali lagi ke Ende setelah Indonesia merdeka.
"Waktu dia kembali lagi ke Ende, Bung Karno minta langsung ke Kakek Abdullah bahwa rumah pengasingan itu dijadikan tempat situs, tempat bersejarah," ungkapnya.