Virus Corona
Berbahaya, Keluarga Ambil Paksa Jenazah PDP di RS Ini, Tolak Dimakamkan Sesuai Protap Covid-19
Kasus pengambilan paksa jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 kini terjadi lagi. Tindakan tersebut dinilai sangat berbahaya.
"Untuk memandikan dan mensholatkan jenazah bukan kepada keluarga," kata Dandel dalam pesan tertulis.
Koordinator Bidang Operasional Gugus Tugas Provinsi Sulut ke Jemmy Kumendong mengatakan berdasarkan laporan BPBD Manado, pasien PDP tersebut meninggal pada Senin (1/6/2020) pukul 13.30 Wita.
Pasien tersebut laki-laki berusia 52 masuk rumah sakit pada Selasa, 26 Mei 2020 pukul 10.20 Wita.
Menurut keterangan Perawat RSU Pancaran Kasih, pasien mengalami penyakit diagnosa pneumonia, kehilangan kesadaran, PDP berat.
Manajemen Rumah Sakit Pancaran Kasih, melalui pers rilis singkat yang diterima membantah adanya upaya pemberian uang untuk membujuk keluarga agar pemakaman jenazah PDP dilakukan sesuai Covid-19.
Direktur Utama RSPK, dr Edwin Kambey membantah terkait kabar pemberian uang ke keluarga korban.
"Untuk penyakitnya nanti gugus tugas yang menyampaikan," katanya.
Kata Pakar Epidemilogi: Bahayakan Warga
Insiden penolakan penguburan jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) sesuai dengan protokol Covid-19 yang terjadi Senin (1/6/2020) kemarin, sangat disayangkan pakar epidemiologi Sulut, Prof Grace Kandou.

Ia mengatakan kejadian tersebut sangat membahayakan masyarakat. "Pasalnya jenazah PDP yang belum diketahui hasil pemeriksaan swab memang harus dikuburkan sesuai dengan protokol Covid-19, guna mencegah penularan virus tersebut," ujarnya.
Sebab tambah dia, jika sampai yang bersangkutan ternyata positif Covid-19, maka dampak buruk insiden kemarin bisa menjadi wadah penularan virus asal Wuhan tersebut bahkan menjadi klaster baru. "Sehingga sangat disayangkan aksi yang terjadi kemarin," ucap Kandou.
Akademisi Unsrat tersebut pun mengatakan insiden yang terjadi kemarin, akibat informasi hoaks yang beredar kemudian viral di masyarakat, yang mana Covid-19 itu adalah konspirasi dan tidak berbahaya bahkan menjadi ladang bisnis rumah sakit.
"Pemahaman ini jelas keliru. Untuk itu perlu diluruskan, jangan sampai informasi hoax tersebut membentuk opini dan menimbulkan kekacauan di masyarakat.
Sebab Covid-19 ini sangat berbahaya bagi masyarakat yang memiliki penyakit kronis dan usia lanjut," jelasnya.
Grace pun berharap, masyarakat dapat menyaring berbagai informasi yang beredar di media sosial, dan harus dicek kebenarannya, jangan langsung dibagikan, sehingga bisa membuat opini dan pandangan keliru bagi orang lain, dan bisa berdampak seperti kemarin. (