Virus Corona
Ternyata Benar Covid-19 Dibuat di Laboratorium, Inilah Buktinya, Siapa yang Buat?
Mewabahnya Covid-19 atau virus corona kini memasuki bulan keenam sejak ditemukan di Wuhan China pada 31 Desember 2019.
Ternyata Benar Covid-19 Dibuat di Laboratorium, Inilah Buktinya, Siapa yang Buat?
POS-KUPANG.COM - Mewabahnya Covid-19 atau virus corona kini memasuki bulan keenam sejak ditemukan di Wuhan China pada 31 Desember 2019.
Sudah lebih dari 6 juta orang terinfeksi dan jutaan lainnya terkena dampak. Karena belum ada obatnya hingga hari ini, maka tak heran ada banyak spekulasi terkait virus corona.
Tentang asal-usul hingga bagaimana sebenarnya virus ini bisa menyebar ke seluruh dunia selama hampir 5 bulan ini.
Menurut para ilmuwan, kemungkinan Covid-19 dibuat di laboratorium bisa jadi pendapat yang tidak boleh dikesampingkan.
Dilansir dari skynews.com.au pada Senin (1/6/2020), para ahli imunologi dan ahli genetika terkemuka mengatakan bahwa ada dua hal yang tidak biasa tentang Covid-19.
Yang pertama adalah bahwa virus berikatan dengan sel-sel reseptor ACE2 manusia lebih kuat daripada yang terjadi pada hewan lain, termasuk kelelawar.
Hal kedua yang tidak biasa tentang virus corona yang menyebabkan Covid-19 adalah ia memiliki apa yang disebut "situs pembelahan furin" yang tidak dimiliki oleh relatif kelelawar terdekat, RaTG-13.
Inilah yang membuat virus ini sangat menular.
Dan seorang ahli genetika Israel, Dr Ronen Shemesh, setuju dengan pendapat para ilmuwan ini.
Dr Ronen Shemesh, yang sedang mengerjakan pengobatan untuk Covid-19, mengatakan dalam pendapatnya virus itu lebih mungkin dibuat di laboratorium daripada berevolusi di alam.
“Ada banyak alasan untuk percaya bahwa Covid-19 yang menghasilkan SARS-CoV-2 dihasilkan di laboratorium."
"Kemungkinan besar dengan metode rekayasa genetika," katanya kepada Sky News.
"Saya percaya bahwa ini adalah satu-satunya cara penyisipan seperti situs pembelahan protease FURIN bisa diperkenalkan secara langsung di tempat yang tepat dan menjadi efektif."
Dr Shemesh menunjuk pada penyisipan situs Furin sebagai aspek yang paling tidak biasa dari Covid-19.