News

Duh Bahaya Ini, 13 Warga Numba-Ende Dinyatakan Reaktif Tapi tak Mau Dikarantina, Haris: Kita Jemput

Gugus Tugas Covid-19 lantas menjemput warga yang reaktif untuk dikarantina di Rumah Jabatan Bupati, beberapa hari lalu, namun ada yang belum mau

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Benny Dasman
POS-KUPANG.COM/LAUS MARKUS GOTI
Situasi terkini di Dusun Numba Besar, Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende, Senin (25/5/2020 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Oris Goti

POS KUPANG, COM, ENDE - Gugus Tugas Covid-19 Ende melakukan penelurusan warga Dusun Numba Besar, Desa Raporendu Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende yang kontak erat dengan pasien Covid-19, hasilnya 13 orang dinyatakan reaktif.

Gugus Tugas Covid-19 lantas menjemput warga yang reaktif untuk dikarantina di Rumah Jabatan Bupati, beberapa hari lalu, namun ada yang belum mau menjalani karantina terpusat.

Kades Raporendu, Ode Madi Haris saat diwawancarai Pos Kupang, Senin (25/5), mengatakan, sampai sejauh ini warga yang reaktif dan sedang menjalani karantina terpusat di Rumah Jabatan Bupati Ende 8 orang. Sementara 5 orang warga yang tidak dikarantina di Rumah Jabatan Bupati Ende.

"Satu orang karena kondisinya tidak memungkinkan, makanya buat surat pernyataan. Sementara yang lainnya tanpa alasan kenapa mereka tidak mau dikarantina di Rumah Jabatan Bupati Ende," ungkap Haris.

Dikatakannya, jumlah pasien Covid-19 di Ende terbanyak dari Dusun Numba Besar, 4 orang. Total pasien Covid-19 di Ende orang, 4 dari Numba Kecamatan Nangapanda dan dua dari Klaster Magetan dari Ende Selatan dan Ende Timur.

Menurut Ode Madi Haris, pasca adanya pasien Covid-19 dari Dusun Numba Besar, dusun tersebut makin sepi. "Yah beginilah keadaannya hampir tidak ada manusia yang keluar rumah," ungkapnya.

Dia katakan, sebagian besar mata pencaharian warga Dusun Numba Besar, petani dan nelayan. Hanya dua orang saja yang pegawai negeri sipil.

Dusun Numba Besar, terdiri dari 50 rumah, jumlah jiwa sekitar 68 hingga 70 jiwa termasuk pasien Covid-19 dan delapan warga reaktif rapit tes yang saat ini tengah diisolasi di RSUD Ende dan dikarantina di Rumah Jabatan Bupati Ende.

"Jadi baru-baru ini ada tracing, rapid tes termasuk saya juga, tapi saya non reaktif makanya tetap di rumah," ujarnya.

Haris mengatakan, warga enggan keluar rumah, apalagi sampai ke luar dari dusun atau dari Desa Raporendu.

"Kalau keluar desa atau dusun, kami alami sendiri, orang takut dengan kami, misalnya ketemu di jalan, mereka bilang wah itu tuh yang dari Raporendu atau dari Numba," ungkapnya.

Dampaknya, kata Haris, ekonomi warga sangat terganggu karena warga tidak bisa pergi menjual ikan untuk mendapatkan uang, berbelanja dan keperluan lainnya.

"Siapa yang mau beli siapa yang berani dekat, otamatis tidak bisa pergi jualan ikan cari uang, beli beras dan beli sayur," ungkapnya.

Soal ekonomi, lanjutnya, paling parah dirasakan oleh keluarga yang kepala keluarganya saat ini tengah dikarantina di Rumah Jabatan Bupati Ende.

"Mereka ini 'kan tulang punggung keluarga, kalau mereka tidak ada anak istri susah," keluhnya.

Melihat ekonomi warga terganggu, Haris berharap, dana desa cepat cair. Menurutnya, saat ini warga sangat membutuhkan dana untuk menopang kehidupan mereka.

"Bantuan Tunai Langsung (BLT) dari dana desa itulah yang bisa membantu kami di sini. Kami sudah Musyawarah Desa (Musdes) tetapi sampai hari ini dana belum cair, padahal masyarakat sangat butuh," ungkapnya.

Haris mengaku sudah mendengar rencana Gugus Tugas Covid-19 Ende untuk isolasi atau karantina wilayah Dusun Numba Besar. Menurutnya, sebagian besar warga sudah tau.

Dikatakannya, untuk wilayah Dusun Numba Besar, jika diisolasi, tidak terlalu sulit, karena hanya satu akses keluar masuk Dusun Numba Besar. Namun ia berharap Gugus Tugas Covid-19 memerhatikan betul logistik untuk memenuhi kebutuhan warga selama isolasi. *

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved