Asyik Mandi di Pantai, 2 Pelajar NTT Dihantam Ombak, Ditemukan Usai Gelar Ritual Adat, Ini Kronologi
Dua pelajar di Manggarai Barat (Mabar) terseret gelombang saat berenang di sekitar perairan Waetioong, Desa Benteng Dewa, Kecamatan Lembor Selat
Penulis: Gecio Viana | Editor: Bebet I Hidayat
POS KUPANG,COM | LABUAN BAJO - Dua Pelajar di Manggarai Barat ( Mabar) Terseret Ombak saat berenang di sekitar perairan Waetioong, Desa Benteng Dewa, Kecamatan Lembor Selatan, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur ( NTT).
Kedua korban bernama Muhlis dan Mifas memilih berenang di pinggir Pantai, Minggu (24/5) sekitar pukul 11.00 Wita.
Salah satu korban, Muhlis berhasil diselamatkan warga bernama Mochtar, yang saat itu kebetulan melintas di tempat kejadian.
Sedangkan rekannya Mifas ditemukan sudah meninggal dunia tidak jauh dari lokasi kejadian, Senin (25/5) sekitar 18.00 Wita.
Kepala Desa Benteng Dewa, Fidelis Gius kepada POS KUPANG,COM mengatakan, keduanya saat itu sedang mandi di Pantai Waetioong.
"Iya, ada dua anak (korban) kurang lebih umur 15 tahun. Mereka mandi di Pantai Waetioong dan kebetulan saat itu cuaca kurang bersahabat. Begitu mereka mandi, gelombang besar seret mereka ke laut," katanya.
Menurut penuturan para saksi, lanjut Fidelis, usai menyelamatkan korban Muhlis, warga selanjutnya berusaha menyelamatkan korban Mifas.
Namun, korban Mifas saat itu Terseret Ombak dan tidak ditemukan warga.
Warga setempat kaget setelah mendengar kejadian tersebut langsung melakukan pencarian.
Pencarian dilakukan lebih dari 1 hari dan korban ditemukan meninggal dunia sekitar 50 meter dari tempat kejadian.
• Raja Judi Makau, Stanley Ho Pemilik Jaringan Kasino Terbesar Dunia Meninggal Dunia
• Hari Ini Terakhir Kirim Foto Meteran Listrik via Whatsapp (WA) PLN 08122123123, Ini Cara yang Benar
"Pihak kepolisian dan TNI turut mencari. Tadi juga dari Basarnas turun mencari, tapi tidak ditemukan. Lalu sekitar jam 6 sore tadi, korban ditemukan tidak jauh dari lokasi kejadian sekitar 50 meter," jelasnya.
Setelah ditemukan, korban selanjutnya dibawa ke rumahnya orang tuanya.
Pihak keluarga korban menerima kejadian tersebut sebagai musibah, sehingga tidak ingin memproses kejadian itu.
"Tadi pagi keluarga korban menyampaikan kepada pemerintah desa, jika korban ditemukan meninggal, maka keluarga tidak akan melakukan proses, karena ini dinilai kecelakaan murni. Ini musibah," katanya.
Diakuinya, kejadian tersebut merupakan kejadian kedua kalinya di tempat tersebut, sebelumnya tahun 2008 silam, seorang Pelajar SD meninggal dunia. "Kejadian itu pun karena cuaca yang tidak bersahabat," katanya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/suasana-tim-sar-gabungan-saat-mengevakuasi-korban-terseret-ombak-di-pantai-desa-kifu.jpg)