Yuk Disimak Guys, Waktu yang Tepat Untuk Berjemur Versi Hasil Kajian Perdoski

Kajian tersebut melibatkan pakar-pakar Fotobiologi anggota Perdoski dari berbagai Indonesia.

Editor: Rosalina Woso
ist
ilustrasi berjemur 

* Imunosupresi atau penurunan daya tahan tubuh

* Fotokarsinogenesis atau pembentukan keganasan yang dipicu akibat proses kompleks dari pajanan sinar surya terutama sinar UV

dr. Pras menambahkan, letak geografis Indonesia terbentang pada 6° lintang utara dan 11° lintang selatan.

Sementara, matahari beredar di 0° khatulistiwa.

Dengan demikian, paparan matahari tegak lurus di atas bumi.

Menurut dia, hampir setiap hari rata-rata UVI di berbagai kota di Indonesia pada pukul 10.00-14.00 sudah mencapai angka 8 hingga lebih dari 11, dan bahkan bisa sangat ekstrem di angka 14.

“Padahal UVI ideal yang dibutuhkan untuk membentuk vitamin D adalah hanya 3,5 – 6,” jelas dia.

dr. Pras menegaskan, makin tinggi derajat UVI berarti makin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk berjemur.

Begitu juga, makin luas area tubuh yang terpapar, maka sebenarnya makin singkat waktu berjemur yang diperlukan untuk memperoleh kadar vitamin D yang dibutuhkan.

Sebagai contoh, pada UVI tingkat 5 pada tipe kulit 4, hanya dibutuhkan paparan sinar matahari di area wajah dan kedua lengan sekitar 10 menit.

Di mana, bagian wajah, kedua lengan, dan kedua tungkai hanya perlu paparan sinar matahari sekitar 6 menit, sementara seluruh tubuh sekitar 4 menit.

Waktu dan intensitas berjemur yang tepat

Sementara itu, dr. Andreas menyampaikan, manfaat sinar surya yang paling utama adalah membantu sintesis vitamin D pada tubuh.

Kebanyakan kasus kekurangan vitamin D disebabkan oleh kurangnya pajanan sinar surya di luar ruangan.

Vitamin D dapat diproduksi di kulit melalui reaksi fotosintesis yang dipicu oleh pajanan radiasi UV-B.

Efisiensi produksi tergantung pada jumlah foton UV-B yang menembus kulit, yakni suatu proses yang dapat dibatasi oleh pakaian, kelebihan lemak tubuh, tabir surya, dan melanin pigmen kulit.

dr. Andreas menuturan, tanpa vitamin D yang cukup, tulang tidak akan terbentuk dengan baik.

Kadar vitamin D yang rendah juga akan memicu dan memperburuk osteoporosis pada pria dan wanita.

Pada anak-anak, hal itu dapat menyebabkan rakhitis, penyakit yang ditandai oleh retardasi pertumbuhan dan berbagai kelainan bentuk tulang, termasuk ciri khas kaki yang bengkok.

“Vitamin D adalah antioksidan yang cukup tersedia di kulit, berperan penting dalam metabolisme kalsium,” jelas dr. Andreas.

Luas paparan area tubuh terpapar sinar surya mempunyai peranan penting dalam sintesisnya vitamin D.

Makin luas kulit yang terpapar, maka kian sedikit energi surya yang dibutuhkan.

Begitu juga sebaliknya, makin rendah area yang terpapar, berarti risiko juga makin rendah.

Vitamin D yang cukup bermanfaat dalam memelihara imunitas atau daya kekebalan tubuh seseorang.

dr. Andreas pun menuturkan, berdasar hasil kajian berbagai faktor yang dapat memengaruhi energi sinar UV-B dalam pembentukan vitamin D, maka Perdoski merekomendasikan beberapa hal berikut terkait dengan aktivitas berjemur:

1. Vitamin D bisa diraih juga dari makanan

Berjemur memang dapat membentuk vitamin D.

Namun, vitamin D juga bisa diperoleh dari makanan bergizi.

Sebanyak 10 persen kebutuhan vitamin D dapat diperoleh dari makanan bergizi seperti:

* Keju

* Susu

* Telur

* Ikan salmon

* Sayuran hijau tua

2. Vitamin D dapat meningkatkan imunitas tubuh

Imunitas atau kekebalan tubuh yang baik sudah terbukti mampu menangkal infeksi.

3. Berjemur pada pukul 09.00 pagi

Berjemurlah hanya pada sekitar pukul 09.00 pagi.

Sebaiknya, berjemur 5 menit dahulu, kemudian naikkan secara bertahap maksimum 15 menit.

Berjemur pada pukul 10.00-14.00 berisiko membuat kulit terbakar surya serta penurunan imunitas.

Rata-rata kota di Indonesia mempunyai puncak indeks UV pada rentang waktu tersebut.

Intensitas berjemur ini juga cukup hanya dilakukan 2-3 kali seminggu.

4. Dilarang berjemur jika sensitif sinar matahari

Bagi masyarakat yang memiliki kondisi sensitif terhadap sinar matahari, sebaiknya tidak berjemur.

Sedangkan bagi masyarakat umum, hentikan berjemur jika kulit mulai merah muda.

5. Hindari paparan sinar matahari pada kepala dan leher

Kapolsek ini Tidur Saat Rapat Bahas Virus Corona, Ditegur Kapolda, Langsung Menghadap Kabid Propam

Dihujat Netizen karena Nekat Lelang Keperawanan Rp 2 M, Sarah Keihl Ngaku Dimaki-maki Orangtuanya

VIDEO—Anggota Komisi IX DPR RI Salurkan Ratusan Paket Sembako Bagi Warga Sumba Barat Daya

Jemur kedua lengan dan tungkai saja atau lindungi anggota tubuh lainnya.

Hindari paparan sinar matahari pada area kepala dan leher.

Sebagai solusi, masyarakat bisa menggunakan topi dan tabir surya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sudahi Perdebatan, Ini Waktu Berjemur yang Tepat Hasil Kajian Perdosk

Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Hasil Kajian Perdoski, Ini Waktu Berjemur yang Tepat, https://bangka.tribunnews.com/2020/05/22/hasil-kajian-perdoski-ini-waktu-berjemur-yang-tepat?page=all.

Sumber: Bangka Pos
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved