Virus Corona
China Akui Hancurkan Sampel Virus Corona di Awal Pandemi Sebelum Covid-19 Hantui Seluruh Dunia
Ketika berita ini ditulis, kasus virus corona di Indonesia sudah menyentuh angka 17.025 dengan jumlah kematian lebih dari 1000 orang.
Ia menuduh China menyensor penelitian mengenai Covid-19, dan berusaha memengaruhi upaya internasional untuk menangani penyakit itu.
"Partai Komunis China berusaha membatasi informasi tentang virus ini, tentang dari mana virus itu muncul, bagaimana mulainya, bagaimana menular antarmanusia, tentu saja melibatkan WHO untuk memperdalam alur cerita itu," ujar Pompeo.
Liu kemudian membela China, dengan berdalih kalau UU Kesehatan di China dengan jelas sudah menetapkan aturan.
Jika lembaga tidak memenuhi syarat untuk menangani sampel semacam itu, maka mereka harus memberikannya ke tempat penyimpanan yang memenuhi syarat untuk disimpan dan dihancurkan.
"Pernyataan yang disebar oleh para pejabat AS ini murni di luar konteks dan sengaja membingungkan banyak orang," kata Liu.
* Bukti Kebohongan China Makin Terbongkar, Jumlah Korban Corona Negeri Tirai Bambu Mencengakan
China masih saja menutup rapat informasi mengenai jumlah kasus infeksi virus corona di negara ini
Sejauh ini, China hanya melaporkan sekitar 80 ribu kasus, sementara di negara lain sudah lebih dari jumlah tersebut
Laporan China tersebut tak sepenuhnya diterima oleh sejumlah negera seperti Inggris an Amerika yang jumlah kasus Covid-19 di negara tersebut sudah melebihi China
Padahal China sebagai negar asal virus corona mestinya jauh lebih tinggi dari jumlah yang dilaporkan tersebut
Laporan tersebut diduga salah satu kebohongan besar terkasi kasus virus corona
Kebohongan China soal virus corona tersebut akhirnya kembali bocor ke publik.
Kondisi kota Wuhan bak Kota Mati di awal wabah virus corona akhir tahun 2019 (Youtube/Channel 4 News)
Setelah database sebuah universitas di China yang merekam kasus Covid-19 bocor.
Informasi yang bocor mengatakan bahwa kasus Covid-19 di Tiongkok kemungkinan sudah tembus lebih dari 600 ribu kasus.
Melansir dari Mirror, angka tersebut jauh lebih besar dibandingkan laporan resmi Tiongkok, yakni sebanyak 82.933 kasus.