Corona di NTT
17 Perawat RSUD Johannes Diisolasi Terpapar Corona
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTT bersama manajemen RSUD Prof Dr WZ Johannes Kupang mengisolasi 17 perawat
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTT bersama manajemen RSUD Prof Dr WZ Johannes Kupang mengisolasi 17 perawat. Keputusan itu diambil setelah seorang perawat dinyatakan positif Corona, berdasarkan hasil test swab.
"Kasus ini bermula ada pasien positif Covid-19 dirawat di Ruang Asoka RSUD Prof WZ Johanes. Pasien itu menjalani perawatan sebagaimana pasien biasa," ungkap sumber Pos Kupang, Minggu (17/5/2020).
Namun setelah pemeriksaan sampel Swab di Laboratorium RSUD Prof WZ Johannes Kupang, pasien tersebut dinyatakan positif Covid-19. "Sebanyak 17 paramedis yang bertugas di ruangan tersebut sedang diisolasi di ruang Cendana Paviliun," sebut sumber Pos Kupang.
• Paramedis yang Tangani Pasien Covid-19 di Ende Double Pengamanan
Kepala Sub Bagian Hukum dan Humas RSUD Prof WZ Johannes Kupang, Jane AJ Mbado enggan menjelaskan. Jane meminta Pos Kupang mengkonfirmasi Direktur RSUD Prof WZ Johannes Kupang.
Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD Prof WZ Johannes Kupang, dr Stefanus Soka juga tak mau memberi penjelasan. "Saya harus melalui direktur untuk bisa memberikan keterangan," kata Stef Soka melalui pesan WhatsApp yang dikirim kepada Pos Kupang, Sabtu (16/5)
• Nehemia Tewas Dekat Patung Ina Boi
Terpisha, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Dominggus Minggu Mere mengatakan, para dokter maupun perawat yang yang melakukan kontak erat dengan pasien yang meninggal (Filmon Kiuk, Red) karena Covid-19 telah diinapkan di Hotel Sasando Kupang.
"Untuk kategori wilayah provinsi, teman-teman (para dokter dan perawat yang melakukan kontak dengan pasien maupun almarhum) ada yang sudah dua minggu berada di Hotel Sasando," katanya, Sabtu (16/5).
"Sedangkan untuk kategori wilayah Kota Kupang, nanti Bapak Wali Kota punya kebijakan sendiri, dimana nanti teman-teman kesehatan dirawat inapkan," tambah Domi Mere.
Pada prinsipnya, lanjut Domi Mere, petugas kesehatan harus dijaga agar jangan sampai menjadi Covid-19 plus.
"Makanya mereka yang kontak erat diisolasi di suatu tempat. Nah, provinsi dalam hal ini Bapak Gubernur (Viktor Bungtilu Laiskodat) telah menetapkan Hotel Sasando sebagai tempat isolasi untuk petugas-petugas kesehatan yang kontak erat dengan para pasien yang Covid-19 plus itu," terangnya.
Sekretaris I Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 ini mengimbau pasien harus jujur. Kalau dokter tahu pasien merupakan Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pangawasan (PDP) atau Orang Tanpa Gejala (OTG), dokter dan paramedis biasanya langsung memakai Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap level 3.
"Pasien harus jujur karena standar pemeriksaannya berbeda-beda. Ada hal-hal yang tidak diberitahukan secara transparan kepada petugas medis, makanya salah satu upaya adalah mereka diisolasi di suatu tempat agar supaya mereka nantinya dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan lanjutan termasuk dokter maupun tenaga medis bisa dilakukan rapid test dan Swab manakala dibutuhkan," papar Domi Mere.
Menurut Domi Mere, isolasi paramedis merupakan solusi terbaik. "Saya punya tanggung jawab. Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur mempunyai tanggung jawab untuk menjaga seluruh petugas kesehatan agar mereka tetap sehat dalam penanganan pelayanan perawatan. Kita tidak menginginkan mereka terpapar. Oleh sebab itu, hal-hal demikian yang betul-betul harus dijaga," terangnya.
"Apabila hal tersebut tidak dilakukan, jika seluruh petugas kesehatan itu positif. siapa yang akan memeriksa dan siapa yang akan memberikan pelayanan?" lanjut Domi Mere.
Ia enggan membeberkan berapa jumlah paramedis terpapar. "Orang banyak, saya tidak hafal satu-satu," ujar Domi Mere.