Mari Belajar dari Yanto Wutun, Petani Hortikultura yang Sukses di Lembata
Yanto Wutun rupanya tak salah memilih jalan hidup sebagai petani. Warga Desa Belobatang, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
Selain itu, Yanto juga mengakui tidak adanya penyuluh pertanian yang mumpuni, penyuluh yang bisa mengajari kiat-kiat berantas hama dan metode penanaman inovatif lainnya petani otodidak sepertinya. Ia sangat berharap pemerintah bisa mengatasi pelbagai kendala yang dihadapi. "Saya siap jadi penyuluh swadaya bagi masyarakat petani lainnya di desa," tegas Yanto.
Belobatang Perlu Mental Petani Seperti Yanto Wutun
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata Mathias Beyeng kagum dengan sosok petani muda seperti Yanto Wutun. Tanah subur Desa Belobatang menurutnya sangat cocok untuk budidaya tanaman hortikultura. Kerja keras Yanto jadi tolok ukur. Dia berharap para petani lainnya bisa mengikuti jejak kesuksesan Yanto.
"Kami datang mau beri dukungan kepada masyarakat petani di sini. Kami sudah ada bayangan tentang apa yang harus kami buat. Ini kalau lima orang bisa seperti Yanto maka kebutuhan sayur di Lembata ini kita kuasai," kata Mathias.
"Sekarang ini, semua kebutuhan datang dari luar Lembata. Kalau ada yang bisa kembangkan lagi satu atau dua orang seperti Yanto maka kita bisa kuasai pasar," tambahnya.
Mathias menyanggupi beberapa permintaan Yanto. Dia minta masyarakat menyiapkan lahan yang akan dibajak menggunakan traktor besar. Selama ini pemerintah memang punya program bajak gratis sampai ke pelosok desa.
Sementara itu Penjabat Kepala Desa Belobatang Paskalis Udak memang menginginkan masyarakat di desanya mengembangkan pertanian hortikultura. Hanya dia mengakui mental masyarakat perlu diubah. Tanah subur saja belum cukup.
"Saya di sini memang harus keras, kita harus ubah mental masyarakat. Makanya saya minta semua aparat desa wajib punya kebun. Seluruh aparat desa harus punya kebun supaya masyarakat bisa lihat," kata Paskalis yang baru dilantik menjadi penjabat kepala desa.
Bagi Paskalis, di tengah masa pandemi Covid-19 seperti ini, warga Desa Belobatang tidak boleh ribut lago soal Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah. Sejatinya, masyarakat harus bisa memanfaatkan potensi alam yang subur untuk bisa hidup dan berkembang.
Paskalis mengakui hanya Yanto Wutun yang terbilang sukses mengembangkan tanaman hortikultura. Lebih jauh, Paskalis mengungkapkan mimpinya menjadikan Desa Belobatang atau Kampung Uruor sebagai sentra pengembangan tanaman hortikultura di Lembata.
"Kalau kita intervensi betul dari dana desa dan APBD kabupaten maka luar biasa hasilnya," pungkasnya.
Yanto Wutun sudah jadi teladan yang baik. Tinggal yang lain mengikuti. Syaratnya, "asal ada kemauan," seperti pesan Yanto. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)