Bulan Ramadhan Masjid Tertua di Nagekeo Sepi, Jemaah Sembahyang di Rumah Masing-Masing, Info

Masjid tertua di Kabupaten Nagekeo yaitu Masjid Baiturrahman Alorongga.Masjid ini terletak di Alorongga Kelurahan Mbay I Kecamatan Aesesa Kota Mbay K

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Ferry Ndoen
Pos-Kupang.Com/Gordi Donofan
Suasana Masjid Baiturrahman Alorongga di Kota Mbay Kabupaten Nagekeo, Selasa (28/4/2020). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan

POS-KUPANG.COM | MBAY -- Masjid tertua di Kabupaten Nagekeo yaitu Masjid Baiturrahman Alorongga.

Masjid ini terletak di Alorongga Kelurahan Mbay I Kecamatan Aesesa Kota Mbay Kabupaten Nagekeo.

Sejak awal bulan puasa, umat Muslim di Kota Mbay khususnya dan Nagekeo pada umumnya tak lagi beribadah di Masjid.

Mereka mengikuti arahan pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia untuk melaksanakan ibadah dirumah masing-masing.

Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, jika memasuki bulan Ramadhan umat Muslim beribadah di Masjid.

Namun saat ini karena Pandemi Covid-19 umat Muslim terpaksa harus melaksanakan ibadah dikediaman mereka masing-masing.

Sejarah Masjid Baiturrahman Alorongga

Masjid Baiturrahman Alorongga didirikan tahun 1940 an dibangun darurat di kampung Boatiba Lama berhadapan dengan gereja Mbay yang sekarang Kapela Lelak.

Tahunn1968 pindah ke Ameaba dan tahun 1973 pindah di Alorangga kemudian dibangun baru tahun 1994.

"Tahun 1992 bencana Masjid lama itu tidak rusak dan dibongkar mau bangun yang baru sekarang. Tahun 1994 bangun lebih luas lantai dua. Bisa menampung 1000 lebih jamaah dan ukurannya 22 m x 31 m. Karena lantai 2 bisa lebih 2000 kondisi sekarang kalau Jumatan lantai bawah saja terisi semua dan penuh," ungkap Pengurus MUI Nagekeo Bidang Hukum dan Fatwa, Syukur A. Mane, kepada POS-KUPANG.COM, Rabu (13/5/2020).

Libatkan Lintas Agama

Syukur mengatakan semua umat lintas agama di Nagekeo turut ambil bagian dalam membangun Masjid tersebut.

Tidak ada sekat antara umat beragama. Semua saling bergotong-royong dan mendoakan agar semua pembangunan berjalan aman serta lancar.

"Owh ya. Kalau pembangunan rumah ibadah yaitu gereja dan Masjid dulu saling mendukung melibatkan semua umat beragama tenaga, pikiran, materil baik Islam maupun Katolik sangat kuat toleransi dan persatuan, bahkan dipercayakan sebagai ketua panitia yang berbeda keyakinan," ungkapnya.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved