Pendapatan Becak di Sumba Timur Menurun, Ini Alasannya
tarif satu penumpang, ia mengatakan, ongkos atau tarif per penumpang Rp 5.000. "Kalau penumpang ada bawa barang biasanya m
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Ferry Ndoen

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/WAINGAPU - Pendapatan tukang becak di Wiangapu, Kabupaten Sumba Timur saat ini menurun drastis. Sebelum adanya wabah Corona Virus Disease (Covid-19), pendapatan mereka mencapai Rp 200.000 per hari,namun saat ini hanya Rp 50.000 per hari.
Beberapa pengemudi becak yang ditemui di Pasar Matawai, Sabtu (9/5/2020) mengatakan, semenjak mewabahnya Corona, pendapatan mereka mengalami penurunan.
Jika dibandingkan dengan kondisi sebelum adanya Corona, pendapatan mereka bisa mencapai Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu setiap hari.
Petrus Umbu Londong salah satu pengemudi becak mengatakan, saat ini pendapatan dari becak mengalami penurunan.
"Kalau sekarang ini pak, pendapatan kami tidak seperti yang dulu. Sekarang ini satu hari kami hanya dapat Rp 50 ribu dan kalau penumpang banyak bisa dapat Rp 100 ribu," kata Petrus.
Dia menjelaskan, kondisi yang dialami itu sudah berlangsung kurang lebih satu bulan. Setiap hari usahanya hanya untuk bisa membeli kebutuhan makan minum keluarga.
"Kalau dulu saya bisa simpan uang,tapi sekarang kalau dapat uang hanya pas untuk beli kebutuhan makanan dan minuman di rumah," katanya.
Ditanyai tarif satu penumpang, ia mengatakan, ongkos atau tarif per penumpang Rp 5.000.
"Kalau penumpang ada bawa barang biasanya mereka tambah biaya sedikit. Tapi kalau badan kosong Rp 5.000," katanya.
Dia mengakui,saat ini jumlah becak yang terdata di LLAJR atau di Dinas Perhubungan setempat ada sekitar 50-an becak.
