Anda Salah Satu Korban PHK, Simak 6 Kiat Agar Tetap Semangat
Salah satu dampak dari pandemi Corona adalah maraknya pemutusan hubungan kerja ( PHK)
POS-KUPANG.COM - Salah satu dampak dari pandemi Corona adalah maraknya pemutusan hubungan kerja ( PHK). Kehilangan mata pencaharian pastinya membuat seseorang merasa terpukul, sedih, hingga cemas akan hari esok.
Beragam emosi bergejolak menjadi satu karena perasaan kecewa dan terluka. Bisa dibilang, semua hal yang Anda rasakan itu sangatlah wajar.
• 71 Sampel Swab Test Pelaku Perjalanan di Sikka Dijemput Pesawat Carter Pemprov NTT
Tapi, berlarut-larut dalam emosi dan duka tidak akan menyelesaikan masalah. Pastinya, PHK maupun dipecat dari perusahaan tanpa atau dengan uang pesangon itu ibarat mimpi buruk bagi semua pekerja.
Namun, apapun cerita soal PHK, Anda harus bangkit. Mulailah belajarlah menerima keadaan. Menata kembali emosi, membangun semangat baru dan bangkitlah dari ketepurukan masa lalu demi masa depan yang lebih baik.
• Kepala Bandara A A Bere Tallo Belum Dapat Informasi dari Maskapai
Tapi bagaimana cara supaya semangat lagi pasca PHK atau dipecat? Apa yang harus dilakukan? Berikut caranya, seperti dikutip dari Cermati.com.
1. Beri Waktu untuk Bersedih
Rasa sedih setelah dipecat biasanya akan terjadi selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu. Menghadapi situasi seperti ini, solusi terbaik adalah memberikan diri Anda waktu secukupnya untuk menyendiri sembari meluapkan segala kesedihan dan kekecewaan yang dirasakan.
Tapi ingat, Anda tak boleh terjebak meratapi kesedihan `masa lalu' terlalu lama. Cukup beberapa hari saja. Setelah Anda merasa lega, pelan-pelan mulailah berpikir positif dan perbanyak bersyukur.
Syukuri semua hal baik dan buruk yang telah menimpa Anda, katakan kalimat-kalimat semangat positif kepada diri Anda sendiri.
Misalnya, "Saya kuat, saya sehat, saya ikhlas, rejeki saya luas dan saya akan fokus meraih masa depan yang lebih baik."
2. Berhentilah Berkata "Seandainya."
"Seandainya dulu saya tidak bekerja di perusahaan ini.," atau "Seandainya saya punya uang yang banyak, maka saya bisa membuka bisnis."
Sebaiknya, stop berandai-andai dan mulai terima kenyataan. Kata `seandainya' ini sering terucap oleh seseorang yang mengalami kegagalan dan cenderung menyalahkan diri sendiri.
Apa yang sudah terjadi, biarlah terjadi. Anda tidak perlu berkata `Seandainya' dan berhenti menyalahkan diri sendiri.
Sadari apa yang sudah terjadi bukan sepenuhnya karena kesalahan Anda. Semua adalah kehendak Tuhan, yang bisa Anda lakukan adalah berusaha membangun kembali kepercayaan diri Anda untuk mencari pekerjaan atau peluang baru.