Piet Djemadu : Pencopotan Tidak Mempengaruhi Citra Bank NTT

Mantan Komisaris Independen Bank NTT, Piet Djemadu mengatakan pencopotan Direktur Utama tidak mempengaruhi citra Bank NTT

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Piet Djemadu : Pencopotan Tidak Mempengaruhi Citra Bank NTT
ISTIMEWA
Mantan Komisaris Independen Bank NTT, Piet Elias Jemadu

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Mantan Komisaris Independen Bank NTT, Piet Djemadu mengatakan pencopotan yang dilakukan pada Direktur Utama ( Dirut) Bank NTT, Ishak Rihi, tidak mempengaruhi citra Bank NTT.

"Menurut saya ini biasa saja. Memang kalau kita melihat secara obyektif pak Ishak itu dulu belum pernah menangani operasional perbankan. Dia dulu dari divisi IT langsung jadi dirut, tidak pernah kepala cabang" ujarnya.

Pius Daru Turun Langsung Semprot Desinfektan di Kendaraan Bermotor yang Melintas di Kecamatan Welak

"Mungkin ini juga jadi salah satu pertimbangan. Mungkin faktor pencapaian laba ini karena itu juga berkaitan dengan penilaian jabatan oleh pemberi jabatan" lanjutnya.

Pengamat perbankan ini mengatakan, mutasi atau pergeseran merupakan kewenangan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dengan pertimbangan - pertimbangan rasional dan kepentingan bank dalam hal ini ada target tahun lalu - RUPS untuk tahun 2019 - jauh dari capaian target, tentu oleh pemegang saham menilai bahwa itu terkait dengan kinerja penanggung jawab utama yang adalah direktur utamanya.

Masuk Desa Liang Sola Kabupaten Mabar, Wajib Dicek dan Skrining Kesehatan

"Saya dengar ini reposisi. Untuk sementara pelaksana tugas (Plt) dirut dimandatkan kepada pak Alex Riwu Kaho, direktur dana" ungkapnya.

Menurut Jemadu, ini murni penilaian jabatan dari pemberi jabatan dan itu untuk kepentingan perbankan. Hal ini juga sesuai dengan undang - undang perseroan maupun perbankan bahwa setiap tahun pemegang saham dapat mengevaluasi posisi - posisi direktur maupun komisaris.

"Jadi bagi pak Ishak itu resiko jabatan tentu secara ksatria saya kira pak Ishak legowo dengan itu karena itu memang murni penilaian jabatan dari pemberi jabatan" katanya.

"Tapi karena ini berkaitan dengan perbankan berarti perlu persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) karena dari direktur kepatuhan ke direktur utama itu sebenarnya tidak perlu sistem berupa tes tapi kalau direktur - direktur lain mutasi ke direktur utama itu wajib mengikuti sistem berupa tes. Regulasinya begitu" sambungnya lagi.

Ada proses administrasi perbankan kepada OJK sehingga perlu diusukkan lagi kepada OJK untuk dapat persetujuan tentang plt dirut untuk dinaikkan posisinya menjadi direktur tetap.

Sebagai emeritus, Jemadu yang terbaik bagi bank NTT karena saat meletakkan jabatan, posisi bank dengan kinerja baik, modal maupun rentabilitas (keuntungan) dalam posisi yang baik.

Ia mengatakan, ini memang tantangan karena tahun 2019 belum ada wabah Covid-19 sehingga tahun ini ia yakin bank NTT akan turun labanya tahun depan karena kinerjanya akan terpengaruh oleh covid ini.

Tentu struktur UMKM dan kinerja dunia usaha lagi turun saat ini. Pengaruh pasar dan produktivitas kerja akan berpengaruh ke produktivitas UMKM yang mana sebagian UMKM itu sebagai debitur dari bank NTT.

Disaat seperti ini memang harus "perketat ikat pinggang". "Saya kira gubernur sebagai pemegang kendali memang mengambil keputusan strategis untuk coba memperbaiki dalam posisi sulit ini. Dan ini tantangan berat untuk plt dirut yang baru" ungkapnya.

Nanti memang tidak mudah. Istilahnya sekarang dunia usaha termasuk perbankan menghadapi badai economy risk wabah bencana ini. Ini adalah global risk yang juga berdampak secara nasional dan juga berdampak pada daerah jadi tidak mudah tantangannya.

"Tentu kalau boleh saran dari kita ya dibutuhkan kekompakan mereka dan soliditas yang baik" katanya.

"Saya kira kita berpikir positif bahwa pemegang saham sudah mengambil keputusan untuk coba bank ini survive dimasa bencana dan nanti ketika bencana ini berlalu bisa bangkit kembali" sambungnya.

Ia menjelaskan, pemegang saham ikut bertanggung jawab terhadap kinerja perbankan. Tanggung jawab pemegang saham itu sepanjang posisinya sebagai pemegang saham, setahun sekali mengetahui hasil dari kinerja.

Terkait laba 500 miliar yang ditetapkan menjadi target diawal masa kepemimpinan Ishak Rihi, Jemadu menilai dirut terlalu berani karena sebelum adanya wabah Covid-19, sudah ada tanda - tanda tantangan ekonomi.

"Targetnya terlalu tinggi. Pemegang saham memang minta tantangan seperti itu tapi kan harus dijawab oleh direksi secara rasional" ujarnya.

"Saya dengar ini dibawah laba tahun 2018 sekitar 200-an miliar, kurang lebih 50% saja"

"Saya kira para pemegang saham sudah melakukan pencermatan secara baik dengan coba melakukan pergeseran ini sekaligus juga untuk penyegaran ditengah tantangan ini. Harus ada semangat baru dan totalitas baru untuk bank ini survive dimasa krisis dan bisa bangkit setelah krisis ini lewat"

Ia yakin mantan dirut, Ishak Rihi legowo dengan keputusan yang dibuat dan dia juga ikut serta memback up plt dirut yang baru. Ia juga menekankan harus ada jiwa satria semua pihak untuk kepentingan bank.

"Saya dengar kalau Alex Riwu Kaho sudah definitif mungkin akan reposisi jabatan tapi dia nonaktif sementara"

Untuk memperbaiki yang sudah terjadi Jemadu menyarankan kekompakan pengurus, soliditas, harus juga memahami dan mendengar dengan baik para pimpinan cabang, sebab menurutnya, eksekutif perbankan itu sesungguhnya ujung tombak di medan tempur adalah pimpinan - pimpinan cabang dan juga kepala - kepala divisi bersama eksekutif perbankan.

"Saya kira di era krisis bencana ini harus ada injeksi modal segar dari pemegang saham agar bank ini survive"

Pemegang saham, kata Jemadu, tidak lepas tangan begitu saja terhadap pimpinan baru untuk nanti tahun depan akan dievaluasi kembali oleh para pemegang saham. Hal itu memang sudah ada dalam undang - undang perseroan bahwa setiap tahun harus dievaluasi.

"Saya yakin keputusan pemegang saham ini semata - mata untuk kepentingan perseroan atau kepentingan usaha bank itu sendiri"

Terkait komisaris yang tidak dicopot, Jemadu mengatakan, pemegang saham memegang kendali untuk melakukan evaluasi setelah menilai kinerja komisaris dalam setahun karena setiap minggu, setiap bulan dan setiap 3 bulan komisaria mengevaluasi kinerja perbankan dan berikan saran - saran yang konstruktif baik saran kepada pemegang saham maupun juga komunikasi dengan pemegang saham, kepada direksi kepada dirut maupun komunikasi dengan mereka.

Tergantung juga selama ini apakah ada saran - saran yang konstruktif dari komisaris atau tidak dimana komisaris setiap bulan dan setiap 3 bulan mengadakan rapat - rapat untuk evaluasi dan memberikan saran - saran yang konstruktif untuk mengembangkan usaha perbankan.  Apakah saran - saran itu dilaksanakan atau tidak.

Ia berharap tidak ada pihak yang menciptakan kegaduhan ditengah krisis jadi semua harus komando lurus kepada keputusan pemegang saham.

Mengenai plt dirut Alex Riwu Kaho, Jemadu mengatakan, Alex cerdas dan punya kepemimpinan. Dia memahami dinamika perbankan karena pernah menjadi pimpinan cabang di Waingapu, kepala divisi kemudian direktur dana baru direktur utama sehingga jenjang karirnya jika diistilahkan dalam dunia tentara, pengalaman medan perang dan pengalaman teritorialnya banyak jadi dia mampu mengendalikan perahu bank NTT ini ditengah badai krisis covid ini.

Melihat track record Alex, Jemadu berharap OJK segera memberikan persetujuan apabila nanti sudah diusulkan karena memang kewenangan OJK untuk memberikan persetujuan.

"Saya percaya bahwa OJK akan segera memberikan persetujuan kepada plt dirut menjadi direktur definitif. Itu harapan kita" pungkasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ella Uzu Rasi)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved