Virus Corona

Waspada! Ini Gejala Baru Virus Corona di Tubuh Manusia, Langsung Terlihat Tanpa Perlu ke Rumah Sakit

Waspada! Ini Gejala Baru Virus Corona di Tubuh Manusia, Langsung Terlihat Tanpa Perlu ke Rumah Sakit

Editor: maria anitoda
Pixabay
Waspada! Ini Gejala Baru Virus Corona di Tubuh Manusia, Langsung Terlihat Tanpa Perlu ke Rumah Sakit 

POS-KUPANG.COM - Tetap waspada ya guys ini ada gejalan baru virus corona di tubuh kita, bagaimana ciri-cirinya mari simak dengan baik.

Sejauh ini virus corona dianggap sebagai penyakit paling menular karena menginfeksi 2 juta penduduk dunia.

Selain itu tingkat penyebarannya yang cepat dan masiv membuat banyak negar besar di dunia kewalahan untuk mengendalikan penyebarannya.

Covid-19: DPD Garda Pemuda NasDem Provinsi NTT Bagi 2000 Masker Untuk Warga Kota Kupang

Lafadz Niat Tata Cara Salat Tarawih dan Sholat Witir, Ibadah di Rumah Selama Puasa Ramadhan

Ramadhan 2020: Referensi Hilal Awal Ramadhan 1441 Hijriah Terlihat di Indonesia

Hore! Ini Daftar Pemenang Lomba Menggambar Virtual Bareng Pos Kupang, Cek Siapa Tahu Ada Nama Kamu

Hal itu tak lain karena banyak pasien yang menderita Covid-19 tidak memiliki gejala, yang artinyaa pasien tidak tahu dirinya membawa virus corona.

Sementara itu kondisi ini sangat berbahaya karena bisa menular pada orang yang sehat, sehingga membuatnya menyebar dengan mudah dan cepat.

Namun, kali ini ilmuwan kembali menemukan terobosan baru untuk mencegah penularan diri dengan mengetahui gejala paling sederhana dan paling mudah ditemukan.

Melansir dari Daily Star pada Kamis (23/4/2020), ternyata ada sejumlah tanda yang muncul ketika seseorang terinfeksi virus corona.

Laporan itu diungkapkan oleh seorang ahli Dermatologis asal Amerika serikat yang menemukan gejala yang bisa dilihat dengan mata telanjang.

Dia mengatakan, puluhan pasien yang ditemuinya semuanya menemukan tanda-tanda ini.

Menurut keterangan itu, dia mennyebut bahwa muncul kondisi kulit yang menyakitkan dan gatal, sehingga membuat jari kaki merah hingga ungu.

Kondisi misterius ini menyebabkan perubahan warna ungu, merah atau biru pada jari kaki yang dihubungkan dengan virus corona.

Dermatologis menjulukinya kondisi misterius 'Covid Toes' setelah muncul di berbagai negara bagian di Nortwestern AS.

Ahli kulit terkemuka bertanya-tanya apakah itu dihubungan dengan virus corona?

Covid-19: DPD Garda Pemuda NasDem Provinsi NTT Bagi 2000 Masker Untuk Warga Kota Kupang

Lafadz Niat Tata Cara Salat Tarawih dan Sholat Witir, Ibadah di Rumah Selama Puasa Ramadhan

Ramadhan 2020: Referensi Hilal Awal Ramadhan 1441 Hijriah Terlihat di Indonesia

Hore! Ini Daftar Pemenang Lomba Menggambar Virtual Bareng Pos Kupang, Cek Siapa Tahu Ada Nama Kamu

Covid-19: Yayasan Aisyiyah NTT dan LazizMu Berbagi Sembako dan Masker

PON XX 2020 Ditunda, Jimmi Berharap Pendaftaran Pemain Diperpanjang

Dr Amy Paller dari Northwestern Medicine mengklaim, dia sudah melihat tanda ini pada 30 kasus, di Amerika Serikat.

NBC Chicago juga melaporkan, "Kami tidak tahu pasti apakah itu terkait dengan Covid-19, tetapi tanda itu sangat umum muncul pada pasien Covid-19."

Ruam yang muncul pada kaki.

"Tampaknya ini bukan kebetulan karena muncul di tengah pandemi, mungkin menjadi manifestasi virus bagi pasien usia remaja usia 20-an," katanya.

"Aku pikir itu jauh merajalela dari yang kita sadari," imbuhnya.

Meskipun ada pula pasien dengan kondisi ini dinyatakan negatif, dokter mencurigai adanya koneksi dengan virus corona.

"Banyak yang memiliki tanda ini pada beberapa gejala ringan, mungkin merupakan tanda selama masa penyembuhan, pemulihan bahwa ketika tidak lagi menular," katanya.

"Kami tidak bisa mengerti hubungan itu sampai kami dapat mengujinya lebih lanjut secara luas," imbuhnya.

Kondisi ini mirip dengan yang dikenal dengan pernio, tetapi "Covid toes" meyebabkan warna merah dan ungu terang, dan mempengaruhi jari kaki terasa gatal dan menyakitkan.

Tanda ini diyakini sebagai gejala baru penderita virus corona yang paling mudah diidentifikasi.Gejala Covid-19 sedang diteliti saat ini, dan para ilmuwan sedang mengembangkan lebih banyak pengetahuan.

Covid-19: DPD Garda Pemuda NasDem Provinsi NTT Bagi 2000 Masker Untuk Warga Kota Kupang

Lafadz Niat Tata Cara Salat Tarawih dan Sholat Witir, Ibadah di Rumah Selama Puasa Ramadhan

Ramadhan 2020: Referensi Hilal Awal Ramadhan 1441 Hijriah Terlihat di Indonesia

Covid-19: Yayasan Aisyiyah NTT dan LazizMu Berbagi Sembako dan Masker

VIDEO – Janda Helena Nenabu di TTS, Kaget Didatangi Kapolres dan Dandim Serahkan Bantuan Sembako

Bukan Obat! Ini Trik Tingkatkan Imun untuk Mewaspadai Covid-19

Awalnya gejala paling umum adalah batuk dan demam terus menerus, yang dianggap sebagai gejala utama namun ini masih sulit untuk mengidentifikasinya.

Kemudian, gejala lain yang ditemukan adalah kehilangan rasa, diare, mudah sakit perut yang kini juga ditambahkan ke dalam daftar gejala.

Namun tampaknya ini belum cukup sederhana untuk mengidentifikasi pasien tanpa gejala yang mungkin sudah membawa virus corona.

Baca juga berita lainnya:

Banyak negara sudah terinfeksi Virus Corona tetapi masih ada banyak negara yang dikatakan kebal terhadap Covid-19 ini. 

Hingga saat ini, penyakit Covid-19 semakin menjadi permasalahan yang pelik di banyak negara.

Jutaan orang di seluruh dunia dinyatakan positif terkena penyakit akibat virus corona jenis baru ini (SARS-CoV-2).

Amerika Serikat, Spanyol, dan Italia merupakan negara dengan kasus Covid-19 terbanyak.

Indonesia pun mecatat per 19 April 2020 jumlah positif 6.575, sembuh 686 orang, dan meninggal 582 jiwa.

Sementara di sisi lain, terdapat beberapa negara yang tidak terkena virus corona.

Lantas, mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Hingga kini, terdapat 15 negara dari 193 negara anggota PBB yang belum melaporkan kasus infeksi Covid-19.

Adapun negara-negara tersebut, yaitu:

·         Korea Utara

·         Komoro

·         Lesotho

·         Turkmenistan

·         Tajikistan

·         Kepulauan

·         Marshall

·         Mikronesia

·         Kiribati

·         Palau Nauru

·         Kepulauan Solomon

·         Samoa

·         Tuvalu

·         Tonga

·         Vanuatu

Sebelumnya, masih terdapat 18 negara yang terbebas dari virus corona, termasuk Sudan Selatan, Sao Tome dan Principe, dan Yaman.

Namun, dalam beberapa hari terakhir tiga negara tersebut melaporkan adanya kasus infeksi Covid-19.

Sempat tersiar kabar bila ada kemungkinan kasus Covid-19 di negara-negara tersebut ditutup-tutupi.

Akan tetapi, menurut Michael Yao, seorang pakar tanggap darurat di WHO Afrika mengatakan bahwa kasus di Afrika tentu saja tidak mungkin tak terdeteksi atau ditutup-tutupi.

Pasalnya penyebaran virus ini sangatlah cepat sehingga adanya orang yang terinfeksi tentu akan terlihat dan pasti terdeteksi.

Beberapa ahli pun percaya iklim berperan dalam memperburuk atau menghentikan penularan virus corona.

Disebutkan jika virus corona mungkin tidak berkembang pada iklim yang hangat.

Sayangnya, belum ada penelitian yang cukup mengenai hal ini.

Covid-19: DPD Garda Pemuda NasDem Provinsi NTT Bagi 2000 Masker Untuk Warga Kota Kupang

Lafadz Niat Tata Cara Salat Tarawih dan Sholat Witir, Ibadah di Rumah Selama Puasa Ramadhan

Hore! Ini Daftar Pemenang Lomba Menggambar Virtual Bareng Pos Kupang, Cek Siapa Tahu Ada Nama Kamu

VIDEO – Janda Helena Nenabu di TTS, Kaget Didatangi Kapolres dan Dandim Serahkan Bantuan Sembako

PON XX 2020 Ditunda, Jimmi Berharap Pendaftaran Pemain Diperpanjang

Bukan Obat! Ini Trik Tingkatkan Imun untuk Mewaspadai Covid-19

Namun, perlu diingat bahwa sebagian besar negara yang belum melaporkan kasus Covid-19 merupakan negara-negara kecil Kepulauan Pasifik, serta segelintir negara di Asia dan Afrika.

Kemungkinan negara-negara tersebut bukanlah tujuan wisata, sehingga sedikitnya pelancong yang bepergian ke negara itu membuat virus belum masuk.

Bahkan sebelum terjadinya pandemi ini, negara seperti Korea Utara sudah menerapkan aturan yang ketat mengenai siapa saja yang boleh masuk ke negaranya.

Di sisi lain, orang-orang dari negara tersebut juga mungkin memiliki akses yang terbatas untuk pergi ke negara lain.

Dr. Sarah Raskin, asisten profesor di L. Douglas Wilder School of Government and Public Affairs at Virginia Commonwealth University pun menyatakan bahwa orang-orang yang berasal dari negara kaya memiliki akses yang lebih besar untuk berpergian sehingga memiliki peluang yang lebih tinggi terkena patogen baru.

Di samping itu, negara-negara yang tidak terkena Covid-19 juga memiliki pencegahan awal yang baik.

Korea Utara merupakan salah satu negara pertama di dunia yang menutup perbatasannya dan membangun langkah-langkah intensif lainnya untuk mencegah penyebaran virus corona baru.

Begitu pula dengan Turkmenistan yang melakukan pembatasan perjalanan, mengelola pembersihan massal, dan mengampanyekan peringatan-peringatan terkait dengan penyebaran virus tersebut.

Sementara, Tajikistan memberlakukan pembatasan pada perjalanan dan pertemuan publik, serta mengorganisir keramaian dan perayaan.

Banyak dari negara-negara tersebut telah melakukan pembatasan yang ketat agar terhindar dari penyebaran Covid-19 yang terus mengancam.

Jumlah penduduk di negara-negara itu juga tidaklah banyak sehingga kemungkinan dapat menerapkan physical distancing secara lebih optimal.

Mengingat penyebaran virus corona antar manusia terjadi begitu cepat, WHO menganjurkan physical distancing atau menjaga jarak antara diri sendiri dan orang lain.

Bagaimana dengan Indonesia?

Covid-19: DPD Garda Pemuda NasDem Provinsi NTT Bagi 2000 Masker Untuk Warga Kota Kupang

Lafadz Niat Tata Cara Salat Tarawih dan Sholat Witir, Ibadah di Rumah Selama Puasa Ramadhan

Ramadhan 2020: Referensi Hilal Awal Ramadhan 1441 Hijriah Terlihat di Indonesia

Ramadhan 2020: Referensi Hilal Awal Ramadhan 1441 Hijriah Terlihat di Indonesia

Covid-19: Yayasan Aisyiyah NTT dan LazizMu Berbagi Sembako dan Masker

VIDEO – Janda Helena Nenabu di TTS, Kaget Didatangi Kapolres dan Dandim Serahkan Bantuan Sembako

Dari hari ke hari, jumlah kasus positif Covid-19 semakin bertambah.

Namun, berbagai upaya mencegah penyebaran virus terus dilakukan, baik dengan gerakan #dirumahaja dan juga pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayah tertentu.

Memasuki bulan puasa, anjuran untuk tidak mudik juga semakin gencar dikampanyekan.

Saat mudik, bisa saja menyebarkan virus pada orang-orang di kampung halaman.

Apalagi perjalanan mudik yang dilakukan dengan transportasi umum semakin meningkatkan kemungkinan terpapar virus corona dan menularkannya pada orangtua dan keluarga yang dijumpai saat di rumah.

Jadi, sayangi keluarga di kampung halaman dengan tidak mudik.

https://intisari.grid.id/amp/032119482/bisa-dilihat-dengan-mata-inilah-gejala-baru-virus-corona-yang-bisa-anda-ketahui-tanpa-harus-pergi-ke-rumah-sakit-ilmuwan-mengungkapkan?page=all

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved