Israel Negara Paling Aman Saat Pendemi Corona, Mossad Ikut Berperan, Bagaimana dengan Indonesia?
Hasil survei menunjukan, Israel negara yang terus menghadapi ancaman perang di timur tengah justru paling aman
Singapura berada di posisi kedua pada 1 April, diikuti Hong Kong di peringkat empat, dan Taiwan di posisi kelima.
Jepang di urutan keenam, sedangkan Korea Selatan di posisi 10.
Lalu pada 12 April susunannya berubah. Peringkat kedua dihuni Jerman dan disusul Korsel di urutan ketiga.
Sehari Australia dan China masing-masing berada di posisi 4 dan 5, diikuti Selandia Baru, Taiwan, Singapura, Jepang, dan Hong Kong di 10 besar. Israel sendiri masih mempertahankan posisi puncak.
Semua negara-negara itu memiliki sistem perawatan kesehatan yang mumpuni.
Namun Kaminskiy berpendapat, Israel yang telah mengalami perang selama puluhan tahun punya keuntungan ekstra untuk menyegel perbatasan, menggerakkan sumber daya, dan menghadapi setiap ancaman geopolitik yang mungkin timbul dari pandemi.

Dr Arnon Afek yang bekerja di salah satu rumah sakit terbaik Israel berujar, semua sistem di Israel berbicara dalam satu "bahasa".
"Kami bekerja di masa damai untuk mempersiapkan, melakukan latihan, dan memastikan semua sistem kami berbicara dalam satu 'bahasa'.
" "Semua rumah sakit, layanan darurat, tentara polisi... tahu cara bekerja karena kami melakukannya selama latihan," kata Dr Afek. Ia dengan hati-hati menambahkan, mereka tidak pernah berlatih menghadapi krisis seperti ini sebelumnya.
Keselamatan tidak berarti kekebalan Kaminskiy mengatakan sektor teknologi yang berkembang baik dan tingkat disiplin sosial dapat menghasilkan tingkat keselamatan yang tinggi.

Namun, keselamatan tidak berarti kekebalan. Total kasus corona di Israel telah melampaui 13.000. Sebagian besar infeksi ringan dan angka kematian mencapai 171 pada Minggu (19/4/2020).
Menteri Kesehatan Yaakov Litzman juga dinyatakan positif corona pada akhir Maret, membuat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dikarantina untuk kedua kalinya.
Covid-19 di Israel terus menyebar, meski pemerintah menerapkan karantina pada pengunjung dari negara-negara terdampak parah, dan mulai 12 Maret diperluas menjadi sedunia.
Dalam upaya penanganan pemerintah menutup sekolah, melarang pertemuan lebih dari 10 orang, menyerukan warga untuk tetap di rumah, dan menggunakan pengawasan anti-terorisme berteknologi tinggi untuk melacak kasus.
Kementerian Kesehatan juga memiliki aplikasi multibahasa yang memperingatkan pengguna akan kemungkinan paparan. Meski begitu, kritik tetap dilayangkan masyarakat yang menuntut pemerintah seharusnya lebih siap, dan disiplin publik belum dilakukan menyeluruh.