Kekejaman Kim Jong Un Dibongkar Pembelot, Eksekusi Mati Gunakan Tank Hingga Punya Budak Nafsu
Seorang pembelot asal Korea Utara mengungkap bahwa diktator Kim Jong Un memiliki budak seks remaja yang diambilnya dari sekolah-sekolah.
Kekejaman Kim Jong Un Dibongkar Pembelot, Eksekusi Mati Gunakan Tank Hingga Punya Budak Nafsu
POS KUPANG.COM -- Pemimpin Korea Utara yang merupakan diktaktor negeri itu terkenal sangat kejam
Kekajamannya adalah bisa menghukum mati warganya dengan sangat kejam seperti hancurkan dan gilas dengan tank, hingga memiliki wanita yang merupakan budak seksnya
Seorang pembelot asal Korea Utara mengungkap bahwa diktator Kim Jong Un memiliki budak seks remaja yang diambilnya dari sekolah-sekolah.
Kim Jong Un juga menikmati gaya hidup mewah sementara rakyatnya kelaparan, dan memaksa anak-anak menonton eksekusi publik.
Tuduhan itu muncul dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh Mirror tahun 2017 silam, yang membagikan kisah Hee Yeon Lim.
• Di Tengah Wabah Corona, Anies Baswedan Tagih Pusat Dana Bagi Hasil, Ini Reaksi Sri Mulyani
• Erick Thohir Marah Besar,Saat Pendemi Corona Ada Mafia Besar yang Buat Bangsa Kita Sibuk Impor Alkes
Lim, yang sekarang tinggal di Seoul, Korea Selatan, mengatakan bahwa dia dapat melarikan diri bersama ibu dan adik laki-lakinya dari Pyongyang Korea Utara pada tahun 2015.
Ayahnya, Kolonel Wui Yeon Lim dari Tentara Rakyat Korea, yang meninggal pada usia 51, secara permanen dipanggil, dan tugasnya lah yang memberinya wawasan eksklusif tentang rezim Kim.
Dia berbicara tentang satu contoh ketika dia dan teman-teman sekelasnya diperintahkan untuk menyaksikan eksekusi publik terhadap 11 musisi Korea Utara yang dituduh membuat video porno.

"Para musisi dibawa keluar, diikat, berkerudung, dan tampaknya disumpal, sehingga mereka tidak dapat membuat suara, tidak memohon belas kasihan atau bahkan berteriak," katanya.
"Apa yang saya lihat hari itu membuat perut saya mual," lanjut si pembelot.
"Ada sekitar 10.000 orang diperintahkan untuk menonton hari itu dan saya berdiri pada jarak 60 meter dari korban."
"Ada sekitar 10.000 orang diperintahkan untuk menonton hari itu dan saya berdiri."
"Tubuh mereka hancur berkeping-keping, benar-benar hancur, darah dan serpihan beterbangan di mana-mana.
Tank kemudian muncul untuk menggiling sisa-sisa jasad mereka.