Dampak Corona, Penghasilan Bengkel Aries di Ende Turun
Bengkel Aries Star Motor mulai merasakan dampak dari masifnya penyebaran virus corona atau Covid-19 di Tanah Air
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Salah satu bengkel kendaraan yang cukup terkenal di Kabupaten Ende, Bengkel Aries Star Motor mulai merasakan dampak dari masifnya penyebaran virus corona atau Covid-19 di Tanah Air.
Antonius Yohanes Bata, pemilik Bengkel Aries, kepada POS-KUPANG.COM di Bengkelnya, Kamis (16/4/2020) mengaku penghasilannya menurun drastis seiring dengan mewabahnya virus corona di Tanah Air.
Pria yang akrab disapa Aries ini menceritakan, sebelum adanya wabah Corona, sehari pendapatannya bisa mencapai 15 juta rupiah. Namun semenjak Corona mewabahnya dan ditambah adanya imbauan social distancing sehari keuntungannya berkisar 1 juta rupiah.
• Protes Kebijakan Gantung Kunci oleh Perusahaan, Puluhan Sopir Taksi Gogo di Kupang Mogok
Menurutnya banyak pelaku usaha di Kabupaten Ende yang sudah terkena dampak dari Corona bukan cuma dirinya.
"Ketika mewabahnya Corona di Tanah Air, lebih-lebih dua minggu terakhir ini, omset yang kami target, jelas jauh, tidak memenuhi target. Apalagi saat ini banyak sekali saudara-saudari kita datang dari zona merah tentu membuat masyarakat semakin resah," ungkapnya.
• Kepada Dirjen Migas Bupati Deno Sampaikan Ada Alternatif Pembangunan SPBU Satu Harga di Cibal Barat
Ditengah pendapatan yang menurun drastis, kata Antonius, ia harus tetap mencicil kredit di Bank yang mencapai miliaran rupiah, belum lagi membayar kontrakan tempat usahanya itu.
Terkait gaji karyawan, Antonius berkomitmen tetap membayar gaji karyawan karena ia hanya memiliki satu orang karyawan. Sementara yang bermitra dengannya yakni mendapat persen dari ongkos kerja tidak digaji.
Ia mengaku menurunnya pengunjung juga berdampak pada penghasilan para mitranya. "Jadi sebelumnya para mitra sehari bisa dapat 300 ribu sehari, sekarang hanya 20 hingga 50 ribu rupiah," ungkapnya.
Ia berharap Pemda Ende bersama para pelaku usaha dan bank bisa duduk bersama mencari solusi terbaik untuk persoalan yang tengah dihadapi
Ia mendukung upaya Pemda Ende dalam mengantisipasi dan mencegah penyebaran virus Corona, misalnya karantina untuk pelaku perjalanan dari Zona Merah, namun ia mengingatkan karantina harus benar-benar dijalankan dengan baik sehingga masyarakat tidak panik dan takut.
Dampak masifnya penyebaran virus corona atau covid-19 ini tidak hanya dirasakan oleh Antonius, para pedagang di Pasar Wolowona juga mengeluh pendapatan mereka turun drastis.
Di tengah kegalauan para pedagang Pemda Ende terus mengimbau masyarakat agar membatasi pergerakan di luar dan menjaga jarak (social dan physical distancing) sebagai langkah preventif untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Namun, pasar yang terletak di ujung Timur Kota Ende tepatnya di jalan jurusan Ende - Maumere ini tetap ramai.
Para pedagang tetap berjualan seperti biasa, para tukang ojek tampak mangkal berkelompok di sejumlah titik tanpa mengenakan masker.
Imbauan social dan physical distancing dari Pemda Ende untuk mencegah penyebaran virus corona, nampaknya tidak diindahkan.
Pasar Wolowona merupakan salah satu Pasar Tradisional di Kabupaten Ende yang ramai dikunjungi. Di pasar ini mayoritas pedagang kaum ibu.
Mereka menjual berbagai kebutuhan pokok seperti sayur, ubi, pisang, beras dan sebagainya. Sebagian kecil kaum bapa dan anak muda menjual ikan segar.
Pantauan POS-KUPANG.COM, Kamis (16/4/2020), Pasar Wolowona sangat ramai, bahkan para pedagang berjualan hingga ke pinggir jalan.
Seorang ibu bernama Verositas Teodita tampak emosional ketika ditemui sejumlah wartawan. "Kalian ini siapa dan dari mana," tanya Verositas.
"Kami mbeo latu corona tapi kami mo ngere emba walo (kami tau ada Corona tapi kami mau bagaimana lagi)," ungkap Yosita dalam bahasa Ende. Suara lantang membuat para pedagang, tukang ojek dan pengunjung mendekat dan berdiri di sekitar.
Warga Desa Noemuri ini, mengaku pendapatanmya menurun drastis. "Dulu sebelum Corona datang dari kampung dagangan saya kentang, sayur, ubi laku cepat, orang langsung ambil, sekarang duduk berjam-jam tidak laku-laku. Bukan cuman saya orang lain " ungkapnya.
Dia berharap kendati pendapatannya menurun, Pemda Ende jangan sampai menutup pasar. "Kami go peti are? (bagaimana kami mau beli beras) bayar utang, biayai sekolah dan kebutuhan rumah tangga," keluh Verositas.
Ditanya soal Corona, Verositas mengaku takut, namun karena keadaan memaksa ia harus tetap berjualan. "Yah kita waspada dengan Corona, kita juga takut tapi mau bagaimana kondisi kita begini" ungkapnya.
Para pedagang, tukang ojek dan pengunjung yang berdiri di sekitar Verositas mengangguk-angguk mendengar pengakuannya. Mereka setuju dengan apa yang dikeluhkan Verositas.
Muhammad Yane, ketika disambangi wartawan, tampak gugup, ketika ditanya soal dampak wabah corona terhadap pendapatannya. "Saya tidak pakai masker, masker saya, saya lupa di rumah. Kalau pendapatan yah sangat turun," ungkap Yane terbata-bata.
Yane mengaku seiring dengan mewabahnya Corona di Tanah Air, dalam rentang waktu tiga hari ia hanya mendapatkan keuntungan 75 ribu rupiah hingga seratus ribu rupiah.
Hasan Alias, pedagang ikan dengan santun meminta agar Pemda Ende jangan sampai menutup pasar.
"Kami tidak tau apakah akan ditutup atau tidak tapi dengar isu yah begitu, tapi kemarin dengar katanya pembatasan operasi saja, tidak jualan sampai malam, yah otu masih bisa diterima tapi jangan sampai tutup," harapnya.
Uni, salah satu pemilik rumah makan dekat pasar, juga mengeluh pendapatannya berkurang. Dia katakan, biasanya rumah makannya dibuka sampai malam, namun saat ini pukul 12.00 Wita sudah ditutup karena tak ada lagi yang mampir.
"Yang pagi juga jumlahnya paling tinggi 5 orang pengunjung, makanya jam 12 begitu kami sudah tutup, kami harap Pemda Ende secepatnya memikirkan solusi atas masalah yang kami hadapi ini," ungkapnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)