Penyakit Jembrana, Musuh Utama Sapi Bali

Jenis sapi yang paling banyak dibudidayakan di dearah Nusa Tenggara Timur adalah sapi jenis sapi bali(Bos javanicus).

Penulis: Edy Hayong | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG.COM/ISTIMEWA
Penyakit Jembrana, Musuh Utama Sapi Bali. 

Penyakit Jembrana, Musuh Utama Sapi Bali

Oleh : drh. Mutya Fadhilah/Dokter Hewan BBPP Kupang

POS-KUPANG.COM I NOELBAKI--Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu Provinsi pemasok ternak sapi potong terbanyak ke pulau Jawa dan beberapa daerah lain di Indonesia. Jenis sapi yang paling banyak dibudidayakan di daerah Nusa Tenggara Timur adalah sapi jenis sapi bali(Bos javanicus).

Sapi Bali diketahui sangat rentan terhadap infeksi penyakit jembrana atau yang biasa dikenal dengan penyakit keringat darah. Penyakit ini pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tahun 1964.

Wabah jembrana pertama kali terjadi di Kabupaten Jembrana, Gianyar, Klungkung, Badung, Tabanan, dan Buleleng Provinsi Bali, yang menyebabkan kematian yang tinggi pada sapi bali. Penyakit ini kemudian juga terjadi pada sapi bali di pulau Jawa, Sumatra dan Kalimantan.

Ternak sapi yang rentan terjangkit penyakit jembrana adalah ternak sapi yang berumur lebih dari 1 tahun, dan paling banyak menyerang ternak sapi yang berumur 4 hingga 6 tahun.

Penyakit jembrana menyebabkan Kerugian ekonomi yang cukup besar karena angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematiannya (mortalitas) yang relatif tinggi.

Selain itu penyakit ini memiliki kecenderungan untuk menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga hewan rentan terhadap penyakit lainnya akibat infeksi sekunder.

Etiologi Penyakit jembrana disebabkan oleh infeksi bovine lentivirus yang termasuk kedalam family retrovirus (Hilmiati dan Muzani, 2006). Bovine lentivirus merupakanvirus RNA dengan utas tunggal, berbentuk icosahedraldengan panjang basa 7732 pasang basa (pb)  dan bersifat patogen hanya pada sapi Bali.

Virus ini berbentuk pleomorf, beramplop dengan materi genetic tersusun atas single stranded Ribonucleic Acid (ss-RNA), berukuran 80-120 nm.

Virus memiliki enzim reverse transkriptase, berkembang biak dalam sel dan keluar sel melalui proses budding (Indriawati 2013). Virus Jembrana memiliki 4 protein utama (p26, p16, p100 dan p38-42-45). Protein p26 berekasi silang dengan protein dari Bovine Immunode¬ciency Virus (BIV).

Virus Jembrana ini selain memiliki hubungan antigenik dengan BIV, juga berhubungan dengan group lentivirus lainnya seperti Human Immunode¬ciency Virus (HIV), Simian Immunode¬ciency Virus (SIV), Feline  mmunode¬ciency Virus (FIV), Maedi Visna Virus (MVV), Caprine Arthritis Encephalitis Virus (CAEV) dan Equine Infectious Anemia Virus (EIAV) (DITJEN PKH Kementan 2015).

Penyakit jembrana merupakan penyakit yang tidak bersifat zoonosis, sehingga tidak dapat menular dari hewan ke manusia maupun sebaliknya. Host utama dari penyakit ini adalah sapi bali (Bos javanicus).

Bovine lentivirus diketahui dapat bereplikasi dengan mudah dan konsisten  hanya  pada  sapi  bali.  Infeksi  eksperimental  pada  sapi  hasil  persilangan  (Bos  indicus dan  Bos taurus)  diketahui  hanya  menghasilkan  infeksi  ringan  atau  subklinis. 

Penyakit  Jembrana bersifat  akut  dan  terjadi  setelah  periode  inkubasi  pendek  yang  terjadi  selama  kurang  lebih  12 hari  dengan  rata-rata  kejadian  selama  5  hari  (Ausvetplan  2009).

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved