Penyakit Jembrana, Musuh Utama Sapi Bali
Jenis sapi yang paling banyak dibudidayakan di dearah Nusa Tenggara Timur adalah sapi jenis sapi bali(Bos javanicus).
Penulis: Edy Hayong | Editor: Rosalina Woso
Kematian ternak akibat Jembrana terjadi pada 1 atau 2 minggu setelah infeksi (Wilcox et al., 1997) Gejala klinis Sapi yang terinfeksi penyakit jembrana akan mengalami demam dengan kenaikan suhu tubuh hingga mencapai 41°- 42° C.
Pada saat demam akan terjadi penurunan jumlah trombosit di dalam pembuluh darah. Akibat penurunan trombosit ini akan terjadi perdarahan di kulit yang luka akibat gigitan serangga pengisap darah seperti lalat Tabanus sp, sehingga menyebabkan sapi yang terinfeksi terlihat seperti mengeluarkan keringat darah.
Keringat darah merupakan salah satu gejala patognomonis penyakit jembrana yang sangat populer di masyarakat peternaksapi bali.
Selain mengalami kenaikan suhu tubuh, sapi yang terinfeksi penyakitjembarana juga dapat mengalami abortus pada betina bunting yang terinfeksi, lethargy, pembengkakakan pada kelenjar limfe terutama limfoglandula parotis, prefemoralis dan praescapularis, diare berdarah, serta mengalami luka pada selaput lendir mulut yang menyebabkan sapi mengalami kesulitan pada saat makansehingga mengalami penurunan bobotbadan.
Penularan Penyakit Penularan penyakit jembarana terjadi melalui gigitan nyamuk, lalat atau caplak. serangga-serangga ini merupakan serangga penghisap darah.
Jika serangga menggigit dan menghisap darah sapi yang terinfeksi maka virus akan terbawa dan menular ke sapi lainnya saat serangga tersebut menghisap darah sapi yang sehat.
Selain itu transmisi juga dapat terjadi melalui jarum suntik bekas injeksi sapi yang terinfeksi. Diagnosa penyakit jembrana dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap gejala klinis yang terjadi.
Peneguhan diagnosa dapat dilakukan melalui uji ELISA (Enzym-Linked Immunosorbent Assay), Uji Western Blotting dan Teknik PCR (Polymerase Chain Reaction).
Pencegahan dan Pengendalian Pencegahan penyakit jembrana dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi dan peningkatan daya tahan tubuh sapi. vaksinasi dapat dilakukan dengan menggunakan antigen dari hewan yang telah sembuh dari penyakit jembrana dengan diambil serumnya (antigen) kemudian diinduksi pada hewan, untuk meningkatkan antibody atau kekebalan tubuhnya.
Percobaan untuk menemukan antigen sebagai bahan utama vaksinasi jembrana dari virus yang tidak aktif sampai sekarang masih mengalami kesulitan, dikarenakan virus ini hanya menekan durasi dan tingkat keparahan penyakit sampai tingkat yang bervariasi atau/ tertentu saja (Metharom Et al., 2000).
Vaksinasi jembrana diberikan dua kali setahun. Vaksin kedua (booster) diberikan satu bulan sejak vaksin pertama (Balitbangtan 2017).Peningkatan daya tahan tubuh sapi dapat dilakukan dengan memerhatikan kesehatan ternak.
Kesehatan ternak sapi merupakan faktor penting dalam menjaga keselamatan ternak dari berbagai jenis penyakit. Menjaga kesehatan sapi dilakukan memberikan pakan yang cukup, memberikan suplemen, dan memelihara sapi pada kandang yang bersih dan layak.
Selain itu pencegahan dapat dilakukandengan melakukan penyemprotan pada kandang dan peralatan kandang dengan disinfektan dan anti serangga.
Pengendalian dapat dilakukan denganmengontrol lalu lintas hewan di dalam wilayah yang terinfeksi. Hal ini merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mengurangi kejadian infeksi dalam suatu wilayah untuk membatasi penyebaran penyakit.
Dalam hal ini, tindakan pemerintah melalui aturan karantina sangat diperlukan. Langkah pengendalianlain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan isolasi terhadap hewan yang terinfeksi. Isolasi yaitu mengandangkan sapi yang terjangkit penyakit jembrana secara terpisah dari sapi lainnya.