Penyakit Bali Ziekte Pada Sapi Bali
hipersensitivitas yang disebabkan oleh racun lantana camara yang dimakan sapi yang mengakibatkan kulit terkelupas dan luka.
Penulis: Edy Hayong | Editor: Rosalina Woso
Penyakit Bali Ziekte Pada Sapi Bali
Oleh : drh. Mutya Fadhilah/ Dokter Hewan BBPP Kupang
POS-KUPANG.COM I NOELBAKI--Bali ziekte merupakan penyakit hipersensitivitas yang disebabkan oleh racun lantana camara yang dimakan sapi yang mengakibatkan kulit terkelupas dan luka.
Lantana camara merupakan tanaman berbunga yang tumbuh liar di daerah tropis. Daun dan biji tumbuhan ini Mengandung racun triterpenoid, Lantadene A dan Lantadene yang dapat menyebabkan meningkatkan reaksi alergi (APFISN 2015).
Dosis toksik untuk sapi dengan berat badan 500 kg bervariasi dari sekitar 5 hingga 20 kg daun segar (satu persen atau lebih dari berat badan hewan), tergantung pada kandungan toksin dari lantana yang dimakan (Richard et. al 2015) Bali ziekte sering terjadi di musim kemarau pada sapi yang dipelihara degan pola
penggembalaan.
Sapi yang memakan tanaman ini akan menunjukkan gejala hipersensitifitas. Gejala yang muncul pada sapi yang mengalami bali ziekte pada awalnya antara lain, hewan menjadi lemas, nafsu makan berkurang dan kepala terlihat bergoyang. Satu atau dua hari kemudian, mata dan kulit pada bagian hidung dan mulut mulai tampak menguning.
Hal ini terjadi karena sifat toksik dari lantana camara yang mengakibatkan terjadinya gangguan pada organ hati (hepatotokisk)menyebabkan tingginya kadar bilirubin sehingga menyebar ke seluruh organ tubuh yang akan tampak berubah warna menjadi kekuningan.
Selain terlihat kekuningan, area moncong juga akan menjadi kering dan panas. Mata akan menjadi merah akibat meradang dan sedikit menonjol keluar. Kemudian hewan biasanya akan menjadi semakin sensitif terhadap cahayamatahari (photosensitisation). Area sekitar mulut juga akan menjadi meradang, basah dan menimbulkan rasa sakit.
Pada saat terpapar sinar matahari, area kulit yang tidak berbulu atau bulunya jarang dan tidak berpigmen dapat terkelupas dan membentuk luka yang disertai rasa gatal.
Satu sampai empat minggu setelah gejala muncul biasanya akan terjadi kematian jika tidak ditangani dengan baik. Kematian akibat keracunan akut dapat terjadi paling cepat 3–4 hari setelah sapi memakan tanaman (Bryant 2013). Penyakit bali ziekte yang terjadi secara akut cenderung lebih susah disembuhkan. Namun jika kadar lantana camara yang dimakan masih sedikit maka kemungkinan sembuh masih bisa 70-90 %, dengan
pemberian antihistamin.
Penanganan pencegahan penyakit bali ziekte dapat dilakukan dengan menghindari atau menjauhkan sapi dari tanaman lantana camara. jika sapi diperlihara dengan system pengembalaan maka usahakan area tempat sapi merumput bebas dari tanaman lantana camara.
Pada musim kemarau tanaman lantana camara biasanya akan tumbuh subur pada lahan
terbuka, sehingga sangat perlu diwaspadai pertumbuhannya.
Penanganan pertama Sapi yang terserang penyakit Bali Ziekte yang dapat dilakukan peternak adalah dengan menghindarkan sapi yang sakit dari paparan sinar matahari. Sapi yang terserang bali ziekta sangat sensitive terhadap paparan sinar matahari. Luka yang timbul diolesi minyak dan dijaga agar tidak terjadi infeksi (Balitbangtan 2016).
Kendala dalam penanggulangan bali ziekte yang paling umum ditemukan biasanya petani peternak kurang menyadari gejala awal dari sapi yang terserang baliziekte.
Hal ini disebabkan karena memang gejala awal baliziekte tidak begitu nampak. Oleh karena itu pencegahan terbaik dari kejadian penyakit ini adalah menghindarkan sapi piaraanya dari tanaman ini.