Virus Corona

Tak Kasat Mata, Diam-diam Anda Bisa Jadi Penular Virus Corona Meski Tak Merasakan Sakit dan Demam

Bisa jadi Anda secara diam-diam menularkan virus corona meski tak memiliki gejala yang signifikan.

Editor: Bebet I Hidayat
Shutterstock
Tak Kasat Mata, Diam-diam Anda Bisa Jadi Penular Virus Corona Meski Tak Merasakan Sakit dan Demam 

Meski bisa menjadi indikasi atau gejala yang mengarah pada Covid-19, namun jika Anda mengalami demam atau batuk, Anda belum perlu pergi ke dokter untuk memeriksakan kondisi.

NHS Inggris menyarankan orang yang mengalami batuk atau demam untuk tetap tinggal di rumah selama setidaknya 7 hari.

Jika dia tinggal bersama dengan orang lain, maka masa karantina diperpanjang menjadi 14 hari.

Hal ini harus ditaati untuk mencegah terjadinya penyebaran virus menjadi meluas ke banyak orang.

WHO menyarankan aturan ini harus dilakukan oleh siapapun, tanpa melihat apakah seseorang baru bepergian ke luar negeri atau tidak.

Namun, jika gejala terus berlanjut lebih dari 7 hari, Anda sudah harus disarankan menghubungi layanan kesehatan untuk mendapatkan tes virus corona.

Berapa banyak yang telah terinfeksi?

Virus ini pertama kali diketahui menginfeksi manusia pada akhir Desember 2019 di China.

Kemudian pada Januari 2020, Komisi Nasional Kesehatan China menginformasikan bahwa virus ini bisa menular dari manusia ke manusia.

Hingga 3 bulan berselang, berdasar data John Hopkins University, hingga Senin (30/3/2020), total infeksi virus corona baru sudah lebih dari 720.000 kasus yang tersebar di 150 negara dunia.

Untuk total kematian, sudah ada di angka 34.000, 3.000 di antaranya terjadi di daratan China sebagai episentrum utama virus.

Kabar baiknya, 150.000 pasien yang sebelumnya terinfeksi berhasil sembuh dari virus corona atau penyakit Covid-19.

Mengapa virus corona lebih bahaya dari influenza biasanya?

Sesungguhnya, belum ada yang bisa memberi jawaban pasti seberapa membahayakannya virus corona baru ini bagi manusia.

Hal itu mengingat SARS-Cov-2 ini virus jenis baru, maka belum banyak data dan informasi yang dipelajari oleh para ahli.

Namun, tingkat kematian yang disebabkan oleh virus ini secara umum menurut WHO ada di bawah 1 persen untuk kelompok umur muda dan di atas 3 persen untuk kelompok usia lanjut atau orang dengan penyakit bawaan.

Dari beberapa bukti yang ada, dipastikan virus ini begitu cepat menular.

Sementara bedanya dengan flu, belum ada vaksin yang ditemukan untuk mengobati infeksi virus ini.

Dengan begitu, virus ini menjadi semakin mengerikan dan berbahaya bagi mereka yang berada dalam kelompok populasi yang rentan.

Istri Cantiknya Diberlakukan Begini, Ardi Bakrie Marahi Jessica Iskandar, Sahabat Nia Ramadhani

Apakah ada virus corona yang lain?

Selain menyebabkan Covid-19, keluarga virus corona juga menjadi penyebab terjadinya SARS dan MERS yang sempat melanda dunia beberapa tahun ke belakang.

Keduanya, baik SARS dan MERS disebabkan oleh virus corona yang datang dari hewan.

Pada tahun 2002, SARS menyebar ke 37 negara, menginfeksi lebih dari 8 ribu orang dan 750 di antaranya meninggal hingga membuat dunia panik.

Rata-rata kematian yang diakibatkan oleh SARS ada di atas 10 persen.

Sementara Mers lebih mematikan dari Sars. Sebanyak 35 persen dari total 2500 kasus infeksi berakhir dengan kematian.

Padahal penyakit ini lebih sulit untuk ditularkan dari manusia ke manusia.

Saran pencegahan WHO WHO menyarankan untuk mencegah infeksi dan memperlambat penularan Covid-19, perlu dilakukanhal berikut:

1. Cuci tangan Anda secara teratur dengan sabun dan air mengalir, atau bersihkan dengan usapan berbasis alkohol.

2. Pertahankan jarak minimal 1 meter antara Anda dan orang yang batuk atau bersin.

3. Hindari menyentuh wajah Anda.

4. Tutupi mulut dan hidung Anda saat batuk atau bersin.

5. Tetap di rumah jika Anda merasa tidak sehat.

6. Jangan merokok dan aktivitas lain yang melemahkan paru-paru.

7. Berlatih menjaga jarak dengan menghindari perjalanan yang tidak perlu dan menjauh dari kelompok besar orang.

 Satgas Covid-19 Sikka Rancang Peti Mayat, Kantung Jenazah dan Bebaskan Lokasi Penguburan

 Update Corona NTT : ODP di NTT 591 Orang, Kota Kupang Terbanyak Menyusul Sikka, Mabar dan SBD

 Virus Corona di Timor Leste Kini, Mulai Berlakukan Emergency, KBRI Imbau WNI Pulang ke Indonesia

* UPDATE CORONA INDONESIA - 1.528 Positif, 136 Meninggal, NTT dan Gorontalo Nol Kasus Covid-19

Jumlah pasien yang positif terinfeksi virus Corona dan yang meninggal di Indonesia kian bertambah.

Meski begitu, ada kabar gembira karena dua daerah, yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Gorontalo tidak ditemukan pasien positif Corona.

Pada Selasa (31/3/2020) sore, pemerintah Indonesia mengumumkan jumlah orang yang terinfeksi virus corona.

Angkanya mencapai 1.528 kasus positif. Jumlah pasien meninggal karena coronavirus di Indonesia 136 orang.

Sementara itu di seluruh dunia, total kasus yang dicatat peta online Worldometers 789.240 kasus hingga Selasa pukul 16.30 WIB.

Dengan kematian 38.092 orang.

Saat virus corona telah menyebar ke hampir semua negara di dunia, virus ini juga hampir menyebar di seluruh provinsi di Indonesia.

Hingga Selasa (31/3/2020), terdapat 32 provinsi yang melaporkan adanya kasus positif virus corona di daerahnya.

Sementara itu kini tersisa 2 provinsi yang tidak mempunyai kasus virus corona atau positif corona, yaitu NTT dan Gorontalo.

1. NTT

Hingga Selasa (31/3/2020), provinsi NTT masih nol kasus Covid-19 atau virus corona.

Dilansir Kompas.com (25/3/2020), sebelumnya ada 186 warga Nusa Tenggara Timur ( NTT) berstatus orang dalam Pemantauan (ODP) Covid-19.

Dari jumlah tersebut sebanyak 21 orang sudah selesai dilakukan pemantauan.

Sementara sisanya masih menjalani perawatan medis di rumah sakit maupun isolasi di rumah masing-masing.

Kemudian sampai 31 Maret 2020, jumlah ODP di NTT hari ini sebanyak 558 orang dengan kasus terbanyak di Kota Kupang, seperti dilansir laman Tribun News (31/3/2020).

2. Gorontalo

Hingga Selasa (31/3/2020), Gorontalo juga masih nol kasus Covid-19.

Berdasarkan laman Pemerintah Provinsi Gorontalo, per 21 Maret 2020 terdapat 174 orang yang dinyatakan sebagai ODP dengan 66 di antaranya telah selesai dipantau.

Sementara itu, 12 orang berstatus PDP dengan satu orang di antaranya telah selesai proses pengawasan.

Selain itu, provinsi yang baru-baru ini mengumumkan kasus positif corona adalah ada dua provinsi yaitu Bangka Belitung dan Bengkulu.

1. Bangka Belitung

Saat ini telah ada 2 kasus yang dilaporkan dari Bangka Belitung.

Dilansir Kompas.com (30/3/2020), Bupati Bangka Belitung Sahani Saleh mengumumkan satu pasien positif terjangkit virus corona kemarin.

Pasien bernomor 034 itu berusia 54 tahun.

Saat ini dia diisolasi di RSUD Marsidi Judono Belitung.

Pasien tersebut telah menjalani tes swab sebanyak 2 kali, yaitu pada 23 Maret dan 25 Maret.

2. Bengkulu

Bengkulu melaporkan kasus pertamanya pada hari ini (31/3/2020).

Dilansir Kompas.com (31/3/2020), Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengumumkan adanya satu pasien terinfeksi corona.

Pria asal Lampung yang dinyatakan positif tersebut meninggal beberapa saat sebelum konferensi pers.

Dia merupakan anggota jemaah tabligh yang usdah lama tinggal di Bengkulu.

Sebelumnya dia berstatus PDP dan dirawat di RS kota lalu dirujuk ke RSMY.

Adapun provinsi yang sudah mengonfirmasi kasus virus corona adalah sebagai berikut:

Aceh

Bali

Banten

Bangka Belitung

DIY

DKI Jakarta

Jambi

Jawa Barat

Jawa Tengah

Jawa Timur

Kalimantan Barat

Kalimantan Timur

Kalimantan Tengah

Kalimantan Selatan

Kalimantan Utara

Kepulauan Riau

Nusa Tenggara Barat 

Sumatera Selatan

Sumatera Barat

Sulawesi Utara

Sumatera Utara

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Lampung

Riau

Maluku Utara

Maluku

Papua Barat

Papua

Sulawesi Barat

Bengkulu

* Perangi Covid-19, Jokowi Resmi Tetapkan Status Kedaruratan Kesehatan

Pemerintah telah menetapkan Covid-19 sebagai jenis penyakit dengan faktor risiko yang menimbulkan kedarutan masyarakat.

Oleh karenanya pemerintah menetapkan status kedaruratan kesehatan masyarakat.

Dalam upaya mencegah penyebaran pandemi corona di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih opsi pembatasan sosial dengan skala besar atau PSBB.

Hal tersebut diungkapkan Jokowi dalam konferensi pers, Selasa (31/3/2020) di Istana Bogor.

"Sesuai Undang-undang PSBB ini ditetapkan oleh Menteri Kesehatan yang berkoordinasi dengan Kepala Gugus Tugas Civid-19 dan kepala daerah," ujar Jokowi.

Dasar hukum yang digunakan adalah Undang-undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.

Selain itu, pemerintah juga telah menerbitkan peraturan pemerintah (PP) tentang pembatasan sosial skala besar.

"Serta keputusan presiden (kepres) penetapan kedaruratan kesehatan masyarakat untuk melaksanakan amanat Undang-undang tersebut," jelas Jokowi.

Dengan terbitnya PP tersebut diharapkan para kepala daerah tidak membuat kebijakan sendiri-sendiri.

"Dengan terbitnya PP ini semuanya jelas para kepala daerah saya minta tidak membuat kebijakan sendiri-sendiri yang tidak terkoordinasi."

"Semua kebijakan daerah harus sesuai dengan peraturan berada dalam koridor UU, PP serta Kepres tersebut," terang Jokowi.

Jokowi Instruksikan Pemulangan WNI dari Berbagai Negara: Kurang Lebih Ada 11.000 ABK

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Rapat Terbatas (Ratas) melalui video conference menginstruksikan soal pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) dari luar negeri.

Instruksi tersebut mengingat pandemi corona sudah semakin meluas.

Satu minggu terakhir, episentrum virus corona telah bergeser, dari China kini berada di Amerika Serikat dan Eropa.

"Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Korea Selatan, dan Singapura saat ini banyak menghadapi imported case, kasus-kasus yang dibawa dari luar negeri," ungkap Jokowi yang dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (31/3/2020).

"Oleh sebab itu, prioritas kita saat ini bukan hanya mengendalikan arus mobilitas orang antarwilayah di dalam negeri, arus tapi juga harus bisa mengendalikan mobilitas antarnegara yang berisiko membawa imported cases," terang Jokowi.

Lebih jauh, Jokowi juga menyoriti pemulangan WNI dari beberapa negara.

Terutama, Warga Negara Indonesia yang dari Malaysia.

Menurut Jokowi, pemulangan WNI dari luar negeri perlu dicermati karena menyangkut nyawa ratusan bahkan jutaan WNI,

"Saya menerima laporan, dalam beberapa hari ini, setiap hari ada kurang lebih tiga ribu pekerja migran yang kembali dari Malaysia," kata Jokowi.

Selain pekerja migran dari Malaysia, Indonesia juga perlu mengantisipasi kepulangan para kru kapal, dan pekerjaan Anak Buah Kapal (ABK).

"Perkiraan kita, ada kurang lebih 10.000-11.000 ABK," ungkap Jokowi.

Jokowi menegaskan, kepulangan para pekerja migran ini perlu disiapkan dan direncanakan terkait tahapan-tahapan untuk men-screening mereka.

Episentrum Wabah Virus Corona Bergeser ke Amerika Serikat dan Eropa

Poin lain yang menjadi sorotan Jokowi adalah pergeseran episentrum virus corona.

Melihat hal tersebut, Jokowi menegaskan, pemerintah akan segera memperkuat kebijakan yang mengatur laju lalu lintas antar warga negara asing ke Indonesia.

"Prinsip utama yang kita pegang adalah bagaimana kita melindungi kesehatan para WNI yang kembali dan melindungi kesehatan masyarakat yang berada di tanah air," tegas Jokowi.

Jokowi sekali lagi menekankan, protokol kesehatan harus terus ketat dilakukan, baik di bandara, pelabuhan, dan pos lintas batas.

Tidak Ada Gejala Dipulangkan ke Daerah Masing-masing

Kemudian, Jokowi menambahkan, bagi yang tidak memiliki gejala virus corona, WNI dari luar negeri bisa dipulangkan ke daerah masing-masing.

Tetapi, status WNI tersebut adalah Orang Dalam Pengawasan (ODP).

Sedangkan untuk yang memiliki gejala, harus dilakukan proses isolasi di rumah sakit yang telah ditetapkan.

Update Covid-19 Global, Selasa (31 Maret 2020) 

Penyebaran pandemi virus corona (Covid-19) terus bertambah untuk berbagai negara di dunia. 

Setidaknya virus yang pertama kali mewabah di Wuhan, China ini telah menyebar di 202 negara. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyatakan, wabah virus corona sebagai pandemi global, sejak Kamis (11/3/2020), lalu. 

Melansir data worldmeters, hingga Selasa (31/3/2020) pukul 15.30 WIB, kasus infeksi Covid-19 di dunia telah mencapai 787.438 

Sementara untuk korban meninggal total ada 37.846 kasus kematian akibat Covid-19.   

Kendati demikian tercatat sebanyak 165.935 orang dinyatakan berhasil sembuh. 

Dari laporan tiap negara, Amerika masih menjadi negara tertinggi yang terpapar virus mematikan ini dengan 164.359 kasus. 

Disusul Italia dengan kasus positif sebanyak  101.739 dan Spanyol terdapat  87.956 kasus.  

(Sumber: KOMPAS.com/Luthfia Ayu Azanella, Heru Dahnur, Firmansyah, Sigiranus Marutho Bere | Inggried Dwi Wedhaswary, Abba Gabrillin, Farid Assifa, Dony Aprian)

Tak Kasat Mata, Anda Bisa Diam-diam Menjadi Penular virus corona Meskipun Tidak Merasakan Sakit, Demam, atau Batuk-batuk

Sumber: Intisari-Online.com dengan judul Inilah Tanda Tak Kasat Mata, Anda Bisa Diam-diam Menjadi Penular Virus Corona Meskipun Tidak Merasakan Sakit, Demam, atau Batuk-batuk dan Kompas.com dengan judul "Virus Corona: Penyebab, Gejala, Pencegahan, dan Kapan Harus Segera ke Dokter"

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved