Jokowi Masih Enggan Lockdown, Rocky Gerung Sebut Ada yang Takut Investasi Tak Jalan, Sindir Siapa?
Jokowi Masih Enggan Lockdown, Rocky Gerung Sebut Ada yang Takut Investasi Tak Jalan, Sindir Siapa?
Penulis: Eflin Rote | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM - Rocky Gerung kembali mengkritisi pemerintahan Jokowi yang belum memutuskan untuk lockdown akibat pandemi virus corona ini.
Dilansir dari YouTube Channelnya, Rocky Gerung Official, bintang ILC TV One ini mengatakan ada pihak-pihak yang tidak mau kehilangan momentum ekonomi dan tidak mau kehilangan kekuasaan meski saat ini pandemi covid-19 telah meluas.
"Di belakang lockdown ini ada permainan politik yang saya sebut ketololan dan kedunguan, ketidakmampuan para pendukung kekuasaan untuk melihat urgensi dari soal ini. Selalu ada background bahwa ini kalau lockdown maka istana juga akan compang camping, istana juga tidak punya sumber daya untuk memerintahkan sesuatu justru pada keadaan semacam ini. Istana bisa memaksimalkan kapasitasnya, memang ada konsekuensinya bahwa selalu ada kepemimpinan harus diserahkan kepada satu tim yang benar-benar menguasai persoalan, nah para pendukung rezim menganggap kalau diserahkan bisa nggak balik kekuasaannya kan itu konyolnya," ujar Rocky Gerung dikutip dari YouTube, Minggu (29/3/2020).
• Sahabat Rocky Gerung Ungkap Potensi Gubernur Anies Baswedan, Bintang ILC TV One Bilang Ahok Kecil
• Rocky Gerung Sedih Universitas Tak Berani Kritik Presiden Jokowi, Sebut Riau hingga Ibu Kota Baru
• Rocky Gerung Bongkar Bobrok Birokrasi Nadiem Makarim, Kuasai Jaringan Hotel hingga Percetakan Buku
• Cegah Corona, Rocky Gerung Sebut Lockdown Daerah Bentuk Perlawanan Pada Pemerintah Pusat
• Kerap Kritik Jokowi, Bintang ILC TV One Rocky Gerung Beri Masukan Atasi Corona & Perkirakan Terburuk
Rocky kemudian mencontohkan Papua yang telah mengambil kebijakan me-lockdwon daerahnya tanpa menunggu instruksi pusat. Menurut Rocky, Papua "melawan" pemerintah pusat.
"Papua jelas-jelas misalnya, kami tidak ingin tolak tapi kami tidak ingin mati di Papua, karena Papua tidak punya dokter, Papua tidak punya peralatan, jadi berbagai macam keterangan yang akhirnya menimbulkan semacam kerumitan ulang dari komunikasi isu ini," lanjut Rocky.
Menurut Rocky, pemerintah daerah menganggap pemerintah pusat tidak tahu apa-apa tentang keadaan, namun tidak bisa diucapkan ke pemerintah pusat.

Karena merasa lebih mengetahui karakteristik daerahanya, maka suatu daerah berani memutuskan untuk lockdown meskipun dengan berbagai keterangan yang cenderung berbelit-belit.
Hal ini juga menunjukkan komunikasi yang buruk antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah sejak awal pandemi ini menyerang Indonesia. " Dan saya menanggap kedaruratan itu memang hak untuk diucapkan oleh pemerintah lokal karena dia yang paham tentang psikologi masyarakatnya. Detail ada di pemerintah lokal, nah keterangan itu yang tidak bisa dipahami pemerintah pusat,.
Ada hal mencengangkan yang diungkap Rocky Gerung dibaliknya lambannya keputusan pemerintah untuk segera melakukan lockdown. Menurut Rocky, ada permainan politik yang membuat Presiden belum bisa mengambil sikap.
"Ada ketakutan di balik lockdwon, kalau lockdown ekonomi akan buruk, berarti proyek-proyek investasi tidak balik sepenuhnya. Konglomerat gamang bakal ada krisis ekonomi segala macam kan itu dari awal kita tahu bakal terjadi buat apa disembunyikan kecemasan itu," lanjutnya.
• Sahabat Rocky Gerung Ungkap Potensi Gubernur Anies Baswedan, Bintang ILC TV One Bilang Ahok Kecil
• Rocky Gerung Sedih Universitas Tak Berani Kritik Presiden Jokowi, Sebut Riau hingga Ibu Kota Baru
• Rocky Gerung Bongkar Bobrok Birokrasi Nadiem Makarim, Kuasai Jaringan Hotel hingga Percetakan Buku
• Cegah Corona, Rocky Gerung Sebut Lockdown Daerah Bentuk Perlawanan Pada Pemerintah Pusat
• Kerap Kritik Jokowi, Bintang ILC TV One Rocky Gerung Beri Masukan Atasi Corona & Perkirakan Terburuk
Demi kalkulasi politik yang menurut Rocky konyol, ada kemanusiaan yang dipermainkan.
Secara metodologis, Rocky menerangkan jika ada variabel ilmu yang menganggap Indonesia harus segera di lockdown.
Para ahli, profesional dan riset seluruh dunia akan bilang begitu bahkan dengan menunjukkan angka yang menakutkan. Keputusan akademis ingin menyelamatkan publik
Di dalam mempertimbangkan faktor kebenaran akademis dan faktor kalkuasi politik disitu leadership diuji.
Presiden mesti memilih percaya pada profesi akademisi, keterangan IDI yang sumbernya WHO atau percaya penasihat-penasihat politik Istana disebut Rocky takut kehilangan momentum ekonomi.