Begini Kesaksian Lengkap Relawan Uji Coba Vaksin Virus Corona Covid-19, Diare Hingga Demam Tinggi
Begini Kesaksian Lengkap Relawan Uji Coba Vaksin Virus Corona Covid-19, Diare Hingga Demam Tinggi
Begini Kesaksian Lengkap Relawan Uji Coba Vaksin Virus Corona Covid-19, Diare Hingga Demam Tinggi
POS-KUPANG.COM - Begini Kesaksian Lengkap Relawan Uji Coba Vaksin Virus Corona Covid-19, Diare Hingga Demam Tinggi
Kesaksian sukarelawan yang memberanikan dirinya diuji coba vaksin corona.
Mewabahnya Covid-19 sebagai pandemi di seluruh dunia membuat banyak ahli medis yang berbondong-bondong mencari vaksin untuk corona.
• Tulis Status di Fabebook Pasar Inpres SoE Ditutup, Polisi Cokok Wanita Penyebar Hoaks di TTS
• Wanita Asal Kupang Positif Corona Meninggal di Batam, Jenazah Dialut Pembukus
• TRIBUNWIKI : Menikmati Panorama Sore di Kopi Mane Home Stay Ruteng Manggarai
Salah satu yang sudah memulai uji coba vaksin corona adalah Kota Wuhan, China tempat virus ini muncul untuk kali pertama.
Setidaknya 108 sukarelawan merelakan dirinya menjadi uji coba dalam efektivitas vaksin ini.
Tentu saja, ada efek samping yang ditimbulkan dari uji coba ini sebagai risiko yang harus ditanggung.
Meski ada yang mengaku mengalami diare, suhu tubuh meninggi, hingga rasa gelisah, rata-rata relawan mengaku bangga sudah berpartisipasi.
1. Kesaksian Sukarelawan
Seorang perempuan menyentuh wajah dengan tangan saat stres
Vaksin virus corona itu dikembangkan oleh CanSino Biologics, sebuah perusahaan farmasi yang bekerja sama dengan militer China.
Uji coba terhadap 108 sukarelawan tersebut digelar di Wuhan pada Kamis (19/3/2020) setelah mendapat izin dari pemerintah pusat.
Dari ke-108 peserta, seorang peserta bernama Xiao Mi mengungapkan kesaksiannya.
Xiao Mi, masuk dalam kelompok dosis rendah, mengungkapkan dia tidak merasa takut saat mendaftar.
2. Panas Tinggi dan Diare
Pernyataan Jubir pemerintah khusus penanangan virus corona, Achmad Yurianto Soal 19 orang positif corona di Indonesia.
Di Weibo, Xiao mengisahkan bagaimana peneliti langsung menghubunginya sehari setelah mendaftar bahwa dia akan menjalani uji coba.
Saat itu, dia merasa takut setelah membaca bahwa ada kemungkinan efek samping dari vaksin virus corona.
Seperti mengalami alergi.
Tetapi, dia berusaha menguasai diri dengan mengatakan efek samping tersebut merupakan "kemungkinan yang paling buruk".
"Dua orang dari kelompok kami suhu tubuhnya meningkat menjadi 38 derajat Celsius.
Kemudian ada juga yang mengalami diare," kata Xiao.
3. Takut tapi Ingin Membantu
Dia menuturkan, yang lebih penting, meski dia sempat merasa takut, adalah dia bisa memberikan memberikan kontribusi bagi masyarakat.
Xiao menjelaskan, dia ingin berperan bagi orang banyak untuk sekali saja dalam hidupnya.
"Saya merasa bisa menanggung beban ini," jelas dia.
Dia mengatakan mendapat laporan bahwa orang pertama yang disuntik adalah Mayor Jenderal Chen Wei, ilmuwan militer yang memimpin percobaan.
Sukarelawan lain adalah Li Ming. Istrinya, Wang Feng, baru-baru ini pulih dari Covid-19, nama penyakit yang diakibatkan virus corona.
Wang menceritakan setelah mengalami gejala dan terkonfirmasi positif, dia mengalami kesulitan dalam mendapat diagnosa dan perawatan.
"Suami saya menemani saya melewati momen ini.
Jadi, dia sangat mengerti kesulitan yang dihadapi oleh pasien," tutur Wang.
4. Prosedur Vaksin
Salah satu pernyataan yang diduga dari dr Handoko Gunawan yang viral
Berdasarkan informasi dari bagian uji klinis Beijing, para relawan yang berusia antara 18-60 tahun itu dibagi menjadi tiga kelompok besar.
Dengan setiap kelompok yang masing-masing beranggotakan 36 orang, mereka mulai mendapat dosis rendah, sedang, dan tinggi di fasilitas milik polisi.
Wang Junzhi, peneliti di Akademi Teknik China mengatakan di Science Daily, setelah menerima injeksi, para peserta dikarantina selama 14 hari dan terus diawasi.
5. Vaksin Terus Dikembangkan
Tenaga medis melakukan Simulasi Kesiapsiagaan Penanganan Virus Corona (Covid-19), di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA), Jalan KH Wahid Hasyim (Kopo), Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (13/3/2020). Simulasi tersebut sebagai langkah kesiapsiagaan Kota Bandung untuk mengatasi penyebaran wabah virus corona.
Saat ini, baik China dan AS sama-sama berada di garisan depan untuk mengembangkan vaksin.
Beijing bahkan memerintahkan militer untuk turun tangan.
Wang Junzhi berujar, pengembangan program berjalan sukses, dengan banyak peneliti diharapkan bisa merampungkan uji praklinis mereka akhir Maret ini.
Tetapi, pakar virologi asal Universitas Queensland di Australia, Roy Hall, berkata butuh waktu lebih sebelum obat itu siap diproduksi massal.
"Kemungkinan butuh waktu 6-9 bulan untuk memulai uji klinis. Jadi, kemungkinan bakal siap dalam waktu setahun," pungkasnya.
Baca juga berita lainnya:
**Gejala Corona Dari Hari Pertama, Beda Antara Sakit Flu dengan Terkena Virus Corona**
Pandemi virus corona yang telah dinyatakan WHO masih jadi kekhawatiran masyarakat di dunia.
Terlebih angka kasusnya masih mengalami kenaikkan di sejumlah negara. Meskipun tingkat kesembuhan pasien juga terus mengalami lonjakan.
Penting untuk memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai virus yang pertama kali dilaporkan di Wuhan, Hubei, China pada akhir 2019 lalu.
Salah satunya edukasi mengenai gejala, penyebab dan tanda-tanda seseorang mulai terinfeksi virus corona.
WHO menyebutkan, secara umum gejala Covid-19 yang disebabkan virus corona adalah demam, batuk, sesak napas, hingga dada terasa sakit.
Sebuah penelitian terhadap sekitar 140 pasien di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan, mengidentifikasi pola khas gejala terkait Covid-19.
Berikut bagaimana gejala virus corona berkembang dari hari ke hari:
Berikut gejala awal infeksi virus corona dari hari ke hari, sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari dailymail.co.uk, Rabu (18/3/2020):
Hari 1:
Pasien akan mengalami demam, kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering.
Sebagian kecil dari mereka mengalami diare atau mual satu atau dua hari sebelumnya.
Hari 5:
Pasien mengalami kesulitan bernapas atau yang dikenal sebagai dispnea.
Terlebih bagi pasien yang berusia lanjut atau telah memiliki riwayat penyakit lain sebelumnya.
Hari 7:
Pada hari ke-tujuh, pasien menunjukkan tanda-tanda kesulitan bernapas.
Ini adalah waktu rata-rata pasien dirawat di rumah sakit.
Pasien yang memiliki tanda peringatan darurat untuk Covid-19 seperti nyeri yang terus-menerus, napas pendek dan bibir atau wajah kebiruan, harus mendapatkan perawatan medis.
Dalam studi lain, pada hari ke-7, gejala yang dialami sebagian besar pasien - sekitar 85 persen - mulai berkurang.
Mereka bisa saja keluar dari isolasi.
Bila Anda tinggal bersama orang lain atau satu dari mereka memiliki gejala virus corona, maka semua anggota rumah harus tinggal di rumah.
Mereka tidak boleh meninggalkan rumah selama 14 hari.
Periode 14 hari dimulai dari hari saat orang pertama dirawat di rumah sakit.
Hari 8:
Pasien dengan kasus yang parah akan mengalami sindrom gangguan pernapasan akut.
Paru-paru tidak dapat memberikan oksigen yang cukup bagi organ vital di tubuh.
Demikian menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok.
Hari 10:
Pasien dengan masalah pernapasan yang memburuk akan dimasukkan ke unit perawatan intensif alias ICU pada hari ke-10.
Dalam studi kedua di Wuhan, China diketahui, masa perawatan di rumah sakit selama 10 hari.
Hari 12:
• Tulis Status di Fabebook Pasar Inpres SoE Ditutup, Polisi Cokok Wanita Penyebar Hoaks di TTS
• Wanita Asal Kupang Positif Corona Meninggal di Batam, Jenazah Dialut Pembukus
• TRIBUNWIKI : Menikmati Panorama Sore di Kopi Mane Home Stay Ruteng Manggarai
• Siap Perang di Pilkada TTU, Paket AYO Siapkan 12 Ribu KTP Cadangan Agar Lolos Verifikasi Faktual
Demam cenderung berakhir pada hari ke-10, demikian menurut studi di Wuhan
Durasi rata-rata demam yang merupakan tanda awal Covid-19 sekitar 12 hari.
Namun, kondisi batuk yang terkait dengan penyakit ini bertahan lebih lama.
Pada pasien virus corona yang berhasil sembuh, kesulitan bernapas akan akan berhenti setelah 13 hari.