Beredar Video Pelantikan Kerajaan Kedang Lembata, Ini Penjelasan Raja yang Dilantik
Warganet Kabupaten Lembata sempat dihebohkan dengan beredarnya video pelantikan Raja Kedang.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Beredar Video Pelantikan Kerajaan Kedang Lembata, Ini Penjelasan Raja yang Dilantik
POS-KUPANG.COM|LEWOLEBA--Warganet Kabupaten Lembata sempat dihebohkan dengan beredarnya video pelantikan Raja Kedang. Di dalam video tersebut, Ketua Majelis Agung Kerajaan Kedang melantik Bruno Sukarto menjadi Raja Kedang.
Pelantikan Bruno sebagai Raja Kedang atau dikenal dengan istilah Rian Raya dalam video yang beredar ini terjadi pada Rabu (18/3/2020) di Desa Peusawa, Kecamatan Omesuri.
Pelantikan ini pun menuai beragam komentar pro dan kontra warganet.
Ketika dihubungi Pos Kupang, Sabtu (21/3/2020), Bruno Sukarto mengakui kalau setelah dilantik dirinya sempat diejek habis-habisan. Pelantikan ini menurut Bruno dihadiri 7 Kepala Suku di 3 desa yakni dari Desa Aramengi 2, Kepala Suku dan 5 Suku dari Desa Peusawa dan Walangsawa, Kecamatan Omesuri.
"Situasinya lumayan panas, saya di-bully habis. Butuh waktu untuk menjelaskannya, karena pada prinsipnya saya hanya menjalankan tugas panggilan, sebagai penerima waris dari Leluhur Uyelewun," ungkapnya saat dihubungi via What's App.
Bruno menambahkan pelantikan ini tentu bersinergi dengan pemerintah dalam rangka pemajuan kebudayaan sebagaimana amanat UU No.5 Tahun 2017 untuk menjaga, mengembangkan, dan melestarikan nilai-nilai tradisi timur.
"Soal Kerajaan memang dulu ada dan telah punah, saya membangkitkan kembali untuk lebih memperkuat pemajuan kebudayaan agar terjaga dan tetap lestari ketimbang organisasi-organisasi yang sifatnya temporer," tambahnya.
"Semua proses ini dahului dengan ritual adat dan tentunya tidak mudah dan gampang melakukannya dengan kekuatan adat penuh," jelasnya.
Lebih lanjut, Bruno menyebutkan alasan mengapa pihaknya belum merangkul semua desa di Kedang karena semuanya ada sejarah asal usulnya.
"Saya memulai dari puen atau induk. Semoga ke depan mendapatkan respon dan dukungan yang baik," lanjutnya.
Bruno Sukarto juga memberikan kalarifikasi terkait kata Mataram 1 yang merupakan singkatan dari Mata Rantai Manusia Awal.
"Dalam sejarah tutur di Kedang dan semua orang Kedang tahu betul tentang asal usul. Itulah mendorong saya untuk kembali merajut, membangun kembali puing-puing sejarah yang tercecer demi sebuah identitas dan jati diri dan demi pemajuan sebuah kebudayaan," kata Bruno.
"Butuh pemimpin untuk memulai, dan saya sudah memulainya. Walau pro dan kontra," akunya.
Bruno mengklaim pelantikan ini bagian dari upaya pelestarian adat dan budaya masyarakat Kedang demi amanat UU No.5 Tahun 2017 agar tatakelola lebih efektif dan efisien di Kedang.
Sejak 2018, Bruno juga sudah bergabung dengan Forum Silahturahmi Keraton Nusantara (FSKN).
Dirinya mengatakan pelantikan Kerajaan Kedang ini sangat berbeda secara historis dan adat dengan kerajaan Sunda Empire misalnya yang sempat menghebohkan Indonesia.
Setelah dilantik, Bruno akan fokus menjalankan amanat UU No. 5 Tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan bersinergi dengan pemerintah.
• Persiapan Perayaan Isra Miraj, Masjid Agung Airmata Kupang Disterilkan Dengan Disinfektan
• Persib Bandung dan Dua Tim Liga 1 2020 Ini Ternoda oleh Eksekusi Penalti, Dampaknya?
• Kabar Duka, Eks Presiden Real Madrid Meninggal Dunia Akibat Terinfeksi Virus Corona
"Semoga mereka mendukung tujuan dan niat saya," tandas Bruno saat ditanya perihal adanya polemik pelantikan Raja Kedang di tengah masyarakat Lembata.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)