Sampah Biang Penyebab DBD di Sikka

Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo mengatakan tingginya kasus DBD disebabkan karena banyaknya sampah

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/EGINIUS MO'A
Bakti sosial pembersihan sampah, Kamis (12/3/2020) pagi di Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok Barat, Kota Maumere, Pulau Flores. 

POS-KUPANG.COM - Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo mengatakan tingginya kasus DBD disebabkan karena banyaknya sampah. Menurutnya, penanganan sampah masih lemah sehingga banyak botol, gelas plastik menampung air dan menjadi media berkembangbiaknya nyamuk.

"Persoalan kita adalah kebersihan. Kalau lebih ekstrem orang bilang jorok. Kita lihat saja sampah masih berserakan di mana-mana," katanya.

Pria yang akrab disapa Roby Idong ini menjelaskan masalah sampah tak tertangani dengan baik karena petugas kebersihan kurang. "Jadi, gerakan pemberantas sarang nyamuk massal, selain memberantas sarang nyamuk, ini juga momentum kita melakukan pembenahan," ujarnya.

Enam Pelajar Sikka Diobservasi Cegah Virus Corona

Untuk menanggulangi sampah di Kota Maumere, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sikka merekrut 100 tenaga kerja sukarela (TKS) serta memperbaiki tujuh mobil sampah yang rusak.

Sekretaris DLH Sikka, Marthen Luther Adji menjelaskan, tenaga sukarela akan dipekerjakan selama sebulan, menerima insentif Rp 700 ribu per orang dan uang makan Rp 25 ribu per hari.

Tugas TKS membersihkan dan mengangkut sampah pada tiga kecamatan di Kota Maumere dan dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). DLH membagi TKS dalam tiga shift, sehingga setiap hari ada aktifitas penanganan sampah.

Ini Jawaban Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora: Soal Pembangunan SD Paralel

"Selama ini kami punya 93 tenaga kontrak menangani kebersihan, tetapi belum terlalu maksimal," katanya, Rabu (11/3).

Marthen mengatakan, pihaknya mengalami kekurangan mobil sampah. Saat ini, hanya tiga unit mobil sampah yang beroperasi, sedangkan tujuh unit dalam kondisi rusak sehingga diparkir di halaman kantor. "Semuanya sudah di bengkel mobil. Kalau10 unit kendaraan bisa beroperasi akan lebih maksimal."

Lebih lanjut Marthen menjelaskan mengenai bakti sosial yang dilaksanakan selama empat hari terakhir. Menurutnya, partisipasi masyarakat untuk membersihkan lingkungan masih rendah.

"Para lurah juga mengeluhkan respon warga terlibat sangat rendah. Dari beberapa hari dilakukan bakti sosial, warga yang terlibat masih minim didominasi aparatur sipil negara (ASN) dan anak-anak sekolah," ujar Marthen.

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sikka prihatin terhadap tingkat partisipasi warga membersihkan lingkungan sehingga mencegah wabah DBD. FKUB bersama warga serta siswa SMK Santa Matilda Maumere melakukan bakti sosial pembersihan sampah di wilayah Kelurahan Kota Uneng.

Anggota FKUB, Pater Hendrik Maku, SVDmengatakan, partisipasi warga membersihkan lingkungan masih jauh dari harapan. "Bakti sosial ini merupakan bagian dari kegiatan FKUB. Forum mesti selalu hadir dalam hidup umat beragama, termasuk ketika umat menangis karena sakit terserang DBD," kata Pater Hendrik.

Pater Hendrik menganjurkan pemerintah terus melakukan sosialisasi kepada warga agar sungguh-sungguh sadar akan pentingnya menjaga keharmonisan lingkungan. (ius/kompas.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved