PPL di Manggarai Timur Buat Kebun Contoh Biar Tunjuk Kepada Masyarakat

Petugas PPL di Manggarai Timur buat kebun contoh untuk tunjuk kepada masyarakat

Penulis: Aris Ninu | Editor: Kanis Jehola
ISTIMEWA
Rakor Pertanian di Aula Kevikepan Borong, Matim 

POS-KUPANG.COM | RUTENG - Petugas PPL di Manggarai Timur buat kebun contoh untuk tunjuk kepada masyarakat. Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai Timur (Matim) mengadakan rapat koordonasi (Rakor) pembangunan pertanian, peternakan dan ketahanan pangan tingkat kabupaten tahun 2020.

Rakor ini dilakukan bersamaan dengan Hari Kopi Nasional tanggal 11 Maret setiap tahunnya.

Rakor yang berlangsung di Aula Kevikepan Borong ini berlangsung dua hari yakni Rabu (11/3/2020) dan Kamis (12/3/2020).

Swiss-belinn Kristal Kupang Hadirkan Makanan Khas Solo

Saat rakor hadir anggota DPR RI dari Komisi IV Fraksi NasDem, Julie Sutrisno Laiskodat, Wakil Bupati Matim, Drs. Jaghur Stefanus, Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Matim, Ny. Aleksandrina Anggal, Direktur Pembiayaan Dirjen PSP, Lukman Irwan, dan Kepala Dinas Pertanian dan ketahanan Pangan, Jhohanes Sentis.

Hadir pula anggota DPRD Matim, Kepala Dinas Peternakan, Maksimus Mujur Nohos dan seluruh Pegawai Penyuluhan Lapangan ( PPL) di daerah itu.

Anggota FKUB Sikka Pater Hendrik Maku Prihatin Banyak Warga Sikka Tak Peduli Lingkungan Kotor

Bupati Matim, Agas Andreas, SH,M.Hum dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wabup Jaghur pada kesempatan itu menjelaskan, pembangunan sektor pertanian di Matim memiliki peran strategis yang digambar melalui kontribusi yang nyata dalam penyediaan bahan pangan penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan serta pelestarian lingkungan melalui praktek usaha tani yang ramah lingkungan.

Maka itu, kata Wabup Jaghur, upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai melalui peningkatan produksi dan produktivitas komodi pertanian baik komoditi ketahanan pangan hortikultura, perkebunan dan peternakan.

Namun pada kenyataannya, kata Wabup Jaghur, produktivitas komoditas pertanian masih berada di bawah potensi yang sebenarnya dan berada di bawah standar nasional.

Ia mengungkapkan, masalah utama pembangunan pertanian dan peternakan di Matim yakni, pertama, rendahnya produktivitas hasil pertanian persatuan luas.

Kedua, rendahnya kualitas mutu hasil pertanian dan peternakan.

Ketiga, persediaan pakan ternak tidak kontinyu sepanjang tahun.

Keempat, sulit mendapatkan hijauan yang berkualitas terutama pada musim kemarau.

Kelima, pola konsumsi pangan yang beragam hal ini terjadi karena berbagai kendala yang dihadapi antara lain ketersediaan air dan lahan semakin berkurang.

Selain itu, penurunan kuantitas dan kualitas sumber daya lahan pertanian terjadinya ahli fungsi lahan fungsional distribusi pupuk dan benih yang tidak tepat waktu terbatasnya jumlah penyuluh pengamat organisme pengganggu tanaman pengawas benih tanaman dan petugas kesehatan hewan.

Keenam, rendahnya minat generasi muda pada bidang pertanian.

"Memang zaman sekarang atau yang biasa disebut zaman now anak-anak muda kita sudah tidak tahu lagi dengan kerja pertanian. Padahal dia anak petani tetapi dia tidak tahu kerja sebagai seorang petani yang baik. Anak-anak kita sekarang ada yang tamatan sarjana peternakan tatapi tidak memberikan contoh ternak yang baik kepada masyarakat malah dia angkat map untuk melamar pekerjaan," kata Wabup Jaghur.

Ia berharap anak-anak muda yang tamat serjana peternakan agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan bisa dibagi kepada petani-petani ternak pengetahuan yang dia milikki.

"Saya minta kepada semua pimpinan OPD terutama OPD lingkup pertanian, peternakan, serta ketahanan pangan dan perikanan juga petugas lapangan untuk selalu mengambil langkah strategis dan operasional untuk mengantisipasi masalah yang terjadi," ungkapnya

Ia meminta semua pihak ingkatkan koordinasi dengan komisi pengawasan peternakan, pengawas peredaran pupuk dengan produsen distributor dan pengecer pupuk serta mengoptimalkan fungsi balai penyuluhan kecamatan pemberdayaan Gapoktan dan kelompok tani yang terus menggalakan sosialisasi KUR kerja sama dengan lembaga perbankan.

"Bagi petugas pengamat hama agar aktif melakukan deteksi dini terhadap timbulnya hama dan penyakit tanaman. Setiap PPL harus mengembangkan demplot pertanian organik di wilayah kerjanya masing-masing. Sampai saat ini, kehadiran PPL di tengah masyarakat memberikan hasil yang maksimal dan belum berbuat banyak. PPL harus membuat kebun untuk menjadi contoh kepada masyarakat yang ada di sekitarnya. Untuk itu, kepada PPL kalau bisa pulang dari sini bisa membuat demplot dan untuk bisa ditunjukkan kepada masyarakat," tegas Wabup Jaghur. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved