Anggota FKUB Sikka Pater Hendrik Maku Prihatin Banyak Warga Sikka Tak Peduli Lingkungan Kotor

Anggota FKUB Sikka Pater Hendrik Maku prihatin banyak Warga Sikka tak peduli lingkungan kotor

Penulis: Eugenius Moa | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/EGINIUS MO'A
Bakti sosial pembersihan sampah, Kamis (12/3/2020) di Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok Barat, Kota Maumere, Pulau Flores. 

Anggota FKUB Sikka Pater Hendrik Maku prihatin banyak Warga Sikka tak peduli lingkungan kotor

POS-KUPANG.COM | MAUMERE - Kematian 14 warga Kabupaten Sikka, di Pulau Flores dari 1.208 penderita yang terjangkit demam berdarah danguw ( DBD) belum sepenuhnya menyadarkan sebagian besar warga terhadap bahaya serangan DBD.

Partisipasi sebagian warga Kota Maumere terlibat dalam bakti sosial di lingkungan atau membersihkan sampah di halaman rumah dan sekitaranya masih jauh dari harapan. Tumpukan sampah plastik, genangan air masih tampak di berbagai permukiman warga.

Julie Laiskodat: Harus Bersinergi Bangun Ngada dan NTT

Anggota FKUB Sikka, Pater Hendrik Maku, SVD, turut serta dalam bakti sosial (Baksos) diprakarasi Lurah Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kamis (12/3/2020) mengaku prihatin dengan keterlibatan warga.

"Saya bagian dari FKUB. Baksos ini merupakan bagian dari kegiatan FKUB. Forum mesti selalu hadir dalam hidup umat beragama, termasuk ketika umat menangis karena sakit terserang DBD," kata Pater Hendrik, kepada POS-KUPANG.COM, Kamis siang.

DPRD Bahas Lagi Pinjaman Daerah, Viktor Mado Watun: APBD NTT 2020 Bisa Dibongkar Lagi

Pegiat Dialog Kerukunan Lintas Agama dan pengajar Islamologi STFK Ledalero, mengakui partisipasi warga sekitar lokasi masih rendah sekali.

"Ini mungkin karena kesibukan pribadi atau juga karena kesadaran akan pentingnya kesehatan masih terlalu kurang. Informasi dari Ibu Lurah (Kota Uneng), warga sudah dihimbau untuk terlibat, tetapi respon mereka hampir tidak ada," ujar Pater Hendrik.

Pater Hendrik mnganjurkan pemerintah terus melakukan sosialisasi kepada semua warga agar sungguh-sungguh sadar akan pentingnya menjaga keharmonisan alam atau lingkungan.

Menurut Pater Hendrik, menjaga kebersihan lingkungan adalah salah satu implementasi menjaga keharmonisan relasi manusia dengan lingkungan alam. Pemerintah sudah melakukan sosialisasi, tetapi hasilnya belum nampak. Banyak warga masih apatis, bahkan tidak mau peduli dengan lingkungan yang kotor. (laporan wartawan POS-KUPANG.COM, eginius mo'a)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved