BBPP Kupang Selipkan Metode Inseminasi Buatan Kepada 30 Peserta Pelatihan di Desa Bipolo
Lembaga BBPP Kupang selipkan metode Inseminasi Buatan (IB) kepada 30 peserta pelatihan di Desa Bipolo
Penulis: PosKupang | Editor: Kanis Jehola
Lembaga BBPP Kupang selipkan metode Inseminasi Buatan (IB) kepada 30 peserta pelatihan di Desa Bipolo
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang ( BBPP Kupang) menyelipkan metode Inseminasi Buatan ( IB) kepada 30 peserta yang berasal dari Desa Bipolo dan Desa Oeteta, Kabupaten Kupang, yang tergabung dalam anggota kelompok ternak jenis sapi saat mengikuti kegiatan Pelatihan Tematik Peternakan bagi non aparatur.
" Kegiatan pelatihan tematik peternakan yang kami selenggarakan di Desa Bipolo dengan tujuan untuk melatih mereka supaya lebih tahu mengenai Teknis peternakan, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan pakan, deteksi birahi dan juga inseminasi buatan," kata Kepala Seksi Pelatihan Non-Aparatur Balai Besar Pelatihan Peternakan ( BBPP), Rais Sidiq, F. S.Pt, Selasa, ( 10/2) di ruang kerjanya. jalan Timor Raya Km.17, Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah.
• Polisi Amankan Pelaku Pembunuhan dan Parang
Selain memberikan pengetahuan, ujar Rais, pihaknya juga langsung mempraktekkan hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana mendeteksi birahi pada sapi, pelaksanaan Inseminasi Buatan dan pembuatan kandang jepit.
Dikatakan Rais, diselenggarakannya kegiatan Pelatihan Tematik Peternakan di Desa Bipolo, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, dalam rangka mendukung program Kementerian Pertanian khususnya Kostratani dan si komandan.
• Pemkot Kupang Dukung Penuh QRIS, Biasakan Masyarakat Gunakan Non Tunai
Hal itu yang menjadi tumpuan dari Balai Besar Pelatihan Peternakan ( BBPP) untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut. Oleh karena itu, ungkapnya, melalui kegiatan Pelatihan Tematik Peternakan ini diharapkan kesadaran dari masyarakat di sana dalam hal membudidayakan ternak sapi.
Menurut Rais, para peternak sapi di sana, pada umumnya belum mengenal teknologi secara modern. Pola pemeliharaan ternak di Desa Bipolo itu, sifatnya masih alamiah.
"Ternak di sana, kebanyakan masih diumbar dan kawinnya itu secara kawin alam. Dan para peternak di sana, belum banyak yang mengetahui tentang Inseminasi Buatan," Ucap Rais optimis.
Rais menjelaskan, padahal metode atau sistem perkawinan khususnya pada ternak jenis sapi, kambing, atau domba itu dikalfisifikasi menjadi 2 jenis.
Pertama, urainya, melalui kawin alam. Melalui kawin alam ini, mengandaikan tidak adanya campur tangan dari pihak manusia.
Kedua, ungkap Rais, melalui metode inseminasi buatan, hal ini mengandaikan adanya campur tangan dari manusia melalui teknologi modern. Jadi, melalui teknologi modern ini, sapi betina tidak membutuhkan penjantan lagi karena sistem perkawinannya melalui Straw atau assessment yang dibuat di laboratorium kemudian disuntikkan ke ternak betina.
Jika ditilik pada aspek ekonomis, para peternak lebih diuntungkan dengan menggunakan metode berbasis inseminasi buatan karena Inseminasi Buatan sangat praktis.
Selain lebih praktis, ujar Rais, biaya Inseminasi buatan lebih murah daripada harus mengeluarkan biaya yang lumayan besar untuk membeli penjantan, memelihara penjantan, memberikan makanan, minuman dan hal itu membutuhkan waktu berbulan-bulan.
"Banyak peternak di Bipolo, yang belum mengetahui deteksi birahi. Makanya, melalui pelatihan ini kami memberikan pengetahuan kepada para peternak supaya mereka lebih tahu gejala birahi, kemudian mengetahui cara atau bagaimana mengetahui waktu yang tepat untuk pelaksanaan Inseminasi buatan dan hal ini nanti kita ajari di sana. Jadi, lebih menguntungkan daripada kawin alam." kata Rais.
Ketiga, ujarnya melanjutkan penjelasan, untuk mengurangi penyebaran penyakit yang ditularkan oleh penjantan. Dengan menggunakan metode Inseminasi Buatan, Straw (bibit) yang nanti akan ditembakan ke sapi betina itu sudah steril sebab sudah melewati pelbagai proses di Laboratorium. Jadi banyak sekali manfaat tentang Inseminasi buatan.