Opini Pos Kupang

Membangun Ekonomi Perbatasan

Mari membaca dan simak isi Opini Pos Kupang berjudul Membangun Ekonomi Perbatasan

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Membangun Ekonomi Perbatasan
Dok
Logo Pos Kupang

Kita memang tidak sama seperti perbatasan antara USA, Mexico dan Canada tetapi kita mampu menciptakan satu model kawasan perbatasan dengan ciri khas sesuai budaya lokal, yang tidak gemerlapan karena kemewahan infrastruktur, tetapi lebih pada gaya ekonomi persaudaraan (Brotherly Economic Style) sebab kita sebelum adalah satu bangsa dan satud arah.

Jika sektor pariwisata adalah prime mover ekonomi PropinsiNTT maka, jangan lupa bahwa border gate bisa dijadikan sebagai pemicu dan pendorong aktifitas ekonomi berskala internasional. Pelaku ekonomi Negara Timor Leste pasti tidak berjalan sendiri tetapi bersama joint venture business mereka yang dapat menjadikan Three Border Gate (Motaain, Motamasin, Wini) menjadi the second home of future business opportunity.

Konsep di atas tentunya inline dengan program Masyarakat Ekonomi NTT, bahwa ke depan Marungga, Kopi, Jambu Mete dan komoditi unggulan lainnya bisa terjual langsung di tiga pintu itu sehingga biaya distribusi menjadi lebih kecil. Gubernur kita mempunyai gagasan yang brilian, karena itu kita jangan hanya Namkak dan menonton saja, kita harus bisa menterjemahkan gagasan tersebut sebab jika tidak maka kita sama seperti siput berjalan lamban dan seperti tupai yang ekornya bergoyang terus.

Kita harus menjadikan kawasan perbatasan sebagai pintu gerbang ekonomi NTT masa depan, supaya kita tidak hanya menjadi petugas distribusi barang dan jasa dan akhirnya sama dengan Grab Motor dan Food yang tunggu ada pesanan baru melayani.

Tulisan ini berkaitan dengan rencana Pos Kupang melaksanakan kegiatan Ba'Omong Asik bersama bapak Gubernur NTT, karena itu sebagai akademisi dan ekonom regional saya merasa terpanggil untuk memberikan gagasan untuk pengembangan kawasan perbatasan. Propinsi NTT sangat strategis sebab menjadi tetangga Negara Timor Leste dan Australia, tetapi harus diakui bahwa kita belum mampu memanfaatkan posisi kita untuk kepentingan yang lebih luas. Coba kita hitung, berapa banyak pasokan produk di supply ke Timor Leste dari NTT setiap hari, dibandingkan dengan banyaknya produk yang masuk dari Timor Leste ke NTT karena kedekatan sehingga tentu cost of distribution menjadi rendah. Ini adalah peluang bisnis besar yang sudah ada di depan mata kita, sayangnya belum membangkitkan semangat lebih banyak pelaku ekonomi daerah ini. Semoga gagasan di atas dapat merubah paradigma berpikir bisnis kita untuk menjadi semakin global oriented.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved