Gadis 17 Tahun Korban Kekerasan di Labuan Bajo, Dapat Dampingan Rumah Perlindungan Perempuan

Seorang gadis 17 tahun korban kekerasan di Labuan Bajo, dapat pendampingan rumah perlindungan perempuan dan anak

Penulis: Servan Mammilianus | Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Gadis 17 Tahun Korban Kekerasan di Labuan Bajo, Dapat Dampingan Rumah Perlindungan Perempuan
pos kupang.com, servan mamilianus
Suster Yosephina bersama tiga orang tenaga kerja asal Matim, saat berada di rumah perlindungan perempuan dan anak labuan bajo.

Seorang gadis 17 tahun korban kekerasan di Labuan Bajo, dapat pendampingan rumah perlindungan perempuan dan anak

POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Masalah kekerasan yang dialami seorang gadis, Yovita (17) yang diduga dilakukan sang pacarnya sendiri Oleng, sedang ditangani pihak kepolisian di Polres Manggarai Barat (Mabar).

Mulai hari Jumat (6/3/2020) siang, gadis itu tinggal sementara di JPIC Flores Barat Rumah Singgah Perlindungan Perempuan dan Anak.

Ini yang Dilakukan Bupati TTS untuk Mempercepat Pencarian Dana Desa Tahap I

Saat datang ke Polres Mabar hari itu, Yovita didampingi oleh Koordinator JPIC Flores Barat dari Rumah Singgah Perlindungan Perempuan dan Anak, Suster Maria Yosephina Pahlawati.

"Untuk pendampingan dan perlindungan terhadap korban, saat ini korban bersama kami di shellter sambil berjalan proses hukum, lebih khusus untuk pemulihan kesehatannya yang korban alami," kata Yosephina Hari Jumat itu.

BREAKING NEWS: Polda NTT Tahan Tiga Tersangka Kasus Bawang Kabupaten Malaka

Dia menjelaskan, korban sudah diambil keterangannya oleh pihak kepolisian di Polres Mabar Hari Jumat itu.

"Tadi juga sudah divisum di Puskesmas Labuan Bajo, tinggal ambil hasilnya. Kalau korbanya sehat baru diambil lagi keterangannya di bagian PPA Polres," kata Yosephina.

Terpisah, salah satu saksi mata menyampaikan bahwa kejadian itu berlangsung malam Jumat sekitar pukul 24.00 Wita.

"Saat itu kami masih berada di Camente Kafe, kami dengar suara minta tolong. Lalu kami coba mendengar dari mana asal suara itu tetapi tidak terdengar lagi. Tidak berselang lama kami pulang dan tinggalkan kafe," kata Ical.

Saat pulang kata dia, dirinya belok kanan dari kafe untuk melewati ruas jalan tembus depan gereja dari pertigaan dekat Camente.

"Di pertigaan samping Camente itu saya lihat gadis tersebut. Darah mengalir dari dahi dan bibirnya. Ada salah satu orang yang berusaha membantu," kata Ical.

Melihat itu dia juga langsung turun dari sepeda motornya dan memberikan pertolongan.

"Saya langsung berinisiatif untuk hantar ke Rumah Sakit Siloam. Setelah di rumah sakit saya pulang ke rumah," kata Ical.

Informasi itu akhirnya diketahui oleh Suster Yosephina sehingga mulai Hari Jumat dia mendampingi korban.

Menurut penjelasan korban, dia dianiaya karena menuntut pertanggungjawaban dari sang pacar berkaitan dengan kondisinya yang sudah hamil.
Sang pacarnya hingga saat ini belum diketahui keberadaannya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Servatinus Mammilianus)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved