News

Astaga, Hama Belalang dan Ulat Grayak 'Keroyok' TTU, 20 Hektar Jagung Petani tak Bisa Dipanen

Tanaman jagung milik petani TTU 'dikeroyok' hama belalang kumbara dan ulat grayak dan dipastikan tak bisa dipanen.

Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Benny Dasman
POS KUPANG/ISTIMEWA
Hama ulat grayak yang menyerang tanaman jagung warga. 

 Laporan Wartawan Pos Kupang, Tommy Mbenu

POS KUPANG, COM, KEFAMENANU - Para petani di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) mengeluhkan tanaman jagung milik mereka 'dikeroyok' hama belalang kumbara dan ulat grayak dan dipastikan tak bisa dipanen.

Timotius Fallo, warga Desa Humusu Wini, mengakui serangan hama belalang dan ulat grayak terhadap tamanam jagung milik petani setempat terjadi sejak beberapa hari terakhir.

Menurutnya, serangan hama tersebut berlangsung sangat cepat. Bahkan dalam hitungan hari saja, sebagian besar daun jagung di kebunnya, juga kebun milik petani lainnya habis dimakan belalang dan ulat grayak.

Dengan adanya serangan kedua jenis hama tersebut, kata Timotius, maka pasti akan merusak tanaman jagung dan dipastikan tidak bisa dipanen lagi.

"Kami pasrah saja. Kami semprot juga tidak mempan. Kami tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan," ungkap Timotius kepada Pos Kupang, Senin (2/3).

Timotius mengakui kedua jenis hama tersebut pernah menyerang tanaman jagung milik warga di desa itu. Saat itu, katanya, pemerintah daerah mengambil langkah dengan menyemprot namun hasilnya tidak memuaskan.

"Kami lalu buat ritual adat supaya hama-hama itu bisa hilang dari kebun jagung kami," pungkasnya.

Kepala Dinas Pertanian TTU, Gregorius Ratrigis, membenarkan serangan hama belalang kumbara dan ulat grayak di sejumlah wilayah di TTU.

Berdasarkan data yang dikantonginya dari para petugas pendamping lapangan, wilayah yang paling parah terkena serangan hama belalang dan ulat grayak yaitu di Desa Susulaku B.

Di desa itu, kata Gregorius, ada sekitar 20 hektar tanaman jagung yang diserang hama belalang dan ulat grayak. Sementara di wilayah lainnya seperti Desa Manamas, Noemuti Nitois, serta sejumlah titik lainnya dilaporkan hanya sekitar dua hektar yang diserang.

"Antisipasinya, ya salah satunya kebun petani harus bersih. Kalau masih belum dibersihkan, ya tentu menciptakan kondisi yang baik untuk hama berkembang," ungkap Gregorius.

Sebagai dinas teknis, kata Gregorius, pihaknya juga sudah berupaya melakukan intervensi dengan menyemprot insektisida ke sejumlah lahan jagung milik warga dengan harapan bisa memberantas hama belalang dan ulat grayak.

"Tindakan antisipasi yang lain adalah dengan menyemprotkan insektisida ke kebun jagung milik warga," terangnya.

 Gregorius berharap cuaca segera berubah, misalnya hujan besar di wilayah-wilayah yang terserang hama sehingga penyebarannya dapat diminimalisasi.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved