Pegiat Aids Ungkap Fenomena 'Seks Online' di Lembata
Saat bertemu dengan Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday di rumah jabatan, Minggu (1/3/2020), para pegiat HIV dan AIDS di Kabupaten Lembata
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
"Tidak ada tenaga yang stand by di ruangan. Kita masih merangkap kerjanya. Kita masih butuh pelayan lagi untuk VCT dan pelayanan obat. Kita kewalahan juga karena ada pasien yang tidak datang ambil obat dan kita harus cari lagi," katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday menyebutkan kalau masyarakat Lembata saat ini berhadapan dengan fakta bahwa para pengidap penyakit mematikan ini ada, lalu fenomena ke arah pengidap juga ada dan kemudian soal kelembagaan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Lembata yang belum diberi wewenang maksimal.
"Saya sudah keliling ke sekolah-sekolah. Ada sekolah yang disiplin dan ada juga yang tidak. Keluhan mereka adalah soal tempat kos anak pelajar. Saya juga sudah beri gambaran ke guru guru kalau anak anak sudah kena HIV, itu artinya sia-sia sudah. Artinya pengorbanan guru itu sia sia," tegasnya.
Wabup Langoday menandaskan banyak guru juga mengakui kalau para pelajar sering berhubungan seks di tempat kos.
"Mereka buat untuk kesenangan bukan untuk uang. Mereka ini berasal dari keluarga yang mampu secara ekonomi tapi ada juga yang orangtuanya petani," ujarnya Wabup Langoday yang juga punya jabatan ex officio sebagai pelaksana harian KPAD Lembata.
Terkait kelembagaan KPAD, Wabup Langoday menyebutkan dirinya akan segera menggelar pertemuan dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata dan KPAD untuk membahas masalah kelembagaan lembaga dimaksud.
KPAD Lembata sendiri sampai saat ini belum mendapat Surat Keputusan (SK) untuk bekerja.
"Saya pikir KPAD ini senjatanya bagus tapi peluru tidak ada. Kita diskusikan dengan kesra. Dia harus lembaga sendiri. Kalau bisa lepas saja. Ini mau minta air juga harus minta ke kesra karena mencari orang-orang yang benar benar peduli itu susah sekali," ungkap Mantan Dosen Unwira Kupang ini. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)