Pakaian ABK World Dream Dibakar
Sebanyak 188 warga negara Indonesia ( WNI) yang telah dipindahkan dari kapal pesiar World Dream ke KRI Soeharso tiba di Pulau Sebaru
Sebanyak 188 WNI akan dipindahkan dari KRI dr Soeharso ke kapal-kapal ukuran kecil, sehingga bisa mendarat di dermaga.
"Setelah kapal tiba dari KRI dr Soeharso, kapal besar tidak bisa bersandar mungkin akan menggunakan kapal-kapal ukuran kecil yang akan mendarat di dermaga. Sebelum masuk dicek dilihat oleh Tim Kemenkes, kemudian itu pun tidak langsung masuk melalui beberapa tahapan," ujarnya.
Sementara kegiatan sehari-hari 188 WNI hampir sama dengan observasi di Pulau Natuna. "Bangun pagi, salat subuh bagi yang muslim, kemudian dilanjutkan dengan olahraga pagi sama seperti yang lainnya yang intinya olahraga tapi tidak membuat mereka lelah, tetap fresh, mereka senang dan bahagia," ucap Ampu.
Ampu memastikan area di Pulau Sebaru akan disterilisasi dan dijaga oleh TNI dan Polri "Ini jelas ketika kita masuk ke sini (Pulau Sebaru) ring 1, ini akan dijaga unsur dari TNI, mungkin di dermaga ada dari kepolisian, TNI AL, sama-sama berjaga," ujar Ampu.
Warga Menolak
Sejumlah orang yang mengatasnamakan warga Kepulauan Seribu berunjuk rasa di depan kantor Gubernur Anies Baswedan, Balai Kota DKI, Jakarta Pusat. Maksud kedatangan mereka ialah menyuarakan permintaan kepada Presiden RI Joko Widodo dan Gubernur DKI untuk meninjau ulang pemilihan Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu sebagai lokasi observasi 188 WNI Kapal World Dream.
"Kita hanya minta untuk meninjau ulang keputusan observasi di Pulau Sebaru. Kita minta observasi tetap dilakukan di KRI Soeharso," kata Ketua DPD II KNPI Kepulauan Seribu Lukman Hadi.
Mereka menuangkan aspirasinya pada karton ukuran 40 cm x50 cm, bertuliskan "Observasi di Atas Kapal", "Tinjau Ulang Observasi di Kepulauan Seribu", "Kami Minta Jaminan Kesehatan".
Jika pemerintah pusat tetap bergeming, Lukman mengatakan pihaknya hanya bisa menerima keputusan itu tapi dengan sejumlah catatan. Catatan itu dituangkan dalam surat terbuka yang ditujukan kepada Jokowi, Anies, Menteri PMK, hingga Menteri Kesehatan.
Pertama, warga Kepulauan Seribu meminta pemerintah pusat dan daerah memberi jaminan kesehatan semisal fasilitas posko, serta alat pendukung agar masyarakat di wilayah terdekat dapat mendeteksi virus corona (COVID-19). Lalu, meminta Kementerian Kesehatan membuka fakta dan data 188 WNI yang diobservasi.
Kemudian mereka juga meminta pemerintah pusat memberikan garansi keamanan terkait kelangsungan sektor pariwisata yang selama satu dekade menjadi sumber ekonomi masyarakat selain perikanan.
"Kita minta pemerintah menyiapkan dokter, psikiater untuk di tempatkan di pulau-pulau berpenduduk. Serta alat pendeteksi dini. Harus ada pendeteksi, kenapa? Itu sebagai upaya pencegahan akibat observasi yang ada di sana," ujarnya. (tribun network/dan/nis/wly)
Cerita Dayat, Penjaga Pulau Sebaru
Nama Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, mendadak ramai diperbincangkan.Nama Pulau Sebaru Kecil mencuat lantaran dijadikan tempat observasi sebanyak 188 Warga Negara Indonesia (WNI) Anak Buah Kapal (ABK) dari Kapal World Dream, Hongkong. Terkait dengan dugaan virus corona.Namun, Pulau Sebaru Kecil sendiri banyak orang yang tidak mengetahui.
Berbeda dengan Dayat (52), warga Pulau Harapan, Kepulauan Seribu. Ia mengenalnya karena pernah bertugas di Pulau Sebaru Kecil pada tahun 2000-an lalu."Dulu saya pernah jadi penjaga Pulau Sebaru Kecil. Tugasnya serabutan. Ya bersih-bersih, benerin kalau ada yang rusak. Intinya jagain pulau itu," kata Dayat saat ditemuu, di Pulau Lipan, Jumat (28/2.
