Jalan Bokong - Lelogama di Segmen IV Belum Tuntas

Beberapa item pekerjaan yang masih dalam pengerjaan adalah lapisan atas badan jalan ( Wearing Course/WC), saluran dan juga perapian bahu jalan.

Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/OBY LEWANMERU
Inilah pengerjaan salah satu titik jalan Bokong- Lelogama. Nampak sedang dikerjakan lapisan atas badan jalan. Gambar diambil, Jumat (28/2/2020). 

Jalan Bokong - Lelogama di Segmen 4 Belum Tuntas

POS-KUPANG.COM|KUPANG -- Proyek pengerjaan jalan provinsi Bokong - Lelogama pada segmen 4 sampai saat ini belum tuntas. Beberapa item pekerjaan yang masih dalam pengerjaan adalah lapisan atas badan jalan ( Wearing Course/WC), saluran dan juga perapian bahu jalan.

Pantauan POS-KUPANG.COM, Jumat (28/2/2020), segmen 4 ini dari wilayah Desa Oh'aem 2 hingga Lelogama, Kecamatan Amfoabg Selatan ada beberapa titik yang masih dalam pengerjaan.

Ada satu titik yang sedang dikerjakan berupa lapisan atas jalan. Nampak kendaraan pengangkut material menurunkan aspal di atas badan jalan,kemudian para pekerja langsung meratakan, diikuti dengan pemadatan oleh alat berat (tandem roller).

Sementara pada salah satu titik sekitar beberapa kilometer dari Lelogama, tepatnya di wilayah Hutan Ampupu, nampak sedang dikerjakan tembok penahan bahu jalan. Pada beberapa juga dikerjakan drainase.

Pekerjaan ini agak terhambat akibat di wilayah Segmen 4 ini selalu diguyur hujan.

Nampak para pekerja terpaksa berhenti kerja karena hujan. Tembok penahan jalan yang baru dikerjakan di Hutan Ampupu itu harus ditutup dengan bekas kantong semen.

"Hampir setiap hari hujan turun di sini. Tadi kami kerja, tapi saat ini berhenti karen hujan," ujar salah satu buruh.
Pelaksana Harian PT. Berlian Aseal's Murni, Santi Lalay yang ditemui di Lelogama mengatakan, pengerjaan dasar atau aspal dasar di segmen 4 sudah selesai, hanya saja ada beberapa item pekerjaan yang saat ini masih perlu diselesaikan.

"Masih sedang dalam pengerjaan itu, yakni pengerjaan lapisan atas atau WC, saluran dan merapikan bahu jalan," kata Lalay.

Dikatakan, lapisan atas yang masih harus diselesaikan sepanjang 3,3 km.

Dia juga mengakui, salah sayu hambatan adalah cuaca, yakni hujan.

"Di sini memang curah hujan cukup tinggi sehingga pekerjaan selalu terhambat. Kita berharap cuaca bisa normal agar pekerjaan bisa lancar," katanya.

Di Segmen 1, sekitar ada satu titik yang masih perlu dikerjakan, karena kondisi tanah setempat.

Sementara itu, di Segmen 3 yang dikerjakan oleh PT. Bumi Permai Nusantara rata-rata sudah rampung.

GM.PT. Bumi Permai Nusantara, Stef Ola,S.T.M.T mengatakan, pekerjaan jalan Bokong -Lelogama di Segmen 3 sudah selesai dan saat ini mencapai 90 persen.

"Kita secara keseluruhan sudah selesai, namun saat ini kita tinggal mengecat patok pengarah. Tadi malam dari lapangan lapor saya katanya tinggal cat saja,. Saya katakan segera dicat," kata Stef.

Dikatakan, kendala adalah faktor cuaca dan juga tenaga kerja. Cuaca selalu hujan ,sedangkan tenaga kerja, mereka diminta juga menggunakan tenaga kerja lokal yang ada.

Jangan Vonis Dulu Sakit Ginjal Bila Pinggang Terasa Sakit, Simak Penjelasan Dokter Ini

"Sedangkan waktu yang diberikan bagi kita hanya sampai 8 Maret 2020. Jika tidak selesai, maka bisa di PHK," katanya.

Perlu Kompensasi Waktu

Komisi IV DPRD NTT juga labgsung turun memantau progres pengerjaan jalan Bokong -Lelogama.
Tim Komisi IV DPRD NTT dipimpin Ketua ,Agus Lobo, Wakil Ketua , Nelson Matara, Refafi Gah dan satu anggota, Alexander Foenay.

Hadir juga dalam kunjungan ke Segmen 4 ini, Kabid Bina Marga, Dinas PUPR NTT, Adi Mboeik dan beberapa staf.
Nelson Matara mengatakan, perlu ada kompensasi waktu sehingga pekerjaan di Segmen 4 bisa diselesaikan secara baik.

"Sesuai penjelasan yang mereka sampaikan kondisi rill di lapangan. Jadi, jika batas waktu pekerjaan pada tanggal 8 Maret 2020 tentu bisa ," kata Nelson.

Dikatakan, perlu ada toleransi waktu,yakni kompensasi waktu, karena pihaknya juga sudah memantau kondisi di lapangan yang mana xurah hujan cukup tinggi,sehingga pekerjaan selalu terhambat.

"Komisi IV tidak main- main tetap patau di lapangan ,sehingga pengguna anggaran dan kontraktor tidak bisa mengelabui. Karena itu, kalau bisa minta kompensasi waktu," katanya.

Wakil Ketua Komisi IV, Refafi Gah mengatakan, jika cuaca baik, maka pihak kontraktor menjamin pekerjaan tuntas,tapi fakta di lapangan lain,karena itu perlu ada kompensasi.

Alex Foenay mengatakan, suatu proyek itu dilihat dari progres fisik di lapangan dan juga dana yang sudah dicairkan. Untuk jalan Bokong -Lelogama, khususnya di segmen 4 dana yang dicairkan itu sesuai dengan pekerjaan fisik.

"Kita ingin proyek ini ini sslesai dan berguna bagi masyarakat," kata Alex.

Sementara itu, Kabid Bina Marga, Dinas PUPR NTT, Adi Mboeik mengatakan, kondisi di lapangan sudah seperti yang disampaikan pihak pelaksana di lapangan.

"Kita bukan mau bela kontraktor, tapi ini kondisi riil dan fakta di lapangan. Soal curah hujan di daerah ini yang tinggi, maka kami akan koordinasi dan minta data di BMKG," kata Adi.

Dikatakan, progress fisik di lapangan sudah lebih jauh atau lebih maju dari anggaran.

Ditabrak Pria Mabuk Miras, Dua Perempuan di Kupang Luka Berat

Hi Guys, Wajib Tahu ! Pemicu yang Bikin Anda Doyan Ngemil di Malam Hari

6 Hal Yang Terjadi Pada Tubuh Bila Mengabaikan Sarapan Pagi, No 6 Bikin Gagal Diet

Lebih Dikenal Sebagai Bumbu Dapur, Wajib Tahu Moms ! 11 Manfaat yang Terkandung Dalam Bawang Putih

Untuk diketahui, proyek jalan Bokong-Lelogama ini menggunakan APBD NTT dari DPA Dinas PUPR NTT Tahun 2019 sebesar Rp 175.552.879.000 yang dikerjakan dengan empat segmen.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved