Pendidikan

Jadi Motor Penggerak Pembangunan, Undana Kupang Sudah Hasilkan 69.331 Lulusan

Lulusan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang siap kembali ke masyarakat dan menjadi motor penggerak pembangunan.

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Apolonia Matilde
Laus Markus Goti
Wisuda perdana tahun 2020 di Undana Kupang, Kamis (27/2) 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti

POS-KUPANG.COM|KUPANG - Lulusan Universitas Nusa Cendana ( Undana) Kupang siap kembali ke masyarakat dan menjadi motor penggerak pembangunan.

Para lulusan juga siap menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.

Rektor Undana, Prof. Dr. Ir. Fredrik L Benu, dalam wisuda periode I Tahun 2020 di Aula Undana Kupang, Kamis (27/2), mengatakan, sejak berdirinya hingga saat ini, Undana telah menghasilkan 69.331 orang lulusan Diploma, Sarjana, Profesi, Magister dan Doktor.

VIDEO: Begini Nasib Pelajar di Kupang Tega Aniaya Ibu Kandung Gegara Terlambat Siapkan Baju Hangout

Dan, katanya, terdapat 893 mahasiswa yang diwisuda dalam wisuda perdana tahun 2020 tersebut.

Menurut Fred, para alumni Undana telah berkiprah di berbagai bidang, menjadi penggerak dan cita-cita mulai pembangunan di Provinsi Nusa Tenggara Timur, pembagunan nasional bahkan pembangunan peradaban.

Fred mengatakan, Ken Starr salah satu anggota senat Amerika Serikat yang mewakili Defence Team yang dibentuk
oleh Partai Republik untuk proses impeachment terhadap President Donald Trump, dalam suatu sesi closing arguments pada 4 Februari 2020 mengatakan "A nation is about freedom."

Tangani Pasien Keracunan Makanan, Hardman Mengaku Kekurangan Air Bersih

Menurutnya, Ken Starr memberikan ilustrasi bahwa apa yang akan dilakukan oleh seorang Composer adalah meramu
lirik lagu yang digubahnya secara teliti.

"Lagunya harus jelas apakah tentang politik atau tentang partnership, tetapi yang lebih penting lagunya harus dapat dinikmati oleh semua orang. Bukan utuk sekelompok orang tertentu," ungkapnya.

Fred mengatakan, Ken Starr menyebutkan bahwa tokoh pembebasan Amerika Marthen Luther King memperjuangkan selama masa hidupnya bukan saja tentang "freedom
(kebebasan).

Dia tidak berbicara tentang kebebasan sebagai suatu isu yang berdiri sendiri.

"Tapi Marther Luther berbicara tentang "freedom dalam satu kesatuan dengan justice," ungkapnya.

Masih Ingat Norman Kamaru? Sempat Viral karena Joget India, Begini Kabarnya Sekarang

"Inilah outcome yang diharapkan akan diperoleh dari kebijakan "Merdeka Belajar: Kampus Merdeka". Ada empat kebijakan utama untuk dunia pendidikan tinggi Indonesia yang dikemas dalam tagline "Merdeka Belajar: Kampus Merdeka," katanya.

Fred merincikan, pertama, otonomi perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta untuk mewujudkan pembukaan program studi.

Kemerdekaan diberikan yaitu pembukaan program studi baru, tapi kesamaan perlakuan (equality) diberikan hanya kepada program studi yang sudah mampu membuktikan adanya kerjasama dengan dunia usaha berskala nasional bahkan internasional.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved