Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat : Ini Isu yang Memalukan NTT
angka kemiskinan saat dirinya menjadi Gubernur NTT pada tahu 2018 itu sebesar 21,8 persen dan saat sekarang sudah turun menjadi 20 persen.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
Ini Isu yang Memalukan NTT
POS-KUPANG.COM|KUPANG -- Masalah kemiskinan dan stunting itu bukan merupakan isu-isu strategi di NTT, melainkan isu-isu tersebut adalah isu yang memalukan NTT.
Hal ini disampaikan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat pada acara Dialog Pemerintah dengan Pimpinan Lembaga Keagamaan se-NTT .
Kegiatan ini berlangsung di Swiss Belinn Kristal, Selasa (25/2/2020).
Dialog ini dengan tema Revolusi Mental Wujudkan NTT Melayani NTT bersih, NTT Tertib dan NTT Mandiri.
Moderator dalam acara ini adalah, Wakapolda NTT, Brigjen Pol. Drs. Johny Asadoma, S.H,M.Hum.
Menurut Viktor, kemiskinan dan stunting di NTT adalah isu memalukan Provinsi NTT ,bukan merupakan isu strategis.
"Isu ini memalukan, jangan bilang isu stratgis di NTT. Kalau isu strategis itu sepeti pembangunan ekonomi," kata Viktor.
Dijelaskan, angka kemiskinan saat dirinya menjadi Gubernur NTT pada tahu 2018 itu sebesar 21,8 persen dan saat sekarang sudah turun menjadi 20 persen.
"Itu statistik, tapi secara struktur, bicara kemiskinan kita bicara IPM. Ini juga harus dikerjakan agar dapat menurunkan angka kemiskinan dan stunting," katanya.
Dikatakan, stunting di NTT saat ini masih tinggi secara nasional. Untuk di provinsi, angka stunting tertinggi di Kabupaten TTS, yakni 48 persen.
Kemudian diikuti Kabupaten Kupang dan Kabupaten TTU.
"Karena itu, pertemuan ini untuk sinergiskan program yang ada sehingga dapat menyelesaikan masalah terutama isu kemiskinan dan stunting," ujarnya.
• 5 Kebiasaan yang Salah di Pagi Hari Yang Bikin Gagal Turunkan Berat Badan
• 5 Penyebab Kejenuhan Bekerja,Yuk Atasi Sendiri Dengan Cara Ini
• Telusuri Jawaban dan Ikuti 6 Caranya, Berapa Lama Pemulihan Organ Dalam Rahim Usai Melahirkan?
• Cari Tahu Penyebabnya ! Mengapa Ada Wanita Punya Libido Tinggi &Tak; Puas saat Berhubungan Intim
Dikatakan, pertemuan itu juga untuk mengevaluasi perkembangan dinamika pembangunan NTT dari semua aspek.
Saat itu, Viktor sempat meminta Kepala Bappelitbangda NTT untuk tidak lagi menulis isu strategis melainkan isu memalukan.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)
Gubernur NTT Bilang Tiga Kabupaten Jadi Beban, Dalam Masalah Stunting dan Kemiskinan
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menyebut tiga kabupaten di wilayahnya menjadi beban dalam kasus kemiskinan dan stunting.
Tiga kabupaten itu adalah Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
"Saya ingin menggaris bawahi beberapa hal yakni tentang angka stunting dan kemiskinan. Kalau dilihat secara statistik maka Kabupaten Kupang, TTS, dan TTU menjadi beban bagi Pemerintah Provinsi NTT. Ini harus ditanggapi secara serius," kata Viktor di depan peserta apel di Gedung Sasando Kantor Gubernur NTT, Jalan El Tari, Kupang, Senin, (17/2)
Masalah kemiskinan dan stunting itu terlihat jelas saat Viktor melakukan kunjungan kerja di daratan Timor yang dimulai dari Kabupaten Malaka, Belu, TTU, TTS, dan Kabupaten Kupang. Ia meminta pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) berembuk mencari solusi agar masyarakat terbebas dari masalah kemiskinan dan stunting.
Pimpinan OPD, kata dia, harus serius menanggapi masalah kemiskinan dan stunting, khususnya di tiga kabupaten tersebut. Apalagi, NTT merupakan provinsi dengan kasus kemiskinan dan stunting tertinggi di Indonesia.
"Kalau tiga kabupaten ini ditangani dengan baik, maka akan berdampak terhadap provinsi," kata dia.
Viktor juga mengkritik anggaran rapat yang tinggi di lingkungan Pemerintah Provinsi NTT dan daerah. Menurutnya, anggaran rapat itu tak setimpal dengan hasil yang dicapai.
"Biaya rapatnya banyak. Tapi rapat harus kerja. Rapat harus di lapangan. Saya minta pak Sekda serius urus stunting dan kemiskinan ini," jelas Viktor. (kompas.com)
Marius Jelamu : Viktor Laiskodat Gelisah Bagaimana Turunkan Angka Kemiskinan di NTT
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Marius Jelamu mengatakan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat gelisah memikirkan bagaimana menurunkan angka kemiskinan di NTT.
Marius megatakan hal itu untuk menjelaskan bahwa Gubernur NTT saat ini tengah berjuang sungguh-sungguh, bekerja keras agar NTT bangkit dan sejahtera.
"Saya mau beritahu kepada kita semua bapa Gubernur tidak tidur, karena gelisah bagaimana menurunkan angka kemiskinan di NTT dan tentu perjuangan ini bukan hanya perjuangan pemerintah tapi juga masyarakat," ungkap Marius dalam diskusi publik satu setengah tahun perjalanan kepemimpinan Gubernur Viktor Wagub Nae Soi di Hotel Neo Aston Kota Kupang, Kamis (20/2/2020).
Dia katakan suka atau tidak suka NTT sangat bersyukur dan sangat membutuhkan pemimpin seperti Viktor Bungtilu Laiskodat.
Menurutnya, kalau mau flashback tentang ekonomi Indonesia, kita sekarang, kata Marius, sedang melihat output bahwa NTT Provinsi termiskin ke tiga di Indonesia. "Tetapi kita tidak pernah mengejar input yang diberikan ke NTT selama puluhan tahun," katanya.
Dia katakan, jangan dilupakan bahwa disparitas ekonomi, disparitas sosial, disparitas wilayah sudah terjadi sejak tahun 60 dan NTT baru merasakan sedikit input di akhir tahun 80 an.
"Oleh karena itu, waktu saya di Bappeda saya lihat sangat tidak adil merangking output, tetapi tidak pernah merangking input yang diberikan kepada 34 Provinsi sejak Indonesia merdeka sampai dengan sekarang," ungkapnya.
Lanjut Marius yang perlu dikejar saat ini adalah input dan Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josef Nae Soi, kata dia sedang berjuang memperbesar input ke Nusa Tenggara Timur. "Dengan kedekatan dengan Bapak Presiden Jokowi sekarang sedang diperjuangkan input ke NTT," katanya.
Marius lantas membeberkan bukti-bukti perjuangan memperbesar input oleh Viktor Laiskodat dan Josef Nae Soi. Marius katakan, untuk pertama kali dalam sejarah NTT, baru kali ini NTT disetujui Kementerian Dalam Negeri memperoleh pinjaman senilai 490 miliar untuk tahun 2020.
"Anda tau ini melewati perdebatan, bukan sekali jadi, sampai akhirnya Mendagri setuju dan memberi rekomendasi Kementerian Keuangan supaya kita pakai untuk bangun jalan provinsi," ungkapnya.
Yang berikut, kata Marius, soal Labuan Bajo yang ditetapkan sebagai tempat pertemuan internasional G 20 pada tahun 2023, butuh lobi internasional. "Siapa yang ada di balik itu, bapak Viktor," ungkapnya.
Lanjutnya, di Labuan Bajo akan didesain sebagai kawasan ekonomi khusus pariwisata dan akan selesai dalam tahun paling lambat tahun 2022.
Selain itu, Marius mengatakan, untuk pertama kali dalam sejarah Indonesia, NTT diberikan kewenangan untuk mengelola taman nasional Komodo yang dari segi undang-undang merupakan kewenangan pemerintah pusat.
"Ini karena keberanian pa Gubernur memperjuangkan itu, nah untuk pertama kalinya dalam sejarah Provinsi diberikan kewenangan untuk bersama mengelola taman nasional. Kita tidak hanya bicara mikro kita harus bicara makro yang bisa memengaruhi kebijakan di pusat," tegasnya.
• Inerie FC kalahkan Chong-Q FC
• Ashraf Sinclair Meninggal Dunia,Inilah Deretan Selebriti Muda Tanah Air Ditinggal Pasangan Selamanya
• ZODIAK - Ramalan Zodiak Cinta Jumat 21 Februari 2020 Aries Makin Cinta Cancer Acuh, Sagitarius?
Lanjutnya, 2021 Bandara Komodo Labuan Bajo akan menjadi Bandara Internasional, sehingga 2023 akan ada penerbangan langsung dari luar negeri ke Bandara Komodo. "Nah itu perjuangan besar, butuh lobi tingkat tinggi," ungkapnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)