drh. Aji Winarso, M.Si : ASF Tidak Menular ke Manusia

masyarakat juga diharapkan untuk sementara waktu tidak membawa produk asal babi dari pulau Timor ke pulau lainnya.

Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto drh. Aji Winarso, M.Si : ASF Tidak Menular ke Manusia
POS KUPANG/GECIO VIANA
Akademisi dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang sekaligus Sekertaris Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) NTT, drh. Aji Winarso, M.Si.

drh. Aji Winarso, M.Si : ASF Tidak Menular ke Manusia

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Demam babi afrika atau african swine fever (ASF) tidak menular ke manusia.

ASF merupakan penyakit menular pada babi yang disebabkan oleh virus african swin fever.

Demikian disampaikan akademisi dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, drh. Aji Winarso, M.Si.

"Sejauh ini sejak ditemukannya virus ini, tidak pernah ada laporan zoonotiknya. Bahkan, bila daging atau olahan babi dikonsumsi mentah atau setengah matang," kata Drh Aji Winarso yang juga Sekertaris Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) NTT ini saat diwawancarai, Selasa (25/2/2020).

Namun demikian, lanjutnya, dari aspek cita rasa dan kepatutan, tentu tidak dianjurkan daging babi yang terkena penyakit tersebut dikonsumsi manusia.

Dijelaskannya, resiko saat seseorang mengonsumsi daging babi yang terkena ASF hanya terkait cita rasa.

Menurutnya, secara umum daging dari hewan yg sakit itu memiliki tekstur dan pH yg berbeda.

"Hal ini dikarenakan pengeluaran darah yang tidak sempurn, lebih berbau amis dan karena darah cepat membusuk, membuat daging tidak bisa disimpan lama. Berbau apek karena darah itu," jelasnya.

Namun demikian, boleh dikonsumsi daging dari hewan yang terserang ASF karena sebagaimana telah disampaikan pemerintah bahwa daging tersebut aman.

Drh Aji menegaskan, virus ASF tidak terlihat secara kasat mata. Namun gejala dari daging hewan sakit hampir serupa, misalnya terdapat indikasi kemerahan pada daging dan kulit.

Selain itu, Untuk diketahui masyarakat bahwa daya tahan virus ASF juga sangat tinggi.

Virus ASF diketahui dapat bertahan di daging selama 105 hari, daging yang diasinkan 182 hari, daging kering 300 hari, daging asap 30 hari, daging beku 1000 hari, jeroan 105 hari, kulit dan lemak 300 hari, feces pada suhu ruang 11 hari, dan darah yang disimpan pada
suhu 4°C selama 18 bulan," jelasnya.

Selain itu, untuk menanggulangi wabah ini, kata dia, diperlukan komitmen, keseriusan, disiplin dan kerja sama semua pihak.

Menurutnya, peternak dapat menerapkan Biosekuriti pada level kandang, di antaranya jangan membiarkan ternak babi bebas berkeliaran, membatasi akses masuk ke kandang atau dari tamu/pengunjung.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved