Romo Blasius Kleden: Pemuda Katolik Jangan Jadi Kelompok Eksklusif

Romo Blasius Kleden meminta para anggota tidak menjadikan Pemuda Katolik (PK) sebagai kelompok yang eksklusif

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Ricko Wawo
Masa Penerimaan Anggota dan Musyawarah Komisariat Anak Cabang Kecamatan Nubatukan di Aula Puri Mutiara, Sabtu (22/2/2020). 

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Moderator Pemuda Katolik Komisariat Cabang Lembata Romo Blasius Kleden meminta para anggota tidak menjadikan Pemuda Katolik (PK) sebagai kelompok yang eksklusif dan tertutup.

Menurut Romo Blasius, katolik itu berkarakter umum dan tidak eksklusif untuk dirinya sendiri. "Kelompok ini tidak jadi kelompok eksklusif tapi dalam terang roh bangun jejaring dan berpikir positif dengan orang lain dalam hidup bersama," ungkap Romo Blasius saat membuka Masa Penerimaan Anggota dan Musyawarah Komisariat Anak Cabang Kecamatan Nubatukan di Aula Puri Mutiara, Sabtu (22/2/2020).

Proses Hukum SPPD Fiktif

Lebih lanjut, dia juga menjelaskan konsep 'Pro Ecclesia et Patria, Pro Bono Publico' yang menjadi matra khas kelompok Pemuda Katolik dalam konteks kehidupan di Kabupaten Lembata.

Dalam konsep ini, termaktub tiga tugas anggota Pemuda Katolik sebagai imam, nabi dan raja.

"Ini tugas organisasi. Harus ada persesuaian antara kenyataan dan intelektual. Bangun diskusi yang baik dan jangan gegabah. Bangun pemikiran yang konstuktif," pesan Romo Blasius.

Pilkada Manggarai Barat, Andre Garu: Kalau Masih Sulit Air Bersih PDAM Dibubarkan

Bergabung dalam organisasi Pemuda Katolik, tambah Romo Blasius, bisa melatih karakter kepemimpinan dalam diri para pemuda.

"Jangan mimpi duduk di dewan kalau belum alami kehidupan organisasi seperti ini. Belajar untuk rendah hati dan mendengarkan. Kita dipanggil untuk tugas gereja. Membangun persekutuan dan pelayanan serta pewartaan," tegasnya.

Kepada para anggota Pemuda Katolik Lembata Romo Blasius meminta mereka bisa memberi pencerahan yang baik di kalangan orang muda supaya menjaga diri dari narkoba, HIV dan Aids yang seringkali mengancam kehidupan para pemuda.

"Semoga organisasi ini berkiprah dalam penegakan moral untuk sesama juga," sebutnya.

Harapan senada juga terungkap dalam sambutan Kepala Kantor Kementerian Agama Haji Ishak Sulaiman. Namun lebih jauh, Haji Ishak menguraikan wujud nyata kehidupan dalam keberagaman agama di Kabupaten Lembata.

Dia menekankan pentingnya hidup dalam perbedaan karena berbeda itu sebenarnya indah.

Dalam semangat toleransi yang selama ini terpatri di dalam kehidupan bermasyarakat di Lembata, kata Haji Ishak, para anggota Pemuda Katolik Lembata juga perlu bersikap menghargai dan menghormati sesama manusia tanpa memandang suku, agama dan ras.

Dalam pemaparan materi, Ketua Pemuda Katolik Komcab Lembata Heriyanto Wijaya menguraikan secara singkat sejarah Pemuda Katolik yang cikal bakalnya sudah ada sejak Tahun 1922 saat misionaris Jesuit di Jawa Romo Van Lith berada di Jogja dan meihat barisan anak muda dilatih oleh tentara Belanda.

Lalu, pada 1945 dibentuklah Angkatan Muda Katolik RI dan kemudian pada 12 Desember 1949 dilaksanakan Kongres Umat Katolik Seluruh Indonesia.

Pada kongres ini nama Angkatan Muda Katolik RI diubah menjadi Muda Katolik Indonesia.
Pada 1960 melalui Konges Orang Muda Katolik Indonesia di Kota Solo nama Muda Katolik Indonesia itu diganti menjadi Pemuda Katolik hingga saat ini.

"Semua harus jadi kader katolik yang berkualitas. Kita akan dorong untuk kesejahteraan bersama. Di dalam PK kita rangkul semua kader katolik kemudian kita tempatkan sesuai talent masing-masing," tegas Heriyanto sembari menyebutkan panji Pemuda Katolik mulai dikibarkan di Lembata pada Juli 2017 dan sedang berupaya mendirikan sebuah Sekretariat tetap Pemuda Katolik Komisariat Cabang Lembata di bilangan Lamahora yang disebut 'Rumah Kita'. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved