Opini Pos Kupang
Meruntuhkan Stigma Ketertinggalan
Mari membaca dan simak Opini Pos Kupang berjudul: meruntuhkan stigma ketertinggalan
Mari membaca dan simak Opini Pos Kupang berjudul: meruntuhkan stigma ketertinggalan
Oleh Ansel Deri, Mantan Staf Viktor Laiskodat di DPR RI
POS-KUPANG.COM - GUBERNUR Viktor Laiskodat (Laiskodat) dan wakilnya, Josef A Nae Soi (Nae Soi) terus bertaruh sejumlah kebijakan di era kepemimpinan. Tagline Victory Joss -NTT Bangkit, NTT Sejahtera-menjadi visi-misi pemerintahannya ibarat parang tajam petani menebas ilalang atau menumbangkan pohon di tengah lahan perawan untuk memberikan kesempatan bagi jagung, pisang, ubi-ubian, kacang-kacangan, sayur-mayur, tumbuh subur.
Parang itu mesti dimanfaatkan setelah diasah tajam guna membersihkan "ilalang" (ketertinggalan) masyarakat mulai dari kebun di kaki gunung, di kota, hingga orang-orang kecil di rantau (luar negeri) yang bertaruh peluh mengongkosi anak-anak mereka agar kelak bernasib baik serupa gubernur dan wakil gubernur, misalnya.
• Renungan Harian Katolik Senin, 17 Februari 2020 Memperhatikan Motivasi Berkomunikasi
Dalam durasi waktu kekuasaan setahun lima bulan lebih, Gubernur Laiskodat dan wakilnya, Nae Soi bertaruh niat, kerja keras, dan kerja cerdas bersama seluruh stakeholder menunaikan amanah rakyat memajukan Nusa Tenggara Timur.
Kekuasaan yang digenggam keduanya -sekali lagi-masih balita. Laiskodat kita tahu, petinggi dan pernah jadi Ketua Fraksi NasDem DPR. Sedang Nae Soi adalah politisi Golkar, pernah manjabat Staf Khusus Yasonna Laoly, Menteri Hukum dan HAM.
• Wakil Bupati Belu Hadiri Apel Pencanangan Pembangunan Zona Integritas PN Atambua Kelas IB
Keduanya resmi dilantik dan diambil sumpah Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 5/9 2018. Rekam jejak mumpuni dan kekuasaan yang kini dalam genggamannya akan jadi sarana efektif sekaligus ibarat oase di tengah "padang gersang" (ketertinggalan dan stigma negatif lainnya) memajukan tanah Flobamora. Karena itu, tentu keduanya tahu dari mana langkah mengurai berbagai persoalan terutama ketertinggalan yang melilit masyarakat dan daerah selama ini.
Usai dilantik di hadapan awak media yang ngepos di Istana Merdeka, Gubernur Laiskodat menyampaikan paling kurang ada lima aspek yang segera dibenahi bersama wakilnya memajukan masyarakat dan daerah agar lebih maju dan sejahtera lahir-batin.
Dalam catatan saya lima aspek itu yaitu pembangunan pariwisata, reformasi birokrasi, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur serta sumber daya manusia.
Dalam jangka pendek Laiskodat berjanji. Pertama, menghentikan seluruh aktivitas pertambangan di daerah ini. Kedua, menghentikan sementara (moratorium) pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. Satu hal penting lain yakni Gubernur tak sudi NTT dipelesetkan dengan akronim-akronim negatif semisal Nanti Tuhan Tolong, Nasib Tidak Tentu, NTT Miskin dan Terkebelakang atau Nyatanya Tetap Tertinggal.
Dengan demikian sebagai pemimpin ia mengajak rakyat berpikir dan berbuat besar memajukan masyarakat dan daerah. Mengapa plesetan itu perlu dihapus?
Potensial
NTT adalah Nusa Tenggara Timur, provinsi yang sangat dikenal di seluruh dunia sebagai daerah penyumbang misionaris. Meski dikenal juga sebagai provinsi dengan musim kemarau panjang, ia juga gudang penghasil manusia berotak cerdas,pekerja keras, dan jujur. Indonesia mencatat baik siapa sosok Herman Johannes, pahlawan nasional, cendekiawan, ilmuwan Indonesia, anggota Dewan Pertimbangan Agung (1968-1978) atau Menteri Pekerjaan Umum RI (1950-1951) era Presiden Soekarno, dan guru besar serta mantan Rektor Universitas Gajah Mada asal Rote.
Siapa pula yang tak kenal Frans Seda, politisi, tokoh Gereja, pengusaha dan Menteri Perkebunan (1963-1964), Menteri Keuangan (1966-1968) atau Menteri Perhubungan (1968-1973) era Presiden Soekarno dari Lekebai, Sikka, Flores. Atau juga dua nama pahlawan nasional yaitu Izaak Huru (IH) Doko dan Wilhelmus Zakaria (WZ) Johannes.
Berikut Mgr Gabriel Manek SVD, uskup pribumi kedua Indonesia dan mantan anggota MPR RI asal Lahurus, Belu atau Gorys Keraf, guru besar Bahasa Indonesia UI asal kampung nelayan Lamalera, Lembata (sekadar menyebut beberapa di antaranya).