VIDEO - Kalau Ada Angin Kencang Saat Belajar, Juwita Marsela Soluk dan Teman-temannya Takut

VIDEO - Juwita Marsela Soluk, Cs Selalu Dihantui Rasa Takut Saat Belajar. Apalagi kalau ada angin kencang. Sebab bangunan sekolahnya kini sudah reyot

Penulis: Edy Hayong | Editor: Frans Krowin

Oleh karena itu, saat ini hanya tersisa 2 ruang kelas saja. 2 Ruangan ini pun terancam roboh karena kondisi bangunannya sudah rapuh.

Kayu penyanggah bangunan, kini telah termakan rayap. Dinding bangunan itu pun berlubang-lubang karena kondisi dinding yang telah rusak.

Adalah Juwita Marsela Soluk, anak murid kelas 6 SDN Tuakau,  atas nama rekan-rekannya menyampaikan harapan mereka kepada pemerintah.

Juwita mengatakan, mereka sangat sedih karena gedung sekolah kondisi yang mereka gunakan kini rusak berat.

Sejak angin puting beliung merobohkan empat ruangan kelas pada Desember 2019 lalu, kata Juwita, selama ini mereka belajar tidak tenang.

"Kalau sudah mulai hujan dan ada angin, kami mulai gelisah. Sebab gedung sekolah bergoyang-goyang ditiup angin. Dinding bangunan juga sudah lapuk sehingga kalau tidak segera diperbaiki, pasti akan roboh," kata Juwita.

Ia dan teman-temannya, memohon agar pemerintah dan DPRD Kabupaten Kupang, memperhatikan kondisi bangunan darurat itu.

Para guru dan siswa, lanjut dia, memang  semangat untuk belajar, tetapi persoalan pada bangunan yang kondisinya rusak parah.

Wali Kelas 6 SDN TuakauDora Tolai, mengatakan, Gedung SDN ini dibangun darurat. Sebelumnya anak-anak dari Translok Tuatuka belajar di SD GMIT Luataus.

Mereka harus menempuh jarak ke sekolah  sekitar 2 kilometer. Kemudian SD GMIT  dipecah menjadi dua sekolah yakni SD Siumate dan SDN Tuakau.

Dikatakannya,  empat ruang kelas yang roboh dihantam angin beberapa waktu lalu terjadi pada malam hari, sehingga tidak ada korban jiwa.

Dua gedung darurat yang masih layak pakai walaupun dinding sudah keropos, merupakan swadaya orangtua/wali. Berdinding bebak beratap seng yang merupakan bantuan dari anggota DPRD Kabupaten Kupang,  Agus Tanau.

"Tahun 2011 pernah dibangun gedung permanen tapi dalam perjalanan ada persoalan hukum sehingga kepala sekolah dan oknum PNS dari kabupaten yang kerjakan proyek gedung sekolah yang kini tinggal  fondasi itu masuk penjara," tutur Dora Tolai.

Menyinggung soal persiapan peserta didik menjelang UAS, Dora Tolai menjelaskan, tetap dilakukan les tambahan dan try out. Total siswa kelas 6 itu sebanyak  23 orang yang siap UAS.

"Kami  try out terus. Kalau bukan di sekolah juga Ke gugus ujian. Saya bangga, walaupun gedung sekolah buruk tapi prestasi anak-anak kami luar biasa. Lomba cerdas cermat, bola kaki, gerak jalan indah, festival budaya, anak-anak kami selalu juara," kata Dora.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved