Gubernur NTT, Viktor Laiskodat: Fulan Fehan dan Benteng 7 Lapis Tujuh di Belu Dikelola Terpadu
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat meninjau Benteng 7 Lapis Makes yang terletak dibawah kaki gunung Lakaan, Desa Dirun, Kecamatan La
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS KUPANG.COM,Teni Jenahas
POS KUPANG.COM| ATAMBUA----Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat meninjau Benteng 7 Lapis Makes yang terletak dibawah kaki gunung Lakaan, Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, wilayah perbatasan Negara Indonesia dan Timor Leste, Senin (10/2/2020).
Gubernur Viktor ingin melihat secara dekat Benteng 7 Lapis Makes yang merupakan warisan budaya leluhur orang Belu. Benteng kuno ini didirikan untuk melindungi warga dari serangan musuh di jaman kolonial.
Keberadaan Benteng 7 Lapis Makes berdekatan dengan padang Fulan Fehan sehingga Gubernur menyarankan kepada Pemkab Belu agar dikelola secara terpadu menjadi kawasan wisata Fulan Fehan. Konsep pengembangan wisata terpadu ini sedang dilakukan Pemprov NTT dibawa kepemimpinan Viktor B. Laiskodat dan Yosef Nae Soi.
Tak hanya di Belu, saat berkunjung ke Malaka, Gubernur Viktor juga meninjau Hasan Maubesi yang merupakan cagar alam yang bisa dikelola secara terpadu.
Dari Malaka, Gubernur meninjau Padang Fulan Fehan dan Benteng 7 Lapis Makes, di Kabupaten Belu.
Gubernur Viktor Laiskodat mendaki hingga sampai ke Benteng 7 Lapis. Gubernur enjoy berjalan di antara pohon-pohon, rumput bahkan semak belukar. Gubernur sungguh merasakan keindahan alam Beteng 7 Lapis Makes dan hal itu semakin sempurna setelah sampai di puncak ia dihadapkan pada pemandangan indah di depan mata. Lalu Gubernur Viktor mengabadikan moment tersebut.
Benteng Makes terdiri dari 7 lapis dinding batu yang cukup tebal. Jika ingin memasuki benteng ini, Anda melewati 7 lapis batu-batu karang.
Ditengah-tengah benteng Makes ini terdapat sebuah Ksadan atau tempat berlangsungnya acara adat.
Selain itu terdapat pula makam para raja dari wilayah setempat seperti makam raja Dirun yang sangat dihormati oleh warga setempat sebagai pahlawan.
Benda-benda bersejarah masih tersimpan dan sudah cukup tua seperti, menhir atau meja persembahan, kubur batu, tempat duduk raja yang terbuat dari batu yang usianya sudah cukup tua.
Ada juga meriam tua yang merupakan peninggalan jaman Jepang sebanyak dua buah yang terdapat di dalam benteng.
Disekitar benteng kuno itu terdapat pemandangan alam yang begitu menakjubkan seperti, padang sabana Fulan Fehan yang indah dan panorama perbukitan yang mampu membius pandangan mata.
Untuk menuju ke benteng Makes dibutuhkan waktu sekitar satu jam perjalanan dari Atambua, Ibukota Kabupaten Belu. Medan jalan cukup menantang karena harus melewati jalan yang cukup berbukit, tanjakan dan berkelok-kelok.
Tempat ini cukup menarik dan sering dimanfaatkan oleh komunitas-komunitas pecinta alam yang ingin menapaki alam Lakaan yang masih alami. Orang yang suka mendaki gunung paling cocok datang ke daerah ini. Pasti menyenangkan. (jen).

