Cerpen

Cerpen Berrye Tukan: Aku Benci Gerimis di Hari Kamis

Gerimis sepertinya mulai menghujam bumi, meski tak diawali dengan mendung. Awan tak begitu gelap namun hujan seolah turun begitu saja.

pos kupang
Aku Benci Gerimis di Hari Kamis 

POS-KUPANG.COM|KUPANG - Hari Kamis siang dan sudah saatnya pulang kerja, namun Noel masih menggerutu di depan pintu kantor dengan sebuah tas punggung yang membebaninya.

Gerimis sepertinya mulai menghujam bumi siang itu meski tak diawali dengan mendung. Awan tak begitu gelap namun hujan seolah turun begitu saja.

Noel tak punya pilihan lain kecuali menembus gerimis itu. Pesan dari Tina, sang istri untuk segera pulang untuk mengantarnya ke dokter memaksanya untuk mengalahkan gerimis ini.

Penuh Airmata, Ibu Ini Berhasil Bertemu dengan Putrinya yang Sudah Meninggal Menggunakan Alat Ini

Sepeda motornya dipacu menembus gerimis tanpa jas hujan. Gerimis tak berhenti menghalangi, bahkan semakin lebat saja turunnya. Noel nampak kesulitan melihat jalan akibat butir-butir hujan yang menampar wajanya hingga bajunya mulai basah.

Noel pun terpaksa mengalah, dipinggirkan kendaraannya di sebuah persimpangan, tepat di samping sebuah warung tenda.
Segera setelah motornya diparkir, Noel berlari ke warung tenda tersebut untuk berteduh sebentar.

"Masuk saja om. Duduk saja di kursi itu. Hujan seperti ini lama berhentinya," ujar pemilik warung, seorang lelaki setengah baya dengan kumis tipis itu.

Noel hanya membalas dengan sebuah senyuman.
Segera diperiksa ponselnya, ada sebuah pesan WA dari Tina, sang istri.

Rusunawa Rp 12,9 Miliar Mangkrak, Pemda Sikka Surati Pemprov NTT

"Sudah di mana?"
"Hujan di jalan, masih berteduh," balasnya.
"Oke, hati-hati," kata istrinya.
"Ya".

Noel menatap kosong pada hujan yang membentur aspal. Aroma bakso dari warung tenda tersebut segera mengundang rasa laparnya.

Dia berharap hujan segera berhenti agar dia bisa pulang dan tidak tergoda dengan aroma bakso itu, namun hujan seolah tak peduli, sepertinya awan gelap di atas sana masih banyak menyimpan hujan yang banyak.

"Bakso satu mas! Pedas ya!" Noel mengalah juga pada aroma itu.
"Oh, iya om," balas pemilik warung itu.
Semangkuk bakso panas nan pedas kala hujan yang dingin mengguyur di luar sungguh menjadi kenikmatan tak terlelakan siang itu.

HUT VII : SMP Kristen Citra Bangsa Bercirikan Kekristenan, Unggul Dalam Berkarakter

Noel lahap menyantapnya seolah ini adalah bakso terakhir yang dinikmatinya. Kala pentol terakhir masuk ke dalam mulutnya, sesosok perempuan muda masuk ke dalam warung itu, dengan sebuah payung berwarna ungu.

Rambutnya hitam kekuning-kuningan, panjang terurai hingga bahu. Kulitnya putih bersih, dengan sebuah tahi lalat yang bersarang di bawah mata kirinya. Noel sungguh mengenal wanita, mungkin lebih dari sekedar kenal.

Empat tahun bersama wanita itu kala masa kuliah di ibukota, berbagi kesulitan bersama dan berusaha membangun komitmen hidup bersama setelah seleasi kuliah, namun kandas dan gagal.
"Noel? Kamu di sini?"

"Tesa? Kamu ngapain di sini?"
"Aku kerja di sini sekarang. Kantorku sudah pindah ke sini. Baru juga dua minggu. Kamu tinggal di mana?"
"Aku, aku di sini saja. Ya, beginilah! Eh, kamu mau makan bakso juga? Pesanlah!"
"Oh iya, sampai lupa."

Jadwal & Live Streaming Youtube Persib vs Barito Putera di Laga Uji Coba Jelang Liga 1 2020

Tesa memesan semangkuk bakso lalu kembali menghampiri Noel yang terlihat gugup, meski Tesa yang ditemuinya sekarang adalah Tesa yang pernah mengisi hatinya dulu semasa kuliah. Cerita-cerita mulai mengalir satu demi satu di antara mereka.

Kadang mereka tersenyum dan tertawa kecil mengingat semua cerita mereka waktu itu.
"Terus, anak kamu berapa sekarang, Tes?"
"Dua! Cewek semua! Tanpa bapaknya yang kamu tahu, sudah meninggal setahun kemarin, rasanya susah menjadi single parent.

Tapi, aku benci untuk memulai semua dari awal lagi kala ingin mencari calon suami lagi. Anyway, kamu sendiri sudah punya anak berapa?"

"Sudah tiga tahun menikah, kami belum punya anak."
"Oo, tetap semangat ya! Hehe..."

Kadis Ketahanan Pangan Sumba Barat, Imbau Warga Manfaatkan Lahan Tanam Umbi-Umbian

Hujan sudah berhenti, dan dua mangkuk bakso pun sudah habis, namun Noel dan Tesa masih betah di warung tenda bakso itu seolah tahun-tahun yang berlalu sejak perpisahan mereka telah menimbunkan banyak cerita yang harus dibagi di antara mereka.

Bertukaran nomor WA pun menjadi salah satu ritual dalam pertemuan tak disengaja itu. Noel pun sungguh menikmati gerimis di hari kamis itu meski sesaat yang lalu dibencinya setengah mati.

Kala hujan hendak benar-benar berhenti, sesosok perempuan gemuk pendek berkulit coklat tua masuk ke dalam warung tenda. Lena, salah satu teman karib Tina, istri Noel.

"Noel? Kamu di sini? Tina di mana?" Sapanya kala menatap Noel di dalam warung tenda itu.
"Eh Lena. Tina? Dia di rumah. Tadi kehujanan jadi singgah berteduh di sini," balas Noel.

Bintang ILC TV One Rocky Gerung Mesra dengan Politisi PSI Tsamara Amany, Singgung Bulan Madu

"Oo, iya memang, berteduh di sini memang nyaman, apalagi ada yang menemani," lirih Lena, sambil matanya mencuri pandang pada sosok Tesa di sebelah Noel.

"Oh ini Tesa, teman kuliah dulu. Baru juga ketemu di sini, jadi cerita-cerita seputar teman-teman dulu di sana," bela Noel.
Lena hanya mengerutkan keningnya, tanpa menanggapi jawaban Noel. Lena lalu beralih pada pemilik warung itu.

"Mas, bungkus ya baksonya. Satu! Pedaaaass! Bila perlu tambah aroma masa lalu begitu ya mas," pesan Lena pada pemilik warung itu, seolah ingin mengingatkan Noel tentang semua yang terjadi di bawah warung tenda di hari Kamis ini kala gerimis mulai berhenti.

***
Gerimis di hari Kamis di bawah warung tenda itu menjadi cerita manis dan juga sekaligus menjadi ancaman tersendiri bagi Noel sejak saat itu. Tesa yang semakin cantik, janda beranak dua, tubuh yang sintal, rambut hitam kekuningan, tinggal di kota yang sama, maka semua itu akan menjadi hal yang paling menggoda buatnya.

Namun, di antara semua itu, ada Lena, karib Tina yang memang selalu punya bahan cerita untuk digosipkan dengan Tina. Lena kapan saja bisa bercerita tentang pertemuan Noel dengan Tesa di warung tenda kala gerimis di hari Kamis itu. Dan, kala itu terjadi, maka habislah riwayat Noel!

Pilkada 2020 - Peluang Calon Perseorangan Selalu Ada

Sejak hari Kamis itu pula, Tina seolah berubah sikapnya. Dia menjadi lebih banyak diam dan hanya bicara seperlunya saja. Noel jadi bingung dibuatnya.

"Sayang, kamu jadi ke dokter kemarin?"
"Hmm, sudah! Pakai angkot!"
"Maaf ya, aku tak bisa mengantar. Hujannya deras sekali. Kamu tahu sendiri khan?"
"Ya. Hujanlah yang salah. Bukan kamu!"

Tina memang jadi cetus sekarang! Semua pertanyaan Noel selalu dijawab pendek dan tegas! Hari-hari yang benar-benar menyiksa Noel. Sudah genap seminggu, dan Noel tak bisa menahan lagi.

Beberapa kali dia melihat Lena datang ke rumahnya, dan berbicara dengan Tina. Selepas Lena pergi, hatinya menjadi sangat kacau seolah ada balon yang pecah di tangannya. Peristiwa gerimis di hari Kamis itu menjadi bom waktu yang akan meledak, pikir Noel.

Kaum Remaja Jadi Pengidap HIV dan AIDS di Lembata

Namun sejauh ini Tina belum membicarakan dan menanyakan hal itu secara langsung kepadanya. Noel berharap Lena tidak menceritakan kejadian itu pada Tina.

Dan malam ini, kala sudah genap seminggu peristiwa itu terjadi, Noel pun memutuskan untuk berbicara secara baik-baik dengan sang istri. Dia sudah siap untuk menerima apapun dari Tina. Noel tak berhenti membatin tentang betapa benci dirinya pada gerimis di Kamis itu. Dia tidak ingin gerimis tanpa arti di hari Kamis itu bakal mengancam rumah tangganya.

Selepas makan malam yang sunyi, Noel mengumpulkan semua tenaganya untuk mulai berbicara.
"Sayang, aku mau bicara," ucapnya kecil.
"Hmm, aku juga. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu juga. Ini penting sekali."

Jantung Noel berdegup kencang sekali. Mati sudah!
"Baik, biar aku duluan. Aku tahu kamu kecewa sekali karena aku tak bisa menghantarmu ke dokter di hari Kamis minggu lalu itu. Aku sungguh menyesal dan tak tahu bagaimana memohon maaf padamu, aku, aku, .. aku."
"Sudahlah! Itu sudah berlalu," potong Tina.
"Tidak, Tina. Aku ingin kamu tahu betapa aku menyesal."
"Ya, aku sudah tahu itu semua."
"Lalu?"
"Kita tak bisa menyalahkan hujan, Noel! Dan, aku ingin mengatakan bahwa."

Mimpi Liburan Berdua Raffi Ahmad, Nagita Slavina Sebal Selalu Diduakan Sang Suami

Noel menarik napas panjang dan meyakinkan dirinya bahwa dia sudah siap untuk semua hal terburuk sekalipun.
"Bahwa aku hamil! Di hari Kamis itu, saat aku ke dokter, dan dokter bilang aku sudah hamil, sudah dua minggu! Dan kita bakal punya anak, Noel! Anak!" kata Tina, setengah berteriak!

Jantung Noel dibuat naik turun. Antara takut, senang dan lega, sebuah pesan WA masuk ke ponselnya tiba-tiba. Dari Tesa.
"Noel, ayo makan bakso di warung itu lagi".
(Waibalun, 6/2/2020).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved