Kaum Remaja Jadi Pengidap HIV dan AIDS di Lembata
KPAD Kabupaten Lembata tiga tahun terakhir yakni 2017-2019 menunjukkan angka penderita HIV dan AIDS di Lembata cukup tinggi
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Data pengidap HIV dan AIDS di Kabupaten Lembata menunjukkan fakta mencengangkan. Data yang didapat berasal dari Komisi Perlindungan Aids Daerah ( KPAD) Kabupaten Lembata tiga tahun terakhir yakni 2017-2019 menunjukkan angka penderita HIV dan AIDS di Lembata cukup tinggi.
Ketua LSM Permata, Maria Loka mengatakan di tahun 2018 kasus HIV dan AIDS untuk kategori 10-19 tahun sebanyak 4 kasus dan usia 20-24 Tahun 14 kasus.
Sedangkan berdasarkan kategori pekerjaan, pada tahun 2019 Ibu Rumah Tangga menempati posisi tertinggi pengidap HIV dan AIDS di Lembata yakni sebanyak 23 kasus.
• Polres Kupang Kota Naikkan Status Kasus Rumah Makan Jual Makanan yang Ada Belatung ke Penyidikan
"Ini adalah usia remaja. Miris mamang tetapi kita harus bergerak," ungkap Maria di Lewoleba, Senin (10/2/2020).
Menurut dia sudah saatnya remaja harus tahu dan sadar akan kesehatan reproduksi. Remaja di Lembata juga perlu menghindari perilaku beresiko seperti seks bebas yang bisa berpotensi menularkan penyakit mematikan tersebut.
Dia mengajak semua pihak terutama Pemkab Lembata untuk tidak bungkam dan mulai bergerak melindungi masyarakat dari HIV dan AIDS.
• Keluarga Bangga Aprianus Tomas Juara MMA One Pride
Sementara itu pegiat HIV dan AIDSdi Lembata Nefri Eken sebelumnya juga sudah selalu melakukan edukasi kepada masyarakat.
Menurut dia, yang harus dijauhi itu penyakitnya dan bukan orangnya. Alasannya virus HIV ini tidak ditularkan melalui makanan, minuman dan pelukan. Hal inilah, kata dia, yang harus diketahui oleh masyarakat. Selama ini banyak orang salah kaprah dan menganggap penyebaran virus ini hanya dengan sentuhan.
Padahal HIV/AIDS hanya bisa menular lewat kontak cairan darah, cairan vagina, cairan mani dan ASI. Penularannya bisa lewat penggunaan jarum suntik yang tidak steril, hubungan seks yang tidak aman dan pemberian ASI dari ibu yang sudah positif tertular. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)