Breaking News

VIDEO: Ini Kisah Warga Wolokisa. Nikmati Listrik 24 Jam Berkat Tenaga Mirkro Hidro. Ini Videonya

VIDEO: Ini Kisah Warga Wolokisa. Nikmati Listrik 24 Jam Berkat Tenaga Mirkro Hidro. Penggunaan listrik terbarukan itu sudah 10 tahun terakhir.

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Frans Krowin

VIDEO: Ini Kisah Warga Wolokisa. Nikmati Listrik 24 Jam Berkat Tenaga Mirkro Hidro. Ini Videonya

POS-KUPANG.COM, MBAY – VIDEO: Ini Kisah Warga Wolokisa. Nikmati 24 Jam Berkat Tenaga Mirkro Hidro. Ini Videonya

Warga Kampung Seda, Desa Wolokisa, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, sudah 10 tahun terakhir menikmati listrik 24 jam berkat tenaga mikro hidro (PLTMH).

Sejak tahun 2010, warga Kampung Seda dan sekitarnya menikmati listrik tenaga air yang merupakan hasil upaya pemerintah desa bersama masyarakat Wolokisa.

VIDEO: Pengungsi Asal Afganistan Ini Berharap Cepat Tiba di Negara Ketiga. Simak Videonya

VIDEO: Setelah Hilang Sehari, Nelayan Asal Paga Ini Ditemukan Selamat. Ini Videonya

VIDEO: Prakiraan Cuaca BMKG Rabu 5 Februari 2020 3 Kota Besar Ini Hujan Petir Kupang Hujan Lokal

Dulu warga sangat kesulitan mendapatkan penerangan. Ada yang menggunakan pelita, lampu gas, generator (berbahan bakar solar) dan genset (berbahan bakar bensin).

Hampir setiap hari, uang dikeluarkan untuk membeli bahan bakar. Namun setelah ada PLTMH, masyarakat merasakan hal yang berbeda.

Pengeluaran BBM praktis tidak ada, kecuali untuk keperluan lainnya.

Salah seorang warga Kampung Seda, Desa Wolokisa, Hironimus Keo (43), mengaku saat ini ia tidak membuang uang lagi untuk beli bahan bakar.

Yang dikeluarkan hanya uang untuk membayar iuran Rp 25.000 perbulan. Hanya dengan uang itu, ia dan keluarga memakai listrik dengan MCB tegangan 450 volt.

"Di Desa Wolokisa ini ada dua turbin. Turbin Malapea dan Turbin Kuyukata. Dua turbin ini memanfaatkan aliran air dari Ae Tunga. Air untuk PLTMH," ujar Hironimus, saat ditemui di Kampung Seda, Desa Wolokisa, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Selasa (4/2/2020).

Hironimus mengaku sudah 10 tahun mereka menikmati listrik tenaga mikro hidro. Listrik nyala hampir 24 jam. Kecuali kalau musim olah sawah kadang hanya 12 sampai 15 jam saja. Karena air digunakan untuk keperluan sawah.

Meskipun begitu, warga sangat bersyukur karena tidak semua orang bisa menikmati listrik dengan teknologi canggih atau energi terbarukan yang ramah lingkungan ini.

"Ini hampir 10 tahun kami nikmati jasa listrik PLTMH. Tapi sekarang ini musim olah sawah, sehingga listriknya hanya setengah hari yakni, mulai jam 15.00 Wita hingga 08.00 Wita,” ujar Hironimus.

Dari jasa listrik itu, masyarakat hanya membayar iuran Rp 25. 000 per bulan. Padahal listrik itu kami gunakan untuk lampu penerangan malam, TV juga musik.

Ia mengaku sebelum ada listrik PLTMH, keluarganya menggunakan generator. Dan, itu sangat boros. Hampir setiap hari ia keluarkan uang untuk beli bahan bakar.

Kata dia, PLTMH Malapea mempunyai pelanggan sebanyak 30 Kepala Keluarga (KK) termasuk di Maukeli, daerah dekat pantai.

Dia mengaku kendala yang dihadapi, adalah jika air kurang dan vanbel di bagian rumah turbin, putus. Tapi, warga secara swadaya atau dengan uang yang terkumpul, bisa memperbaikinya.

Warga lainnya, Benyamin Jata (56) mengaku saat ini ia sangat bersyukur atas hadirnya PLTHM di Desa Wolokisa. Pasalnya di daerah lain, sampai sekarang belum ada listrik.

Agar listrik tetap hidup, masyarakat Wolokisa harus memelihara apa yang ada. Caranya, lakukan penghijauan secara terus menerus.

Tanaman produktif harus selalu dikembangkan, untuk tanam air dan melestarikan lingkungan.

"Apa yang kami nikmati sekarang ini merupakan ide dari Pemerintah Desa Wolokisa. Tapi untuk mewujudkannya, masyarakat secara swadaya mengumpulkan unang untuk bangun rumah, bak penyaringan, pengadaan kabel, tiang dan ongkos tenaga teknis," kisah Benyamin.

Benyamin mengatakan, setiap hari Sabtu, listrik menyala nonstop sampai hari Senin pagi sekitar pukul 08.00 Wita.

Tapi kalau musim bajak sawah, air dialirkan ke sawah, sehingga penggunaan listrik dibatasi. “Ini semua kesepakatan kami atas ide Kepala Desa,” ujar Benyamin.

Ia mengaku beberapa waktu lalu warga melaksanakan penghijauan dan pelestarian lingkungan. Warga tanam anakan pohon.

"Upaya kami tanam pohon didekat mata air. Tanaman pertanian, sehingga air tetap ada," ujarnya.

Ia mengaku sumber air yang diperolah adalah mata air Kali Ae Tunga atau Kali Lowo Mere menuju Bendungan disalurkan ke Parit dan menuju bak penampung dan penyaring hanya 2x1.5 meter dan dalamnya 1.20 Meter persegi.

"Dari situ disalurkan ke rumah turbin disana ada dinamo. Air Ae Tunga disalurkan ke Bendungan Malapea mengaliri sawah di Malapea. Dari bendungan air dialirkan melalui parit menuju Seda. Jarak antara bak penampung atau penyaring hingga rumah turbin hanya 75 meter saja," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Desa Wolokisa, Adrianus Siga (48) mengaku warganya sangat bersyukur karena bisa menikmati listrik 24 jam.

Kades Adrianus menyebutkan di Desa Wolokisa mempunyai dua turbin yang menjangkau seluruh rumah warga Desa.

Turbin pertama PLTMH Malapea dengan jumlah jumlah pelanggan 30 KK dengan kapasita listrik 15 Kilowatt.

Sedangkan PLTMH kedua yaitu Kuyukata dengan kapasitas 45 Kilowatt menjangkau 117 Kepala Keluarga atau pelanggan.

"Kalau PLTMH Malapea tahun 2010 itu kerja selama tiga bulan saja selesai, warga langsung menikmati listrik. Sedangkan PLTMH Kuyukata tahun 2014. Per KK hanya bayar iuran 25.000 rupiah saja," ujar Kades Adrianus.

Kata Kades Adrianus awalnya karena kesulitan akses PLN. Ditambah lagi PLN diwilayah Mauponggo yang tidak mungkin menjangkau Wolokisa daerah perbukitan dan pegunungan. medan yang cukup sulit.

VIDEO: Simak Ramalan Shio Rabu 5 Februari 2020 Oleh Pakar Fengshui Babi Dapat Rejeki Ular Kena Sial

VIDEO: Beginilah Ekspresi Peserta yang Lolos Tes CPNS di Nagekeo. Tonton Videonya Yuk

VIDEO: Ini Skenario Evakuasi Bangkai Kapal Shimpo yang Tenggelam di Pelabuhan Lewoleba. Ini Videonya

Sedangkan di Wolokisa potensi air sangat melimpah. Bendungan Malapea sudah ada dan dimanfaatkan untuk olah sawah.

"Per KK 25.000 rupiah atas kesepakatan bersama di kelola oleh unit sektor PLTMH. Itu semua ada Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART)," ujar Kades Adrianus.

Kades Adrianus mengaku berhasilnya PLTMH tersebut berkat bantuan Pemerintah Daerah Nagekeo dan swadaya masyarakat.

"Kalau Malapea punya bantuan Pemda Nagekeo itu 80 juta rupiah waktu itu masih Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan swadaya masyarakat 60 juta. Sedangkan untuk Kuyukata 1.2 M Pemda Nagekeo dulu Dinas Sumber Daya Energi yang sekarang UPTD Sumber daya energi di Kupang dan pusatnya di Maumere," ujar Kades Adrianus.

Kades Adrianus mengaku penggunaan listrik sampai saat ini hanya 12 jam saja. Kecuali kalau hari Sabtu atau Minggu itu 24 jam.

Ia juga menyebutkan untuk tempat fasilitas umum seperti gereja, sekolah, kantor desa dan Polindes tidak dipungut biaya. Itu berdasarkan kesepakatan bersama dan tertera dalam AD/ART. (POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan)

Tonton Videonya Di Sini:

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved