Pena Batas RI-RDTL Luncurkan Buku Sumbang Gagas Untuk Negeriku
karya buku perdana ini menjadi motivasi bagi anggota Pena Batas RI-RDTL agar bisa menghasilkan karya-karya berikutnya.
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Rosalina Woso
lihat foto
Pena Batas RI-RDTL Luncurkan Buku, Sumbang Gagas Untuk Negeriku
POS KUPANG.COM| ATAMBUA----Persatuan Jurnalis Belu Perbatasan (Pena Batas) RI-RDTL meluncurkan buku Sumbang Gagas Untuk Negeriku sebagai hasil karya para jurnalis yang bertugas di Kabupaten Belu.
Peluncuran buku Sumbang Gagas Untuk Negeriku ditandai dengan pemukulan tihar (gendang kecil) oleh Wakil Bupati Belu, Drs. J.T Ose Luan didampingi Ketua Pena Batas, Fredrikus Royanto Bau, Pelindung Pena Batas. Acara peluncuran buku dipadukan dengan acara natal dan tahun bersama serta pengukuhan badan pengurus Pena Batas RI-RDTL periode 2020-2022 yang berlangsung di Gedung Betelalenok Atambua, Jumat (31/1/2020).
Ketua Persatuan Jurnalis Belu Perbatasan (Pena Batas) RI-RDTL periode 2017-2019, Fredrikus Royanto Bau mengungkapkan, buku setebal 122 halaman dengan kemasan lux itu ditulis oleh 17 jurnalis anggota Pena Batas RI-RDTL dan satu pastor, yakni Romo Sixtus Bere.
Ke 17 jurnalis yang menjadi penulis buku ini adalah, Fredrikus Royanto Bau, Yansen Bau, Frans Borgias Kolo, Mariano Parada, Teni Markadimus Jenahas, Richi Richardus Anyan, Febriany Leo Lede, Stefanus Dile Payong, Martinus Mau Loe Boimau, Andreas Yoseph Ola Witak, Yohanes Berchmans Nahak, Marselinus Manek, Jefri Adrianus Suni, Ronny Christianus Anyan, Margaretha Penu, Dhoru Vicente, Mutiara Christin Melanie Malehere.
Menurut Edy Bau, wartawan di Belu yang tergabung dalam komunitas Pena Batas sudah berniat untuk menulis buku sejak tahun 2017. Namun mimpi itu, hilang tanpa jejak karena kesibukan dari para wartawan dalam melaksanakan liputan dan penugasan masing-masing.
Di tahun 2019, lanjut Edy Bau, impian membuat buku yang sempat hilang itu, kembali mencuat atas motivasi yang sangat kuat dari para pekerja media.
Rekan-rekan wartawan Pena Batas yang dikomandoi Berchmans Nahak mulai mengumpulkan materi tulisan yang merupakan sari pati hasil liputan selama bertugas di Kabupaten Belu.
Dari materi tersebut mulai diramu dalam bentuk buku sehingga terbitlah sebuah buku karya anggota Pena Batas yang berjudul Sumbang Gagas Untuk Negeriku. Buku ini berisi kumpulan esai moral-kemanusiaan dan Refleksi Pembangunan Para Jurnalis Pena Batas RI-RDTL.
Edy mengatakan, dengan penuh kebanggaan para pekerja pers di tepian negeri ini menunjukkan bahwa mereka tak hanya sekedar membuat berita tapi bisa menulis buku. Menulis buku merupakan tradisi literasi yang harus dikembangkan dewasa ini.
"Sang pengarang, Pramoedya Ananta Toer pernah bilang melalui ungkapan yang melegenda dan menginspirasi, “Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.” ungkap Edy yang adalah anggota KPID Provinsi NTT.
Dia berharap, karya buku perdana ini menjadi motivasi bagi anggota Pena Batas RI-RDTL agar bisa menghasilkan karya-karya berikutnya.
Pena Batas mengharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Belu dan semua elemen masyarakat agar mendukung kerja-kerja jurnalistik demi membangun Rai Belu tercinta.
Wakil Bupati Belu, Drs. J.T Ose Luan memberikan apresiasi kepada Persatuan Jurnalis Belu Perbatasan (Pena Batas) RI-RDTL yang telah menghasilkan karya berupa buku dengan judul Sumbang Gagas Untuk Negeriku.
Ose Luan juga mengapresiasi kepada Pena Batas karena organisasi tersebut tetap eksis sampai dengan saat ini dan sudah memberikan sumbangsih dalam pembangunan di Kabupaten Belu.
• Ulat Grayak Makan Taman Jagung, Bupati Flotim Tetapkan KLB
• Dinkes Sumba Tengah Akui Sepanjang Januari 2020 Belum Ada Kasus DBD
Apresiasi yang sama disampaikan Romo Ino Nahak, Pr dalam kotbahnya saat memimpin ibadat. Katanya, wartawan yang tergabung dalam Pena Batas sungguh luar biasa karena bisa menulis buku. (Laporan Reporter POS KUPANG.COM,Teni Jenahas).
