Google Search Meledak Dihujani Pencarian Kata Kunci Virus Bir Corona yang Diduga Penyebar Virus Maut

Wabah penyakit akibat coronavirus memang sangat mencengangkan dengan terus bertambahnya jumlah korban yang berjatuhan.

Editor: Agustinus Sape
DailyMail
Ketakutan juga melanda netizen karena kata pencarian dengan corona termasuk turunannya seperti corona beer dan corona beer virus telah meningkat sampai 1.100 persen. 

Golongan pertama
Direktur Medik & Keperawatan dr. Nucki Nursjamsi mengatakan bahwa golongan pertama merupakan orang dalam pemantauan.

Pasien ini memiliki riwayat perjalanan ke China atau negara yang terjangkit selama 14 hari sebelum timbul gejala.

Lalu terdapat gejalanya demam, suhunya di atas 38 derajat dan gejala batuk pilek.

Ketiga kriteria ini, menurut Nucki, disebut orang dalam pemantauan.

"Untuk tipe ini tak perlu panik cukup, kontrol di pusat kesehatan terdekat dan disarankan isolasi diri di rumah tak perlu ke RSHS," kata Nucki di RSHS Bandung, Kamis (30/1/2020).

Golongan kedua
Golongan kedua merupakan pasien dalam pengawasan.

Kriteria pasien ini apabila memiliki riwayat ke china atau negara yang terjangkit dalam 14 hari sebelum muncul.

Apabila orang tersebut kontak dengan pasien atau orang terkonfirmasi menderita virus corona (terbukti secara lab).

Gejala klinis demam, batuk pilek, atau gejala pnemounia atau infeksi paru dibuktikan dari pemeriksaan rontgen.

"Pasien dalam pengawasan ini harus di isolasi," ucap Nucki.

Golongan ketiga
Golongan ketiga itu pasien probabel yakni pasien yang dalam pengawasan yang diperiksa untuk 2019-nCov tetapi inkonklusif  (tidak dapat disimpulkan).

Atau, seseorang dengan hasil konfirmasi positif pan-coronavirus atau Beta coronavirus.

"Pasien probabel yang terkonfirmasi dari hasil lab yaitu seperti yang kami lakukan dari kedua pasien ternyata negatif," katanya.

Golongan keempat
Golongan keempat adalah seseorang yang terinfeksi virus corona dengan hasil pemeriksaan laboratorium positif

Dengan adanya beberapa golongan diatas, Nucki menyampaikan bahwa pasien yang bisa di isolasi atau dirujuk ke RSHS adalah pasien dalam kelompok pengawasan.

"Kami ingatkan dalam hal merujuk ada sistem informasi yang di jalankan rumah sakit. Pertama melakukan konfirmasi ke kita cek kesiapan," kata Nucki. 

"Setelah siap kami telfon ke rumah sakit yang merujuk, dan Rumah sakit yang merujuk harus datang pasien dengan alat pelindung diri lengkap." 

Tipe dalam pemantauan
Sementara tipe orang dalam pemantauan, kata Nucki, kelompok ini tak peelu datang ke RSHS, tetapi cukup di pelayanan kesehatan atau pelayanan kesehatan primer.

"Orang dalam pemantauan ini memang ada demam batuk dan riwayat ke China. Cukup dilakukan isolasi diri," ucapnya.

"Sementara kriteria pasien dalam pengawasan, tipe dua ini harus dilakukan penanganan isolasi dan tidak boleh dirawat di rumah," imbuhnya.

Dalam beberapa hari ini, kata Nucki, sudah ada lima sampai enam pasien yang datang ke RSHS untuk rawat jalan.

"Tapi hal ini sebetulnya tak perlu datang ke RSHS, ke pelayanan lain pun bisa," ucapnya.

Sumber: Wartkota.com/Kompas.com

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved