Google Search Meledak Dihujani Pencarian Kata Kunci Virus Bir Corona yang Diduga Penyebar Virus Maut
Wabah penyakit akibat coronavirus memang sangat mencengangkan dengan terus bertambahnya jumlah korban yang berjatuhan.
Fakta Google Search Dihujani Pencarian Kata Kunci Virus Bir Corona yang Diduga Penyebar Virus Maut
POS-KUPANG.COM - Bisnis minuman keras (miras) ikut terpengaruh oleh mesin pencarian Google, lewat Google Search terjadi ledakan pengguna dengan kata kunci corona.
Dampaknya, merek minuman keras corona juga dianggap sebagai penyebar coronavirus yang menakutkan.
Wabah penyakit akibat coronavirus memang sangat mencengangkan dengan terus bertambahnya jumlah korban yang berjatuhan.
WNI dan warga asing lainnya berharap pertolongan untuk segera dievakuasi dari Wuhan.
Berbeda dengan warga asing lainnya, WNI di Wuhan terjebak karena pemerintah belum ada niat mengevakuasi warganya.
Google search dibanjiri dengan gelombang pencarian dengan kata kunci corona beer virus.
Pencarian itu juga memicu kebingungan karena bir dengan cairan berwarna kuning seperti warna air kencing itu adalah produk minuman keras asal Meksiko.
Dikabarkan wabah mematikan itu menewaskan 133 warga di China meski angka pasti masih simpang siur karena diduga ditutupi rezim komunis China, yang memang selalu menutupi semua informasi.
Sebagaimana dikutip Warta Kota dari Daily Mail, sejumlah orang telah kebingungan dengan adanya coronavirus baru yang mematikan, yang bersatu dengan bir corona yang diproduksi di Meksiko.
Produk itu juga bisa ditemukan dengan mudah di sejumlah supermarket atau tempat penjualan lainnya.
Angka pencarian kata kunci untuk bir corona dan virus bir corona telah naik lebih dari 1.100%, selama seminggu terakhir.
Virus bir Corona atau corona beer virus adalah kata kunci yang paling sering dicari di Hawaii, California, dan Washington dari tanggal 22 Januari hingga 29 Januari 2020.
Di luar AS, frasa itu juga paling sering dicari di Singapura, Kamboja, Sri Lanka, Australia, dan Selandia Baru.
Sejauh ini, sudah tercatat angka lebih dari 6.000 orang di seluruh dunia telah terinfeksi virus dan 133 orang - semuanya di China - telah meninggal dunia.