Butuh Waktu Beberapa Bulan Kembangkan Vaksin Virus Corona, Ini Kata Ilmuwan

Infeksi virus corona Wuhan atau novel coronavirus (2019-nCoV) terus berkembang di China dan negara-negara lain di seluruh dunia.

Editor: Ferry Ndoen
Kolase TribunStyle.com/duke.edu/Pear Video
Suami lepas istri perawat jadi tenaga sukarela ke Wuhan. Tangis Pecah Saat Lepas Istrinya untuk Pergi Sebagai Perawat Relawan Virus Corona 'Aku Mencintaimu' 

POS KUPANG.COM--  - Infeksi virus corona Wuhan atau novel coronavirus (2019-nCoV) terus berkembang di China dan negara-negara lain di seluruh dunia.

Hingga saat ini, para ilmuwan di seluruh dunia sedang berusaha untuk mengembangkan vaksin yang bisa melawan virus ini.

Namun, kapan kira-kira vaksin tersebut berhasil ditemukan?

Mengingat hingga Kamis (30/1/2020), jumlah korban tewas sudah mencapai 170 orang, dan telah menginfeksi lebih dari 6.056 orang. Angka ini hanya untuk wilayah China.

Sementara beberapa ahli epidemiologi memperkirakan bahwa jumlah orang yang terinfeksi virus di China kemungkinan mencapai 100.000.

Selain China, virus corona Wuhan sudah menyebar ke 16 negara lain. Hingga saat ini tidak ada laporan korban meninggal di luar China.

Selagi pemerintahan di semua negara mengambil langkah secara fisik untuk mencegah penyebaran, seperti isolasi beberapa kota di China, pemeriksaan di bandara dan pelabuhan, dan lain sebagainya, para ilmuwan tengah mengembangkan vaksin.

"Kami sedang mengerjakannya (mengembangkan vaksin). Semoga dalam waktu tiga bulan, kami sudah dapat memulai uji coba tahap pertama ke manusia," ungkap Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular di National Institutes of Health kepada Bloomberg News pekan lalu.

China pun sangat tanggap dan cepat untuk segera mempelajari virus corona jenis baru itu.

Setidaknya, dalam beberapa hari setelah kasus virus corona 2019-nCoV pertama kali diumumkan, ilmuwan China segera mengetahui bahwa virus itu termasuk betacoronavirus yang terkait dengan virus sindrom pernafasan timur tengah (Mers-CoV) dan virus Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARSCov).

Virus 2019-nCoV juga diketahui menyerang paru-paru sehingga menimbulkan gangguan pernapasan. Ilmuwan pun segera dapat mendeteksi dari mana virus berasal.

China sudah melakukan pelarangan berpergian, khususnya dari tempat-tempat dimana banyak warganya terjangkit virus corona.
China sudah melakukan pelarangan berpergian, khususnya dari tempat-tempat dimana banyak warganya terjangkit virus corona. (Reuters/Martin Pollard)

Dan yang lebih penting adalah, ilmuwan China membagikan informasi ini ke WHO dan seluruh dunia.

Transparansi ini pada akhirnya akan membantu para ilmuwan di seluruh dunia untuk mempelajari lebih dalam tentang seluk beluk virus dan mulai membuat vaksin.

Pada Minggu kedua Januari, Science Magazine melaporkan bahwa NIH telah menandatangani kontrak dengan perusahaan biotek Moderna untuk mengembangkan vaksin virus corona Wuhan.

Minggu lalu, Komisi untuk Kesiapsiagaan Epidemi Inovasi mengumumkan bahwa pihaknya mendanai tiga tim, termasuk Moderna, untuk membuat vaksin tersebut.

Pekerja medis di ICU (unit perawatan intensif) Rumah Sakit Zhongnan, Wuhan. Dokter dan pekerja medis tidak sempat pulang, kurang istirahat, terpaksa memakai pampers. Virus corona adalah infeksi pada saluran pernapasan yang dapat menyebabkan penyakit seperti pneumonia atau pilek. (Daily Mail)
Pekerja medis di ICU (unit perawatan intensif) Rumah Sakit Zhongnan, Wuhan. Dokter dan pekerja medis tidak sempat pulang, kurang istirahat, terpaksa memakai pampers. Virus corona adalah infeksi pada saluran pernapasan yang dapat menyebabkan penyakit seperti pneumonia atau pilek. (Daily Mail) (Pekerja medis di ICU (unit perawatan intensif) Rumah Sak)
Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved