Ini Saran Dari Psikolog Untuk Orangtua Saat Anak Dibully Temannya
body shaming bukan hanya dialami oleh orang dewasa, anak-anak pun bisa mendapat perlakuan negatif ini.
Bahkan, depresi ini bisa terbawa hingga mereka dewasa.
Besar kemungkinan mereka juga akan kehilangan body image mereka yang positif.
Mereka akan selalu menganggap bahwa dia tidak sempurna.
Lantas, bagaimana peran kita sebagai orangtua?
Tampung Emosi
Menurut Mira D. Amir, psikolog anak, biasanya orangtua akan melakukan negasi, misalnya dengan mengatakan, “Kamu enggak gendut, kok”, padahal hal tersebut tidak disarankan.
Memang, orangtua mana yang tidak mau membela anak.
Tapi menyangkal bukanlah hal yang tepat.
Jika ini terus dilakukan, anak tidak akan mampu menyelesaikan masalahnya, tapi hanya akan menyalahkan orang lain atau keadaan.
Maka cara yang tepat adalah dengan menampung emosi anak.
Saat terkena body shaming si anak pasti akan merasakan emosi negatif, seperti sedih, marah, kesal, atau malu.
Nah, orangtua sebagai pihak yang paling dekat dengan anak harus bisa menampung emosi tersebut tanpa melakukan interupsi agar anak bisa merasa nyaman dan tenang.
Ketika emosi tidak nyamannya sudah keluar dan mereka merasa lebih tenang, barulah kita bisa mengajak anak diskusi untuk menelusuri mengapa kira-kira ia di-body shaming dan bantu anak untuk mencari solusi untuk masalahnya tersebut.
Tapi ingat, membantu tidak sama dengan memberikan keputusan.
Biarkan anak terbiasa untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.