Opini Pos Kupang
Virus Corona 2019-nCov, Patogen yang "Melompat" dari Hewan ke Manusia
Baca Opini Pos Kupang berjudul virus corona 2019-nCov, Patogen yang "Melompat" dari Hewan ke Manusia
Cara Penularan Virus Corona
Coronavirus umumnya menular melalui kontak langsung dengan penderita dalam jarak 1 sampai 2 meter. Penularan virus terutama melalui batuk ataupun bersin oleh penderita. Orang lain dapat terinfeksi melalui kontak dengan partikel virus yang melekat pada permukaan objek, walaupun masih belum diketahu berapa lama virus nCov dapat bertahan hidup di luar tubuh penderita.
Jika seorang penderita bersin atau batuk dan mengena suatu objek, seperti meja, keyboard komputer, gagang pintu, lalu orang lain datang menyentuh objek tersebut dan menggosokkan tangannya pada kelopak mata atau hidung, maka kemungkinan orang tersebut akan terinfeksi dan sakit.
Masa inkubasi penyakit, yakni waktu dari masuknya virus kedalam tubuh sampai munculnya simtom atau gejala penyakit, masih belum diketahui pasti. Namun para ahli kesehatan memperkirakan bahwa masa inkubasi penyakit coronavirus 2019-nCov adalah sekitar 14 hari.
Masih belum jelas apakah seseorang sudah dapat menularkan virus selama dalam masa inkubasi
tersebut.
Bagaimana Mencegah Terinfeksi Virus Corona Secara Personal?
Hingga saat ini belum ada vaksin yang dapat digunakan untuk mencegah infeksi virus nCov. Tidak ada juga pengobatan spesifik terhadap pasien penderita. Lembaga CDC (Center for Disease Control and Prevention) Amerika Serikat merekomendasikan tindakan higienis untuk mencuci tangan dengan sabun dan air minimal selama 20 detik sebelum makan, setelah keluar dari toilet/kamar mandi, setelah batuk atau bersin, serta sebelum dan sesudah merawat teman ataupun anggota keluarga yang sakit.
Pasien terinfeksi virus corona agar mengenakan masker untuk melindungi penularan kepada
orang-orang di sekitarnya; atau jika pasien tidak dapat mengenakan masker, orang yang berada
di sekitarnya harus mengenakan masker.
Perawat pasien terinfeksi virus corona disarankan mengenakan masker dan sarung tangan ketika berkontak dengan cairan tubuh pasien. CDC menyarankan masker yang dapat memfilter 95 persen partikel virus dan setidaknya berukuran diameter 0,3 mikron. (Masker N95).
Bahan-bahan pembersih yang mengandung disinfektan dapat digunakan untuk membersihkan
sekaligus membunuh virus yang terlanjut melekat pada permukaan objek seperti lantai, meja,
toilet, telepon, HP, keyboard dan sebagainya.
Sampai saat ini Indonesia masih bebas dari kasus penyakit coronavirus meski beberapa waktu
yang lalu masyarakat sempat dihebohkan dengan laporan kasus suspect 2019-nCov yang
kemudian terbukti negatif. Namun kita tidak boleh lengah mengingat beberapa maskapai
penerbangan kita menyelenggarakan penerbangan langsung ke beberapa kota di China, termasuk
ke Wuhan.
Tambahan lagi, Negara tetangga kita, Singapura dan Malaysia juga sudah terkonfirmasi memiliki pasien terinfeksi coronavirus. NTT yang memiliki pekerja migran (TKI) berjumlah cukup besar di kedua negara tersebut tentunya harus lebih sigap mengantisipasi masuknya virus corona bersamaan dengan pulangnya para pekerja ke kampung..
Kasus infeksi virus corona 2019-nCov di luar negeri China tergolong rendah. Hal ini yang
membuat WHO belum mendeklarasikan penyakit ini sebagai darurat kesehatan global. WHO
berargumentasi bahwa hingga kini belum ada bukti penularan virus 2019-nCov dari manusia ke
manusia di luar China.
Walaupun demikian, Indonesia tidak boleh lengah dan menganggap remeh oleh karena dampak wabah coronavirus memiliki dampak multi dimensi tidak saja sebagai ancama kesehatan dan jiwa tetapi juga berdampak secara politik, social dan ekonomis. Bisa dibayangkan keseluruhan dampak tersebut bagi pemerintah dan masyarakat Kota Wuhan dan 12 kota lainnya akibat isolasi wilayahnya.
Mobilitas penduduk terutama dari wilayah wabah ataupun endemik penyakit merupakan salah satu faktor risiko penting yang perlu diperhatikan. Namun tentunya Pemerintah Indonesia tidak mungkin secara langsung melarang warga negara asing untuk memasuki wilayah Indonesia.